Ketika manusia tidak mampu menjelaskan fenomena alam maka apa yang terjadi dianggap kersaning Allah. Kalau kejadiannya menguntungkan disebut karunia, kalau merugikan dianggap sebagai bencana atau dalam bhasa inggris disaster dari kata "dis" dan "star". Yang berarti kejatuhan meteor !
Memang dahulu manusia tidak tahu bagaimana gempa itu terjadi. Baru limapuluh tahun yang lalu teori gerakan lempeng tektonik diketahui manusia. Ya, baru limapuluh tahun yang lalu !. Masih baru-baru ini saja gempa diketahui bagaimana kemungkinan terjadinya. Manusia masih terus mencoba mengenalinya. Seratus tahun yang lalu, masih wajar kalau banyak yg menyatakan bahwa gempa itu akibat Tuhan marah dengan manusia. Menganggap bahwa gempa adalah sebuah hukuman, menganggap gempa sebuah ujian atau teguran dan sebagainya hanyalah karena manusia tidak bersedia menerima segala kejadian alam ini menimpanya. Saat ini kita mungkin belum tahu dengan baik tentang gunung lumpur, tidak tahu bagaimana mekanisme munculnya gunung lumpur. Sehingga seringkali pegangan science yg dipelajari terlepas dan mencari pegangan lain. Faith ! Hujan juga terjadi setiap hari sebagaimana gempa, dan gunung api, sudah ada sejak dahulu juga … tetapi mengapa hujan dianggap karunia dan gempa sebagai bencana ? Padahal kalau hujan keterusan menjadi banjir dan berubah menjadi bencana. Kalau dari keyakinan segala fenomena itu berasal dari Tuhan, apapun semestinya diterima apa adanya Kenalilah gempa, gunung api, gunung lumpur sebagai fenomena dan kejadian alam biasa … kenalilah dia, selidiki dia, bertanyalah dengan alam, bacalah dalam catatan alamnya yang berupa runtuhan-runtuhan akibat proses kegempaan, letusan, kenalilah rekamannya dalam catatan pohon, dalam koral … Kenalilah perilakunya, dimana saja kejadian alam ini berada ….. sehingga kita hidup damai bersamanya … Bersama Tuhan dalam suka dan duka, dalam bencana dan karunia. 'selamat bermalam jum'at' :) rdp On 4/19/07, Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear kawan-kawan Kebetulan saya mengkoleksi paper tentang arkeologi, geologi, perjanjian lama tentang lembah SIDIM, tempat tenggelamnya kaun nabi Luth. Kebetulan saja, saya yang geologist di kampus FT-UGM di-SK-kan untuk mengajar Pendidikan Agama Islam untuk kelompok Teknik Geodesi dan Teknik Geologi, dan materi kebencanaan "geologi" pada jamannya nabi Nuh, nabi Luth, dan kaum Adh, dll sering saya sampaikan di kelas dan saya tulis ringkas untuk materi kuliah dari tinjauan Al-Quran, sebagaimana sebagian diungkap oleh Pak Nana Djumhana, sebetulnya banyak sekali ayat-ayat Al Quran yang membahas tentang itu, termasuk munculnya tanah liat yang panas, gunungapi Gomorah dll. Sementara dari Kitab Perjanjian lama (sebagaimana diulas Pak Awang) juga lama saya koleksi. Jadi memang menarik sebagai pembelajaran kebencanaan geologi bagi kaum-kaum terdahulu untuk leason learned kita semua. Harun Yahya (ilmuwan mesir) juga telah mempublikasikan kehancuran kaum Nabi Luth, cuma dia backgroun-nya bioteknologi. Publikasi dari Teknik Geologi Univ.di Israel juga cukup bagus dengan pendekatan dari kitab Perjanjian Lama. Tapi untuk ditarik ke Lumpur Porong, yooo..........., nanti dulu..lah..., kelihatannya ada semacam turning point peradaban kita semua yang relevan dengan eksplorasi sumberdaya bumi, kebencanaan bumi dan sifat ke-ummatan pada umumnya. Mungkin mas Maryanto (CPI) bisa menghitung