Terima kasih responnya Pak Awang. Seperti biasanya, ulasan ilmiah Pak Awang tetap enak dan perlu sekali. Saya merasa mendapat ringkasan yg bermutu tanpa harus membaca beratus-ratus halaman ttg karbonat tanah air. Di bawah ada beberapa butir komentar/pertanyaan dari saya, agar mata saya semakin celik mengenai per-karbonatan- dgn bantuan pakar2 G&G seperti Pak Awang. Kalau tak keberatan kiranya email via japri dong hasil workshop tsb..nuhun banget.... Salam Hangat dan Optimistik Selalu (untuk 'gajah' kita) S Hutabarat ---
Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: deleted- Contoh yang langsung dalam perminyakan adalah sembulan2 high-relief di east Cepu High yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah (Banyu Urip, Sukowati, Mudi); Arun, NSO; dan sembulan karbonat Miosen Atas-Pliosen model Parigi di Jawa Barat yang high-relief dan didominasi coralgal. maka secara ringkas, bila penelitiannya lebih komprehensif, akan diketahui bahwa memang karbonat Neogen didominasi oleh coralgal, sementara yang Paleogen didominasi oleh foram (contoh khas : Berai, Tonasa, Ngimbang-CD carbonates). Sgm: Kenapa? Jangan2 heolog pendahulu kita sudah faham bahwa adanya kecenderungan wilayah sekitar core reef yang prone (yang kaya unstable kalsit/aragonite) untuk larut membentuk porosity namun disemenkan kembali dalam sejarah diagenesis karbonat tsb. Jadi daerah ini malah yang dihindari untuk di-bor?? Jadi memang nonjol2 belum tentu menarik untuk dieksplorasi! Tapi apakah onggokan karbonat ini pure autochthonous? Dulu saya tidak pernah melihat pada core/sayatan tipis karbonat yg berupa boundstone/bind/frame/bafflestone; kalau ada yang kasar paling2 floatstone/rudstone (sejumlah grainstone memang ada mis. samples dari Parigi, Arun NSO, BRF, Kujung offshore tapi tetap umumnya terdiri dari pecahan canggang bioklas yg malah ada milliolidnya/back reef associations). Ini yang membuat menarik (dgn asumsi: bila populasi yang saya periksa cukup representatif), bahwa mayoritas karbonat Paleo/Neo-gen yg saya periksa banyak mengandung (depositional) matriks (walaupun komponennya bisa saja di-dominasi pecahan koral-algal secara lokal). Karakter ini sangat berbeda dengan Holocene/Recent karbonat. Fakta ini mengindikasi adanya perbedaan karakter yg penting karena faktor tertentu (lingkungan, energi dll). Kalaupun pure biotic, rigid walled reef ada at subsurface, mungkin tipis atau tidak ter-preserved dgn baik karena faktor tertentu; jadi sekarang kita hanya mendapat kebanyakan onggokan hasil rombakannya saja. deleted-- Mikroporositas terutama kalau mengalami chalkyfication betul sekali dapat mengkontribusi porositas yang sekunder. Contoh terkenal dan ideal ada di North Sea. Di Indonesia kasus itu ada tetapi sangat lokal tak punya konteks regional seperti tema bahasan presentasi saya. Secara regional, sayangnya matrix porosities kebanyakan minimal saja. Tetapi betul Pak Sanggam bahwa jenis porositas ini bisa menjadi sangat penting, tetapi lokal saja. Sgm: Saya percaya fenomena ini mungkin sekali tidak lokal (bila asumsi saya benar bahwa reservoar karbonat di Indonesia didominasi oleh mud-dominated limestones dgn porositas sekundernya, kecuali Manusela yg punya porositas primer) Micrite dan neomorphism berhubungan timbal balik, sebab akibat, effect and result; seperti hubungan chicken and egg, jadi bisa saja bermakna circular. Bila tak banyak matriks kalsit (micrite), neomorphism cenderung tak banyak terjadi. Bila neomorphism terjadi, bentuknya pun seperti micrite hanya lebih kristalin. Bisa dipelajari lebih jauh dari Berry (1976 -IPA carbonate seminar) tentang hubungan menarik neomorphism-micrite ini. Sgm: Micrite/microcrystalline/lime mud ini mungkin salah satu enigma dalam petrografi batuan! Revival studi serius ttg peranan material2 halus ini mungkin perlu dilakukan karena berhubungan dgn rock storage dan deliverablity. Disolusi burial dan subaerial exposure tak bisa dipungkiri dua kasus penting untuk pembentukan porositas sekunder karbonat. Dua2nya sama penting dan secara volumetrik sama juga. Sgm: Menurut Pak Awang mana yang paling dominan memberikan sumbangan kepada reservoir quality? Teoritically yang karstik harusnya lebih penting (dimana unstable kalsit/aragonit material termasuk cangkang2 biotik mengalami pelarutan terlebih dahulu) walaupun enggak gampang bedaan pori-pori hasil pelarutan sub-aerial dengan deep/medium burial pada syt.tipis (karena bisa saja siklus larut, sementasi, larut dan sementasi lagi terjadi). Mungkin perlu bantuan metoda lain lagi untuk studi rinci cement stratigraphy pada batuan /sayatan karbonat pada kasus diagenesis kompleks semacam ini. Tidak banyaknya paleosol yang muncul pada core yang menandakan subaerial exposure barangkali core bukan pada posisi yang pas untuk paleosol berkembang, atau kebetulan yang di-core itu memang bukan hasil subaerial exposure, tetapi hasil burial dissolution. Penelitian yang lebih besar dari sekedar core, yaitu di singkapan2 banyak menemukan endapan paleosol di atas porositas sekunder karbonat. Untuk kasus burial dissolution saya menampilkan kasus Kerendan, yang porositas sekundernya hasil leaching oleh acidic water yang expelled dari wilayah downdip Kerendan reef saat sedimen di Bongan Deep mengalami kompaksi. Sgm: Boleh di-share gimana bedainnya bahwa itu karena burial dissolution? Ya boleh jadi statictically core yang diambil selama ini belum representatif. Tapi bisa juga kita maksa menyimpulkan paleosol enggak berkembang/teu aya pada Paleo/Neogen karbonat (yg dibor) hehehe..Kalau Paleosol di klastik cukup sering saya lihat dulu di core (mis. Pematang Fr); kalau ada contoh paleosol di core carbonat bagi2 ya Pak Awang! deleted-- Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com