--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Maaf Mas Zein, kalau saya malah membuat bingung :)
> Tapi menurut seorang guru, bingung itu tanda-tanda
> orang berpikir :)
> 
> On 6/21/07, Zein Wijaya <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> >    Terus terang jadi agak bingung nich untuk
> memahami isi tulisan Pak Rovicky (mohon
> pencerahannya krn saya agak tulalit ), di satu sisi
> Pak Rovicky mengatakan UU Migas menyebabkan
> menurunnya investasi, di satu sisi banyak opini
> dalam mailing list bahwa investor asing hanya
> mengeruk hasil bumi Ind untuk dibawa ke luar negeri,
> di sisi lain, pemerintah dan kita semua berteriak
> bahwa produksi migas kita semakin menurun dan tidak
> ada kenaikan yg signifikan dalam reserve...
> >
> 
> Mas Zein,
> Konteks investor ini bisa diartikan investor asing
> dan juga investor
> lokal (dalam negeri). Dalam hal ini tentunya materi
> duwitnya yang
> diutamakan. Sedangkan "pengelolaa" juga bisa orang
> asing (bule) atau
> orang Indonesia, jelas disini manusianya.
> 
> Konteks Cepu adalah konteks pengelola, duwitnya bisa
> saja Pertamina
> meminjam bank asing maupun bank lkal sebagai sumber
> duwit
> modalnya/investasi.
> 
> Dalam kaitannya dengan UU-MIGAS yang "dituduh"
> sebagai pemicu
> menurunnya investasi tentunnya investasi secara
> keseluruhan dalam
> pembelanjaan untuk kebutuhan investasi didunia
> migas. Investasi bisa
> dari asing maupun dari luar. Kalau dikaitkan dengan
> jumlah sumur,
> sepertinya tidak terlalu signifikan, karena jumlah
> sumur tidak merosot
> tajam. Justru penemuannya yang meorost tajam
> (volumetrik).
 
Mas vick, ketika berbicara volumetrik menurun...
datanya sih nunjukin di blok produksi yang artinya
emang yang tinggal ada high risk, low gain.. sementara
di blok eksplorasi 5 tahun terakhir rata2 masih
ngendon atau ngutang macem2.. dari mulai signature
bonus, sampe dengan komitmen pastinya... rata-rata
pula blok2 baru 5tahun terakhir adanya di daerah yang
dulunya direlinquish ama blok produksi...


> Nah ketika bebicara lebih baik dikelola sendiri itu
> bisa saja
> diartikan atau diasumsikan kemampuan teknis manusia
> Indonesia dalam
> mengelola industri ini. Tetapi kalau kita kembalikan
> ke konteks
> tulisan saya sebelumnya ternyata ada raport merah
> dalam
> explorasi-produksi dalam periode limatahun terkahir
> ini.
> 
> Sebenernya ada yang aneh kalau kita memasukkan
> faktor investasi dan
> pengelolaan ini. Kalau sumur2 yang dibor itu masuk
> "cost recovery"
> apakah dimasukkan dalam kkelompok investasi dari
> asing atau investasi
> lokal ? Uang yang dipakai untuk mengebor eksplorasi
> termasuk capital
> yang akan dikembalikan pada tahun yang sama kan ?
> (cmiiw).

mas vicky itu berlaku untuk blok produksi... saat ini
di BPMIGAS ada tim yang sedang bekerja untuk
memposisikan 85% goverment risk-nya utk pemboran di
blok produksi... setau saya bahkan tim ini sudah
mengeluarkan perkiraan prospek yang harus di bor di
blok produksi untuk tahun 2008-2011.. saat ini
pemilihan prospek oleh BPMIGAS ini sedang
dikomunikasikan dengan KKKS.