mundur tentang Turning Point dengan teori SALAM.........., whalaaahh...., piye jal.. salam semua agus hendratno "Agus Sutoto (BWM)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bapak2 ada tidak yang punya peta (ilustrasi sederhana juga OK), struktur regional daerah sekitar Sodom Gomorah, sehingga lebih mudah memahami telaah Pak Awang tentang hal ini. Tentu saja dengan posisi geografis secukupnya. Saya pernah baca tapi lupa lagi (sudah cukup lama), bahwa rift di daerah ini dan sea floor spreading nya tidak sekedar lateral pull apart, tetapi ada gerakan 'anti-clock wise' nya dari Arabian Plate (Laut Merah lebih lebar di ujung selatan –Yaman dan menutup di kanal Suez-Aqaba) Agus ________________________________ From: Nana Djumhana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 19, 2007 8:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora Memang kasus kaumnya Nabi Luth di Sodom dan Amurah (Gomora) itu termasuk bencana geologi. Artinya azab Tuhan kepada orang-orang yang perbuatannya kebangeten dan melampoi batas itu terjadi di tempat sesuai kondisi geologinya. Dan itu merupakan skenarioNya yang tidak diketahui manusia. Namun Allah telah menginformasikan kepada kita (para geoscientist) untuk memahami tentang kejadian tersebut secara jelas : "Mereka (kaum Luth) dibinasakan oleh suara keras yang menggelegar ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan hijaaratammin sijjiil (bongkahan/butiran tanah terbakar). Sesungguhnya pada yang demikian itu merupakan ayat-ayat (Allah) bagi orang yang memperhatikannya. Dan sesungguhnya kota itu terletak pada sabiilimmuqiim (jalur yang ditempatkan /ditetapkan). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan ayat-ayat (Allah) bagi orang-orang yang beriman" (QS Al Hijr 74-77). Cerita geologinya .... ya kira-kira begitu seperti yang disampaikan Pak Awang. Wallahu'alam. Tentang kasus lumpur Porong, sebaiknya jangan dianalogikan dengan kasus kaumnya Nabi Luth. Saya masih percaya bahwa kasus Porong bukan sebuah azab Tuhan seperti halnya terhadap kaumnya Nabi Luth, tetapi lebih pas mungkin sebagai teguran Tuhan, terutama terhadap para penguasa dan pengusaha negri ini. Wassalam, Nana ----- Original Message ----- From: Ahmiyul Rauf To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, April 18, 2007 2:04 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora Tulisan Pak Awang kali ini seolah mengamini berbagai pendapat yang sedang berkembang dalam beberapa milis dan blogs, bhw Jatim sedang menuju kehancurannya..Ada yang memprediksi bhw dalam jangka waktu 30 tahun luapan lumpur akan membanjiri kawasan sejauh Waru/Surabaya. Belum lagi kalau Allah menghendaki, Dia percepat aliran lumpur, sehingga yang harusnya habis dalam 30 tahun, ditumpahkannya dalam waktu 5 tahun.. Mudah saja bagi Allah utk berbuat demikian. Lagipula tenggelamnya satu peradaban tidak mesti membanding ke Sodom dan Gomorah; karena disekitar kita. Mengambil contoh kehancuran peradaban disekitar Borobudur, misalnya. Kita tidak punya bukti dosa apa yang telah diperbuat oleh penduduk waktu itu disekitar Borobudur (e.g. dikalangan Sodom dan Gomorah, ummat Nabi Luth, berkembang kebiasaan homoseks), namun pasti ada maksud tertentu dari Yang Maha Kuasa, sehingga Peradaban Borobudur dihancurkan lewat letusan G. Merapi, sehingga seluruh kawasan itu terbenam timbunan piroklastik, sebelum kemudian digali