Mas Andi, Mas Awang,
 
Primbonku sebut, siklus terakhir 7 Ka, maximum flooding surface,
terbanjir, muka laut tertingggi terhadap darat, ya 7,272 BC. Ini bisa
membuat laut dan danau, banyak gandeng. Nadanya, misal danau Laut Hitam,
itu.
 
Untuk siklus ini, berarti low stand, temperature dingin, adalah 0.5
pereode sesudahnya, yakni adalah 3,772 BC.  
Sedangkan siklus 70 Ka, membuat terdingin adalah 2 siklus 7 Ka
sebelumnya, yakni 3,772 BC + 14 Ka BC = 17,772 BC. Ini sesuai global
temperatur, bahwa terdingin adalah sekitar 18 Ka lalu. Bener atau gag
salah ?
 
Hem...primbonku itu dah tahu sampai tahun: kapan muka laut, temperature,
tektonik, stratigrafi, evolusi, dll, dll....
 
Salam,
Maryanto.
 

________________________________

From: Salahuddin, Andi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, April 23, 2007 3:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom
dan Gomora


Pak Awang:
 
Terimakasih buat tambahannya dan juga mengenai Valentina yang menentang
teori tersebut. 
Saya sangat setuju bahwa dinamika transfer aliran akan sangat
bergantung, salah satunya, pada ketinggian air. Membaca uraian Bapak,
berarti artikel New Scientist 2002 tersebut juga secara tidak langsung
mendukung Ryan/Pitman. Artikel tsb menyatakan bahwa ada aliran deras air
tawar keluar dari Laut Hitam pada ~8000 BC. Hal ini sesuai dengan teori
Ryan/Pitman yang menyatakan bahwa sebelum ~5600 BC, Black Sea merupakan
freshwater (lake). Cuma tidak jelas, apakah dalam rentang waktu antara
8000 hingga 5600 BC (2400 tahun), tidak ada perubahan sea-level ataupun
salinitas yang berarti di daerah tersebut. 
 
Memang menarik melihat suatu hal yang saling diperdebatkan dengan
masing-masing argumentasi ilmiah yang sama-sama masuk akal. Masalahnya,
akal manusialah yang tidak bisa mencerna/menjelaskan semua yang ditulis
oleh Kitab Suci.
 
Wass,
Andi
 
 
        -----Original Message-----
        From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
        Sent: Monday, April 23, 2007 1:09 PM
        To: iagi-net@iagi.or.id
        Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat
di Sodom dan Gomora
        
        
        Andi,
         
        Menarik, cerita-cerita seperti ini, walaupun selalu ada yang pro
dan kontra. Teori Ryan dan Pitman (1998) tentang Black Sea Deluge ini
misalnya segera didebat oleh para ilmuwan Rusia yang tinggal di sekitar
Laut Hitam tersebut, misalnya kelompok ilmuwan Rusia yang dipimpin oleh
Valentina Yanko-Hombach, mahaguru geologi dari  Odessa State University,
Ukraina yang terletak di tepi Laut Hitam (sekarang Prof. Valentina
adalah rektor Avalon Institute of Applied Science di Winnipeg, Canada).
Dikatakan oleh Valentina dan timnya, bahwa Ryan dan Pitman mengabaikan
beberapa fakta tentang Laut Hitam yang telah lama dikumpulkan oleh
tim-nya dan ilmuwan Rusia lainnya (barangkali karena publikasi ditulis
dalam bahasa Rusia, maka Ryan dan Pitman mengabaikannya). 
         
        Menurut Valentina Yanko-Hombach dan timnya, aliran air dari Laut
Tengah ke Laut Hitam via Laut Aegea dan Selat Bosporus tak selalu
terjadi seperti begitu. Dalam beberapa peristiwa malahan terjadi aliran
sebaliknya, air keluar dari Laut Hitam menuju Laut Aegea dan Laut
Tengah. Kondisi ketinggian air di Laut Aegea akan menentukan inflow ke
Laut Hitam atau outflow dari Laut Hitam. Sebuah artikel di  New
Scientist 4 Mei 2002 hal 13, misalnya, melaporkan penemuan underwater
delta di sebelah selatan  Bosporus yang membuktikan bahwa ada aliran
deras air tawar keluar dari Laut Hitam pada sekitar 8000 tahun BC.
         
