Ferdi, Boleh juga pikirannya. Idealnya sih memang begitu, yaitu di kedua daerah yang tegaklurus dari poros podal-antipodal itu, efek bencana minimal jadi rate of extinction pun minimal. Di mana kedua daerah itu, adalah di sekitar selatan New Zealand dan utara Alaska sekitar palung Kuril. Saat 65 Ma kedua tempat itu tak jauh beda dengan sekarang. Di selatan New Zealand, Antarktika masih agak ke utara dari posisinya sekarang - sisa sisa peretakan Gondwanaland belum terlalu melebar. Di Kuril pun, Alaka masih agak dekat dengan bagian timur Siberia. Boleh jadi di kedua tempat itu pada 65 Ma bencana paling minimal di Bumi. Hanya, patut diingat pula bahwa tak ada tempat terlalu aman untuk suatu bencana global. Tsunami bisa melanda ke mana saja dalam sistem sirkulasi lautan yang bersatu, debu2 serakan benturan meteorit dan piroklastika volkanisme ringan bisa dibawa sirkulasi atmosfer ke sekeliling Bumi. Akhirnya banyak yang punah juga. Saat 65 Ma itu, semua fauna dengan badan di atas 25 kg kata sebuah publikasi punah, tinggal yang kecil-kecil termasuk banyak jenis mamalia yang survive dan mendominasi Tersier. Semua reptil raksasa dinosaurus mati. Salam, awang
[EMAIL PROTECTED] wrote: uraian yang menarik sekali.... mis : memang terjadi sistem K-T Boundary Mass Extinction adalah kerja sama berdua antara extra-terrestrial astroblem di Chicxulub dan terrestrial volcanism di Deccan Traps, dan sekarang masih ada mahkluk hidup berarti ada daerah yang tidak terkena/sedikit terkena pengaruh tersebut... apakah daerah tersebut adalah daerah yang letaknya tegak lurus dari garis lurus antara extra-terrestrial astroblem di Chicxulub dan terrestrial volcanism di Deccan Traps....? dan kira - kira di daerah manakah itu di masa kini....? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/TUN/G&G 0542- 533852 __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com