kembali oleh Raffles. LUSI tidak secara cepat menenggelamkan Porong. Kita tidak perlu menuduh siapapun yang berbuat dosa sehingga bencana ini datang. Namun kalau kita sebagai bangsa segera bertobat, lalu meminta kepada Allah agar bencana ini di hentikan, sebagai bangsa yang beriman insya Allah ada solusi terbaik ditunjukkanNya kepada kita. Wassalaamu'alaikum Ahmiyul Rauf -----Original Message----- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 18, 2007 13:29 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom dan Gomora Hampir tiga tahun lalu di milis ini saya pernah menulis bahwa kiamat di Sodom dan Gomora adalah akibat bencana geologi. Kalau kita lihat geologi Palestina dan Laut Mati serta semua hasil penggalian arkeologi di wilayah ini, kita akan tahu bahwa di bawah Sodom dan Gomora terdapat tatanan kebencanaan geologi yang siap meletus kapan saja secara katastrofik. Dalam banyak kasus, kalau punya maksud tertentu, Tuhan jarang menciptakan sesuatu yang baru, Dia akan menggunakan tatanan yang telah diciptakan-Nya dan mendayagunakan-Nya. Banyak kisah-kisah menakjubkan di Perjanjian Lama yang bisa diterangkan sebagai masuk akal. Tetapi, hanyalah Tuhan yang berkuasa menggerakkan semua tatanan Bumi yang telah diciptakan-Nya. Dalam kasus kiamat di Sodom dan Gomora, Tuhan barangkali hanya menggerakkan sejalur sesar besar mendatar yang memotong Laut Mati dari Danau Yordan sampai ke Teluk Akaba. Pergerakan sesar ini telah meletuskan tatanan geologi yang siap menjadi bencana di bawah Sodom dan Gomora. Mujizat yang tak bisa diterangkan dengan akal tentu banyak juga dan kalau kita orang percaya kita hanya perlu mengamininya. Apa susahnya buat Tuhan mengirim bola api dan belerang panas dari langit menghujani Sodom dan Gomora, tetapi Dia memilih mendayagunakan apa yang telah diciptakan-Nya di bawah Laut Mati. Sebab Tuhan atas Langit adalah juga Tuhan atas Bumi, semua tunduk kepada Sang Maha Pencipta. Melihat kasus erupsi gununglumpur LUSI yang sedang kita alami membuat saya teringat lagi akan tulisan yang pernah saya sebarkan via milis tersebut. Saya tentu tak akan mengulanginya lagi di sini, hanya ingin menulis saja lagi bahwa Sodom dan Gomora musnah oleh erupsi gununglumpur. Penggalian arkeologi yang telah dilakukan di kawasan Laut Mati padal tahun 1920-an oleh Fullbright dan Kyle berakhir dengan kesimpulan bahwa peradaban maju dan lahan sangat subur terdapat di wilayah ini pada 2500-2000 BC. Pada 2000 BC semuanya tiba-tiba lenyap. Dari kisah Alkitab di kitab Kejadian 19 kita tahu bahwa peradaban Sodom dan Gomora lenyap dalam satu hari pada sekitar 2000 BC berdasarkan kronologi. Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Sodom dan Gomora terdapat di pojok baratdaya Laut Mati, terkubur dalam endapan hasil erupsi – tak mengherankan mengapa tempat ini di Laut Mati menjadi tempat terdangkal. Penelitian geologi di sekitar Laut Mati menemukan bahwa laut Mati dan Danau Yordan adalah lembah retakan hasil pull-apart basin. Kedua wilayah air ini dilalui sesar besar mendatar dari Laut Merah-Teluk Akaba-Laut Mati-Lembah Yordan. Kalau kita mau tarik secara regonal lagi, jalur retakan ini memanjang sepanjang Laut Merah menuju Afrika dan akhirnya terhubung ke retakan besar terkenal di Afrika bagian timur (East African Rift System). Ini adalah jalur retakan paling aktif di Bumi. Sebagai pull apart basin, sedimentasi pengisi Laut