Pak Ismail,
 
Tentang reaktivasi Sesar Muria-Kebumen sebagai geologic hazard rencana 
pembangunan PLTN di wilayah Semenanjung Muria pernah kita diskusikan beberapa 
saat yang lalu di milis IAGI dan saat itu juga ada beberapa pandangan yang 
berbeda. Di luar milis pun memang terdapat pandangan-pandangan yang berbeda. Di 
sinilah mungkin kesulitannya suatu pengambilan keputusan bila didasarkan kepada 
pendapat yang berbeda-beda. Perbedaan pendapat adalah antara sesar tersebut 
dapat direaktivasi dan sesar tersebut tak dapat direaktivasi.
 
Saya tak akan menjawab langsung masalah itu. Pertama sekali, menurut hemat 
saya, adalah penelitian detail tentang keberadaan Sesar Muria-Kebumen. Apakah 
sesar ini benar ada ? Sesar Muria, di sektor Muria maksudnya, saya yakin ada 
sebab buktinya muncul baik di onshore maupun offshore Semenanjung Muria. Bahwa 
sesar ini telah berfungsi sebagai konduit magma telah dibuktikan oleh Gunung 
Muria dan bahwa sesar ini telah berfungsi sebagai konduit gas CO2 dari mantel 
atau batholit gunungapi sudah dibuktikan oleh sangat tingginya kandungan CO2 
(hampir 100 %) semua reservoir yang punya hubungan ke Sesar Muria yang ditembus 
sumur-sumur ofshore di sekitar Semenanjung Muria. Boleh kita tafsirkan ini 
sesar dalam. 
 
Bagaimana hubungannya ke Kebumen atau ke Meratus ? Lebih banyak didasarkan 
kepada data regional seperti SLAR atau data gayaberat, juga berdasarkan 
sintesis tektonik regional. Ini yang harus diuji lebih jauh. Bila Sesar 
Muria-Kebumen benar2 ada, ujungnya, menurut sintesis regional, akan ada di 
Karang Bolong High di selatan Cilacap. Ini yang mungkin agak mengkhwatirkan Pak 
Ismail sebab sesar tersebut terbuka ke arah selatan yang bisa menjadi 
"tumpangan" gempa (?). Tetapi Pak Ismail, walaupun Muria menyambung ke Kebumen, 
itu belum tentu sebagai "free way", tetapi akan sebagai cabang-cabang yang 
berestafet dengan berbagai ragam deformasi sepanjang jalur itu. 
 
Kita sekarang lihat yang lebih pasti dulu, yaitu sektor Muria yang sesarnya 
jelas ada dan sudah dibuktikan keberadaan beberapa percabangannya oleh data 
seismik di sebelah utara offshore Semenanjung Muria.
 
Bila sesar ini harus aktif, satu-satunya yang paling mungkin untuk 
membangunkannya adalah gempa. Tetapi, gempa di bawah Muria akan berasal dari 
Zone Benioff sedalam 400 km. Saya tidak yakin bahwa gempa sedalam itu masih 
akan terjadi pada model pematahan batuan fase padat, sebab di kedalaman 400 km 
fasenya sudah semi-rigid, jelas respon gelombang gempanya akan lain. Jadi, 
andai sesar Muria sampai sedalam 400 km, dan ini saya tak yakin juga sebab 
setebal-tebalnya kerak kontinen hampir tak ada yang melebihi 100 km, responnya 
sebagai konduit pembawa energi gempa pun akan lain. Dengan kata lain, kecil 
kemungkinan reaktivasi sesar Muria oleh gempa dalam. Kejadian gempa dalam pun 
jarang. 
 