        Mulai tahun lalu (2006), masalah transfer aliran air antara Laut
Tengah-Laut Hitam ini dan segala aspeknya (termasuk aspek sosial-budaya
ke masyarakat purbakala saat itu) diteliti secara lintas-disiplin di
bawah pimpinan Prof. Valentina dengan didanai oleh UNESCO dan IUGS (the
International Union of Geological Sciences). Penelitian yang
diperkirakan akan berlangsung sampai 2009 ini nanti juga akan
berimplikasi kepada teori Black Sea Deluge yang diajukan oleh Ryan dan
Pitman (1998). 
         
        Tetapi, analisis sedimen Laut Hitam pada tahun 2004 yang
dilakukan oleh pan-European project (Assemblage - Noah Project) memang
mengkonfirmasi penemuan Ryan dan Pitman, juga beberapa penelitian
geomarin di Laut Hitam serta marine archaeology yang dilakukan Robert
Ballard mengidentifikasi garis2pantai purba, cangkang2 siput air tawar,
lembah-lembah sungai yang tenggelam, peralatan perkayuan dan bangunan2
buatan manusia di kedalaman sekitar 100 meter dari pantai Laut Hitam di
wilayah Turki. Penemuan tim Robert Ballard ini juga masih menjadi bahan
perdebatan di kalangan archaeologists.
         
        Bagaimana kata para fundamentalis Kristen atau para penganut
Kreasionisme tentang teori Black Sea Deluge ini ? Ini kata mereka,
"Noah's Flood was not a local flood in the Black Sea area, but a
world-wide flood that has left its mark on every continent on this
planet" Menurut saya, kisah-kisah di Perjanjian Lama, terutama di Kitab
Kejadian, tak perlu diartikan secara literer, sebab Kitab Suci bukanlah
kitab ilmiah tetapi kitab keimanan. 
         
        Sejak dulu, Banjir Nabi Nuh telah menjadi bahan perdebatan
sengit antara para ahli, baik antara scientific geology vs creationism
geology, maupun sesama geologists yang tak berhubungan sama-sekali
dengan kreasionisme seperti antara kubu Ryan dan Pitman  dengan kubu
Valentina Yanko-Hombach.
         
        Kita ikuti saja perkembangannya. Pengungkapan fakta-fakta ilmiah
di balik cerita2 dalam Kitab Suci akan selalu meningkatkan keimanan. 
         
        Salam,
        awang
         
         
        -----Original Message-----
        From: Salahuddin, Andi
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
        Sent: Monday, April 23, 2007 11:32 C++
        To: iagi-net@iagi.or.id
        Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat
di Sodom dan Gomora
         
