Wah ..... Pak Sugeng ini......... Dilapangan, tapi sempat2nya ngasih kabar ke Milist. Tapi saya setuju banget sama Pak Sugeng. Seharusnya semua diberitakan secara 'Jujur dan Terbuka' karena untuk proses pembelajaran. Atau mungkin juga si 'Wartawannya' yang hanya mengejar berita saja. Tentang Pemboran, saya ingat sekali Dosen saya dulu di 'Pusdiklat Migas Cepu" pernah bilang: " Pemboran itu pekerjaan beresiko tinggi, tapi jangan khawatir, karena safety sangat di perhatikan, dan apabila ada masalah pasti akan di publish dengan baik sehingga tidak akan terulang kembali". Tapi kenapa kenyataannya waktu saya bekerja, justru yang saya dapatkan adalah kondisi yang serba tidak jelas. Saya setuju banget, Kalau kita harus belajar dari Sejarah. khan semboyan geologi udah pas banget. "The Present is the Key to the Past" yang dalam arti sempit "Apa yang kita pelajari di masa sekarang adalah untuk menyibak Sejarah pada masa lampau". Jadi kalau saya artikan secara luas, sebenarnya yang ingin kita pelajari adalah "Sejarahnya" Tapi belajar dari kejadian atau bukti di masa kini.
Regards, - ibak - WellView Support Petrochina Drilling --- Sugeng Hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sering sekali, setiap terjadi sesuatu (kecelakaan) > kalayak tidak pernah tahu, sebenarnya apa yang telah > terjadi, dan apa penyebabnya. Padahal kalau semua > diungkap dengan jujur, kita bisa belajar dari > pengalaman dan diharapkan tidak akan terjadi di > kemudian hari. > Apakah kalayak memang tidak berhak untuk tahu? > > Pemboran sumur mengalami blowout, seluruh menara bor > habis terbakar (Tempo,Nov.1992). Kobaran api bisa > dipadamkan dengan sistem direct capping setelah > beberapa pekan. Petikan berita: > > Pengeboran sumur C-10 belum selesai, masih kurang 10 > meter dari kedalaman 2.500 meter yang direncanakan. > Tiba-tiba saja sumur muda ini bertingkah. Campuran > minyak dan gas tampak menyembur kuat dari liang > sumur secara tak terkendali. Percikan api memang > biasa mengikuti semburan liar minyak dan gas itu. > Muntahan minyak yang kuat sanggup sanggup menendang > benda apa saja yang ada di atasnya. Benturan sesama > besi menghasilkan percikan api dan kebakaran pun tak > terelakkan. > Upaya menjinakkan semburan liar itu gagal sebab > katup BOP (blowout preventer) yang terpasang di > bibir sumur tak berfungsi. Diperkirakan tendangan > minyak dan gas itulah yang membuat keran BOP > berantakan.... > Kobaran api akhirnya bisa diatasi dengan katup > pembekap, dengan biaya yang agak murah, sekitar 3 > milyar rupiah. > Bagi pekerja lapangan, berita ini agak aneh. Rasanya > tidak ada semburan terjadi secara tiba-tiba. Pasti > ada tanda-2, jauh sebelum terjadi semburan. Untuk > itu maka perlu ada mudlogger, geologist, pengawas > pemboran, tehnisi lumpur bor yang bekerja siang dan > malam untuk memonitor pekerjaan. Dari berita > tersebut, dapat dibayangkan berapa besar kerugian: > hilangnya sumur, drilling rig dan seluruh > peralatannya. > > Beberapa minggu yll pesawat Garuda mengalami musibah > dan terbakar habis di Yogya. Yang dapat kita ketahui > (penjelasan petugas) sbb: Kecepatan pesawat saat itu > masih 150 km/jam. Selain itu, sebelum pesawat touch > down, tiba-2 dari arah belakang ada pukulan angin > yang cukup kencang sehingga pesawat sulit mendarat. > Dari penjelasan ini seolah-olah penyebab musibah > adalah "angin kencang". > > Untuk itu, kita perlunya belajar sejarah: "Hanya > keledai yang terantuk dua kali pada batu yang sama". > > Salam hangat dari Jambi, > sugeng > > > ________________________________________________________ Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/ ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------