Mati berjalan sangat cepat berasal dari tinggian di sekitarnya (Tinggian Moab). Sebagai wilayah di Timur Tengah yang terkenal sangat tereduksi, wajar di bawah Laut Mati ada lapisan-lapisan tebal garam, belerang, dan akumulasi minyak dan gas yang sebagian telah menjadi aspal. Sedimentasi cepat dan tak stabil telah memicu gerak diapir sedimen2 halusnya. Kalau kita melihat data seismik regional Laut Mati saat ini dari utara ke selatan, ada dua diapir besar di bawah Laut Mati : diapir Sedom dan diapir Lisan. Kedua diapir ini mengangkat lapisan2 garam, belerang, dan akumulasi aspal. Diapir Sedom adalah diapir yang pernah meletus di kota Sodom dan Gomora. Bila sesar besar mendatar Trans-Yordania bergerak, maka kondisi elisional akan segera terbentuk. Dalam kondisi demikian yang terjadi adalah urutan sbb. : gerakan sesar yang disertai gempa atau gempa yang menggerakkan sesar akan memecahkan sealing overpressured shales yang plastis dan buoyant. Release tekanan itu akan mengekspulsi pore fluids, air, minyak, gas dan semua materi di sekitar Teluk Mati termasuk garam dan aspal. Di dekat sesar, materi menjadi liquefied dan buoyant dan akan terekstrusi melalui zona sesar sebagai mud diapir dan mud volcano ke permukaan lengkap dengan material ekstrusinya. Laut Mati adalah tepat merupakan transform boundary terhadap Arabian Plate dalam hubungannya dengan Lempeng Afrika dan Eurasia. Saat Lempeng Arab bergerak ke timur, membukalah Laut Merah dalam mekanisme incipient sea floor spreading. Ke utara, rifting Laut Merah bercabang dua splay, ke BL membentuk Teluk Suez, ke TL membentuk Teluk Akaba-Laut Mati-Sungai Yordan. Rift Teluk Suez kemudian aborted, mati, seperti aulacogen berhungan dengan collision African Plate vs. Anatolian Plate, sementara Teluk Akaba-Laut Mati-Yordan aktif dan pada 2000 BC dipakai Tuhan untuk menggerakkan diapir Sedom di bawah kota Sodom dan terjadilah bencana katastrofik itu. Belerang panas, garam, aspal, semuanya dalam keadaan terbakar tersembur ke langit kemudian menjatuhi Sodom dan Gomora, menutupi semua yang ada di permukaan Bumi dengan endapan belerang, aspal, dan garam. Sementara itu, gempa yang terjadi menunggangbalikkan semua yang ada di atas tanah sehingga tak ada satu pun yang tetap berdiri tegak di atas tanah ("Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari Tuhan, dari langit; dan ditunggangbalikkanNyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah" - Kejadian 19 : 24-25). Kiamat itu terjadi sehari-semalaman. Keesokan harinya, saat Abraham menengok, dia memandang ke Lembah Yordan, ke Sodom, ke Gomora, di mana Lot keponakannya pernah tinggal, maka hanya dilihatnya asap dari Bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan (Kejadian 19 : 28)…. "Sesungguhnya, akan datang hari yang ditetapkan Tuhan….Pada waktu itu kakiNya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan. Maka tertutuplah lembah gunung-gunungKu, sebab lembah gunung itu akan menyentuh sisinya; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu pernah melarikan diri oleh karena gempa bumi…(Zakharia 14 :1, 4, 5)" Bukit Zaitun kelak akan retak dan rusak oleh pull-apart strike-slip fault… Salam, awang ________________________________ Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check out new cars at Yahoo! Autos.
-- http://rovicky.wordpress.com/ ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------