        Bapak-Ibu ysh: 
        Permisi, ikutan nimbrung.... Mungkin tidak terlalu berkaitan
dengan topik ini, tapi sama-sama menceritakan kejadian besar beberapa
ribu tyl di lokasi geografi yang relatif berdekatan.
        Banjir di zaman Nabi Nuh (Noah) mrpkan salah satu peristiwa
kenaikan muka air yang dilaporkan dan digambarkan tidak hanya pada
Perjanjian Lama, tapi juga digambarkan pada literatur-literatur Yunani
dan Timur Tengah kuno. Akan tetapi hingga saat ini, masih banyak
perdebatan mengenai lokasi geografi maupun waktu persis kejadiannya.
        Salah satu peneliti yang mempublikasikan hasil penemuannya
adalah Ryan, W.B.F. dan Pitman, W.C., tahun 1998, dalam "Noah's Flood:
the new scientific discoveries about the event that changed history,
Simon & Schuster, USA". Dalam tulisan tsb, mereka berasumsi bahwa banjir
inilah yang digambarkan sebagai banjir di zaman Nabi Nuh (Noah).
        Ryan dan Pitamn menemukan bukti bahwa level air di Black Sea
meningkat dramatis pada ~7600 tyl (atau ~5600 BC). Mereka menaksir bahwa
banjir ini menggenangi area seluas >100.000 km2 yg sebelumnya daratan
dalam hitungan bulan, dimana air yang melimpah ke Black Sea tersebut
berasal dari Mediterania Sea, terus melalui Laut Marmara dan kemudian
melalui lembah sempit Bosporus. Muka air di Black Sea sebelum banjir
diperkirakan 160an meter dibawah present-day level. Limpahan air yang
melewati Terusan Bosporus, mampu mengikis terusan tsb selebar 85m dan
dengan kedalaman 145m. Gambar di bawah berasal dari Angela L. Coe
(2003).
        Microsoft Photo Editor 3.0 Picture
        Beberapa bukti yang ditemukan oleh Ryan dan Pitman yang
memeperkuat hipotesa mereka adalah: 
        1- Hasil pengeboran dangkal di beberapa lokasi di Black Sea.
Mereka menjumpai sedimen mud homogen hijau-keabuan yang menutupi secara
merata endapan sebelumnya. Mereka yakin bhw lumpur homogen tsb mrp
penciri flooding event yang merupakan kejadian banjir Nuh.
        2- Menjumpai freshwater lake fosil di bagian endapan tua dan
fosil marine pada bagian 'lumpur homogen'. Keterdapatan fosil freshwater
lake di endapan tua (pre-flooding) Black Sea menunjukkan bahwa area ini
terisolasi dari Laut Mediterania dan Laut Marmara yang saat itu saline
(marine environment).
        3- Hasil dating C-14 pada fosil cangklang moluska yang diambil
di bagian terbawah 'mud homogen' penciri flooding event tsb berumur
~7600 tyl.
        Perkiraan Ryan dan Pitman kemudian diperkuat oleh penemuan
potongan-potongan sisa Neolithicum settlement di daerah tersebut seperti
dinding rumah dan perkakas batuan (Sunday Times 17 Juni 2001). Tim
penemu sisa settlement tsb merupakan tim sama yang menemukan sisa-sia
Titanic! 
        Betul tidaknya legenda yang menyatakan bahwa Black Sea adalah
lokasi kejadian banjir zaman Nabi Nuh, tapi terdapat bukti sedimentologi
dan paleontologi yg jelas memperkuat bhw pada ~7600 tyl terjadi kenaikan
muka air laut scr dramatis dan perubahan salinitas di Black Sea.
        Wallahu'Alam... 
        Wassalam 
        Andi Salahuddin 
         -----Original Message-----
        From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> ]
        Sent: Friday, April 20, 2007 8:13 AM
        To: iagi-net@iagi.or.id
        Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat
di Sodom dan Gomora
        Pak Agus, silakan. Semoga bisa termuat gambarnya. Gambar2
berasal dari berbagai sumber (peta Perjanjian Lama Rowler, 1965, dan
buku2 geologi (Allen & Allen, 1998; Press dan Siever, 1998).
        Betul, Arabian Plate bergerak secara translasi ke timurlaut
sambil berotasi CCW dengan pivot point di utara Terusan Suez.
        Salam, 
        Awang 
        -----Original Message-----
        From: Agus Sutoto (BWM) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> ]
        Sent: Thursday, April 19, 2007 10:56 C++
        To: iagi-net@iagi.or.id
        Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat
di Sodom dan Gomora 
        Bapak2 ada tidak yang punya peta (ilustrasi sederhana juga OK),
struktur regional daerah sekitar Sodom Gomorah, 
        sehingga lebih mudah memahami telaah Pak Awang tentang hal ini.
Tentu saja 
        dengan posisi geografis secukupnya. 
        Saya pernah baca tapi lupa lagi (sudah cukup lama), bahwa rift
di daerah ini dan 
        sea floor spreading nya tidak sekedar lateral pull apart, tetapi
ada gerakan 'anti-clock wise' nya 
        dari Arabian Plate (Laut Merah lebih lebar di ujung selatan
-Yaman dan menutup di kanal Suez-Aqaba) 
        Agus 

Kirim email ke