> Dalam satu sisi saya bisa melihat bahwa sepertinya
> investasi
> menggunakan dana sendiri tetapi dikelola oleh pihak
> asing. Jadi
> duwiknya duwik kita tetapi dikontrol oleh prang
> lain. Looh piye iki ?
> 
> >    Pertanyaan saya : kenapa pemerintah enggak
> memberikan saja kesempatan kepada pertamina untuk
> melakukan explorasi migas di seluruh blok di
> Indonesia.
> >    BPMIgas tidak perlu membuka tender blok blok
> kepada investor asing, berikan aja tender blok
> kepada pertamina dan perusahaan minyak
> nasional....khan kita udah punya kemampuan mengelola
> sendiri lapangan migas...Man power kita cukup handal
> menaikkan cadangan minyak di negara lain....tarik
> aja semua GGE Indo yg ada di luar negeri dengan
> bayaran yg sama dengan expat....
> >    Ini untuk membuktikan theori dan wacana yg
> selama ini berkembang, bahwa negara kita sudah punya
> kemampuan untuk mengelola sendiri kekayaan
> alamnya...tidak perlu bantuan asing...
> 
> Pertanyaan anda cukup bagus nih, sayangnya saya ngga
> punya data
> lengkap khusus Pertamina, jadi saya tidak dapat
> melakukan assesment
> khusus Ptm.
> Nah kalau saja mas zein berkenan coba saja
> membuktikan kemampuan
> Pertamina dalam pengelolaannya. Berapa jumlah migas
> yang dihasilkan
> oleh Pertamina selama ini baik sisi produksi maupun
> rate discovery
> (volumetric maupun numbers of wells).
> Sepintas menurutku, Pertamina memilki kemampuan
> dalam E&P, tetapi
> duwiknya Pertamina ini "mungkin" masih dikelola dep
> Keu. Jadi ya
> seperti yang banyak dikeluhkan kawan-kawan Pertamina
> kepalanya lepas
> buntutnya dipegang :)
> 
> Mengapa Pemerintah tidak membesarkan pertamina ? Wah
> ini beyond my
> knowledge, dan diskusinya nanti melebar ke politik,
> aku ndak ngerti
> soal politik dan kepentingan yg ada disitu. Namun
> secara tehnis Saya
> yakin Pertamina mampu.
> Pertanyaan selanjutnya, sberapa mampu ? Apakah"
> seluruh Indonesia ?
> atau sebagian saja itu perlu penelitian lebih
> lanjut, tentu saja.
> 
> >    Karena selama ini wacana yg berkembang : Kalo
> pihak asing udah menemukan cadangan minyak besar,
> biasanya akan timbul opini, kenapa sich harus
> dikelola pihak asing , enggak dikelola sendiri oleh
> kita..
> >
> 
> Dikelola sendiri atau dimodali sendiri ?
> Modal sendiri milik orang Indonesia mungkin cukup
> banyak, hanya saja,
> investor lokal masih jarang yang terekspose dalam
> dunia migas. Namun
> saat ini sudah mulai investor2 lokal yg mencoba
> berkiprah dalam
> industri padat modal dan berisiko.
> Dikelola sendiri, ya tentusaja perlu GGE tambahan
> juga, kan ?
> 
> >    Mohon pencerahannya karena saya bingung dengan
> situasi yg ada...bagusnya solusinya  gimana dong
> untuk menaikkan produksi migas Indonesia :
> >    - menarik investor terutama investor asing
> sebanyak banyaknya (tapi banyak opini yg bilang kita
> tidak perlu investor asing krn mereka hanya mengeruk
> kekayaan alam kita)
> >    - menarik pulang GGE kita yg bertebaran di luar
> negeri untuk sama sama meningkatkan produksi migas
> >    - atau ???

produksi migas indonesia itu sedang mengalami natural
decline yang rata-rata 10% sejak 2nd peak production
di tahun 1991 (data opec) atau tahun 1997 (data migas)

sejak UU MIGAS ada.. penurunan laju produksi migas
nasional bisa di rem menjadi hanya 2-4% pertahun...
dari laju normal sebesar 7-10%/tahun... sebuah
prestasi tentunya...

penurunan itu lebih disebabkan turunnya produksi di
dua lapangan giant Indonesia yaitu di minas dan duri,
yang memang menurut M.Hubbert, monte carlo, etc yah
habittnya lapangan pasti akan naek dulu, bentuk
platform trus turun deh... nah sekarang rata-rata
lapangan di indonesia sudah masuk phase 3 dari
produksi normal suatu lapangan.

itu kalo dari existing field mas..
kalo dari eksplorasi... pada waktu tahun 1970-an rata2
dari blok eksplorasi-trus bisa diproduksikan itu
kurang lebih 5tahunan, sekarang itu mencapai 10
tahunan bahkan 16 tahunan untuk gas... 

lapangan-lapangan yang ditemukan pun berada pada
kondisi remote dan membutuhkan investasi yang sangat
besar, sehingga percepatan ini akan memliki kendala
yang kompleks. sementara WK-Wknya rata2 berada di
cekungan produksi yang tanpa pendekatan metode baru
yang out of the box ... yah jadinya cuma jualan blok
aja...

Strategi yang paling mungkin adalah dengan mengejar
POP (Put On Production),dan move to 2nd / 3rd recovery
system di existing field. 
namun POP juga memiliki kendala karena yang tersisa
saat ini rata2 adalah high risk tapi low gain...

untuk
> Yang saya tahu permasalahan kompleks seperti ini
> tidak mungkin bin
> impossible untuk diseleseikan dalam tiga atau empat
> kali seminar.
> Hanya satu demi satu yang bisa dilakukan. Dan setiap
> opini (termasuk
> tulisan saya) hanyalah menyetuh satu sisi kecil
> saja, yaitu soal
> "braindrain". Sangat jelas bisa terlihat bahwa ada
> hubungan
> korelasional (temporal) antara braindrain dengan
> volume discovery.
> Tetapi juga ada kemungkinan penjelasan lain karena
> ternyata sumur
> eksplorasi yang dibor di daerah yg sudah
> berproduksi, yang
> konsekuensinya hanya berpotensi (prospect sizes-nya)
> kecil.

yang bener adalah yang di blok produksi mas...


> Menarik atau menolak investor ?
> Seperti yang saya tulis sebelumnya hal ini akan
> sangat panjang. Namun
> satu yang terpenting seharusnya mana yang terbaik
> buat negara (rakyat
> dan pemerintah nya). Juga tentusaja harus dimengerti
> bahwa hal ini
> tidak bisa digeneralisasikan untuk segala aspek.


 
> Menarik GGE dari LN ? Aku bilang sih jauh lebih
> sulit ketimbang
> menahan yang akan keluar. Tetapi disisi lain, yang
> masih berada
> didalam setelah dinaikkannilai belinya" supaya
> setara dengan
> rekan-rekan yg hengkang kok ya tidak menunjukkan
> perforemance dalam
> volumetric discovery maupun produksi ?
> 
> Saya memang mendengar ada usaha PTM menarik GGE ini
> tetapi sepertinya
> masih belum sepenuhnya berhasil.
> 
> >    Mohon pencerahannya
> 
> Maaf kalau masih butek :)
> 
> rdp
> 
=== message truncated ===



       
____________________________________________________________________________________
Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware 
protection.
http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/norton/index.php

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke