good points Pak jadi memang 'rada' hati2 dan wise meng-handle data dari
various methods/measurements..ngomong2 soal PHI..Seorang teman punya
hitungan (hopefully we are already aware of it!) bila ada error 10% dari
nilai PHI yang sebenarnya , maka -dengan asumsi parameter Archie yang lain
correct- akan ada error hingga 30%an dalam perhitungan volume hidrokarbon
in place (in contrast bila error 10% tsb melekat pada nilai resistivity,
error vol.hcnya nggak sampai 10%...)
shutbar
---
At 11:21 PM 7/24/2003 +0000, you wrote:
Ada beberapa item yg dapat kita ambil disini
Selain adanya perbedaan method yang menyangkut kualitas presisi (ketepatan
diskripsi/identifikasi), kuantitas akibat perbedaan kerapatan sampling yg
ada dalam identifikasi mineralogy. Hal yang penting juga adalah tujuan
dari masalah yg dikemukakan mas Teguh.
Dalam hal ini tentunya akan ada pembobotan (weighting) yang berbeda.
Tentang pembobotan ini baru saja diuraikan ringkas oleh Sdr Adi di milist
sebelah (FOGRI) ttg bagaimana pemberian pembobotan ini secara kualitatip.
Pembobotan ini merupakan hal yang sangat penting sehingga penggunaan data
ini tidak bias oleh pre-knowledge yg dimiliki oleh masing-2 expert.
Kecenderungannya adalah "kepercayaan"terhadap apa yang diketahui
sebelumnya. Sehingga diperlukan keterbukaan berpikir untuk menerima
metode-metode lain yg mungkin akan lebih akurat dan sesuai dengan tujuan
dari penelitian/riset yang dilakukan.
Untuk keperluan reservoir modeling (mis utk membuat earth model) tentunya
akan mempunyai pembobotan yg berbeda dengan keperluan drilling (untuk
menentukan jenis lumpur yg akan dipakai sehingga tidak merusak formasi).
Identifikasi clay ini akan berbeda pula kalau diperlukan untuk study
sedimentology. Walopun jelas semuanya tentu akan ada hubungannya.
Hal yang mirip adalah ketika melihat data porositas. Banyak sekali metode
untuk mengukur atau menghitung porositas. Nah, mana yang bisa "dipercaya"
? ... apakah pengukuran dengan core lebih dipercaya karena langsung
berhubungan dengan batunya, ataukah dengan log, ataukah dengan seismic
inversi ... mana yang lebih bisa "dipercaya" ?
<canda on>
ini soal ilmu kok jadi percaya - tidak percaya yak ?
<canda off>
Problem "scaling" dan "weighting" ini akan selalu saja ada dalam semua
bidang ....
termasuk social science looh . ... mana yg penting didahulukan, kebutuhan
lokal kecamatan, kabupaten, propinsi atau negara ... mana yg didahulukan ... ??
hef e nais whik en
Salam
RDP
"masih mencari analogi lowstand wedge reservoir ... :p"
From: Sanggam Hutabarat <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Thin Section Point Count vs XRD
Date: Thu, 24 Jul 2003 09:53:57 +0700
nimbrung, hari ini baru kembali dari cuti besar, saya tanggapi email
mula2 ttg topik dari Mas Teguh yang menarik.....sebagai tambahan bersama
apa yg sudah diuraikan Pak Harry Alam dll..
Principally ke dua metoda berbeda jauh dan/sehingga keluarannya
(outputnya) juga berbeda. Untuk jumlah secara kwantitatif XRD dapat
diandalkan (dalam persen berat); ts, tergantung sampelnya, bila 'clean'
mungkin bisa diandalkan (dalam persen volume--juga tergantung berapa
banyak counting yang dilakukan/berhubungan dgn statistika error---250
points?, jam terbang di analis dsb).
Untuk orang penilai formasi, thin section salah-satunya berguna untuk
menunjukkan keberadaan clay: apakah structural (glauconite?,
clay-replaced grains, rip-up/shale clasts), dispersed (grain-coating,
pore-filling, pore-bridging dll), laminar (related to bioturbation,
burrowing, depositional dll), yang memberi implikasi tertentu kepada
formation evaluation. Kecuali kaolinit, dan kadang2 illite atau chlorite,
umumnya jenis clay nggak bisa ditentukan via ts (waktu drilling paling
banter orang bisa kenali kaolinite itupun jenis yang gede-vermicular misalnya)
My opinion, XRD adalah the best tool so far untuk merecord jenis clay
minerals dan jumlahnya (cepat tapi cukup mahal). Tapi bisa menyesatkan
juga bila XRD bilang 30weight % illite kita bilang sample itu shaly
padahal illite tsb ngumpul sebagai structural clay (~framework grains)
jadi perlu ts. Dgn XRD kita juga bisa menentukan keberadaan clay2 yang
mixed-layer serta kandungan swelling clays e.g.smektit
(ekspandibilitasnya). Orang pencinta XRD bilang XRD never lies..
Jadi ya tergantung kasus formasinya , kadang2 memang dibutuhkan kombinasi
sem, xrd dan ts untuk mendapatkan kepercayaan yg lebih tinggi itu Mas Teguh....
Salam
shutabarat
---
At 08:43 AM 7/23/2003 +0800, you wrote:
Teman-teman,
kalau kita punya data thin section point count dan XRD analysis, diantara
dua data itu
yang mana lebih kita percaya utk mengetahui jumlah kandungan "CLAY"-nya ?
Trims sebelumnya atas responsenya.
Salam,
Teguh P.
_________________________________________________________________
The new MSN 8: smart spam protection and 2 months FREE*
http://join.msn.com/?page=features/junkmail
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------