Tentang masalah ini, kita bisa belajar pada saat ada gempa besar 7.5 Mw di 
utara pantai Jawa Barat di Laut Jawa pada 9 Agustus 2007 yang berhiposentrum 
dalam 289 km, tak ada kerusakan berarti di pantai utara Jawa Barat, termasuk 
kilang exor Pertamina Balongan pun tak ada kerusakan berarti. Beberapa 
kerusakan justru dilaporkan di selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Tengah 
bagian barat. Mengapa begitu, sebab energi gempa lebih cepat menjalar ke 
selatan sepanjang slab oseanik yang menunjam, daripada berpropagasi ke atas 
melewati material astenosfer yang plastis atau semi-rigid. Maka, bila ada gempa 
besar di bawah Muria yang berasal dari Benioff sedalam 400 km, efek ke atas 
akan minimal.
 
Berdasarkan hal tersebut, saya tak yakin bahwa reaktivasi Sesar Muria akan 
terjadi signifikan dan membahayakan fasilitas PLTN bila dibangun di dekatnya. 
PLTN2 yang dibangun di wilayah seismik yang lebih tinggi intensitasnya seperti 
di Jepang tentu lebih berbahaya. Bagaimana pengamanannya terhadap gempa tentu 
cerita lain lagi.
 
Sekarang, bagaimana masalah reaktivasi volkanisme Gunung Muria ? Dari sejarah 
letusannya, gunung ini sudah disebutkan sebagai gunung mati. Andai itu meleset, 
sebab Gunung Muria adalah fault-controlled back arc volcanism, maka ia harus 
aktif kalau sesarnya aktif secara signifikan. Ini seperti gunung-gunungapi di 
Sumatra yang duduk di sepanjang Sesar Sumatra yang suka ikut terbatuk-batuk 
kalau sesarnya digeliatkan gempa. Kembali ke prasyarat sebelumnya bahwa Sesar 
Muria kemungkinan kecil tereaktivasi, maka kecil kemungkinan juga Gunung Muria 
aktif lagi, apalagi kalau benar ia memang telah mati.
 
Maka menjawab pertanyaan Pak Ismail, menurut hemat saya, kecil kemungkinan 
bahwa gempa dan volkanisme di sekitar Muria menjadi geologic hazard untuk 
rencana pembangunan PLTN. Meskipun demikian, tentu peneltian2 detail dan 
seksama tentang geologic hazard ini harus dilakukan yang melibatkan ahli2 
Geologi Kuarter, Volkanologi, Seismo-Tektonik, dan lain2 yang berkaitan. Saya 
pikir itu sudah dilakukan.
 
Salam,
awang

--- On Wed, 1/7/09, Ismail Zaini <lia...@indo.net.id> wrote:

From: Ismail Zaini <lia...@indo.net.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, January 7, 2009, 2:46 AM

Pak Awang , ikutan tanya dikit.
Fenomena Gn Muria ini spt yg diterangkan berada/duduk persis  diatas sesar tua
Muria - Kebumen , seberapa besar kemungkinan "bahayanya"  dari kedua
fenomena tsb ( bahaya letusan dan bahaya aktifnya kembali sesar tsb ) , apakah
hal ini bisa diabaikan. Sebagai perbandingan sekarang ini ada semacam
kekawatiran juga dg sesar Bandung......
Pertanyaan saya ini menyangkut dari hasil kajian tentang akan dibangunnya PLTN
didaerah tsb , studi yang pernah dilakukan sudah bertahun tahun lalu ( jauh
sebelum adanya  gempa Jogya dan gempa gempa lain yang akhir akhir ini mulai
aktif ) yang menetapkan daerah Muria ( Pantai Balongan - Ujung Watu ) Jepara
Aman dari bahaya geologi shg layak untuk dibangun PLTN didaerah tsb.
Dengan kejadian akhir akhir ini ( aktifnya beberapa gempa ) apakah ada
pengaruhnya ( mentrigernya ) , karena sesar besar tadi  mulai dari Muria (
pantai utara ) sampai Kebumen ( pantai selatan )
( kebetulan banyak  pertanyaan awam ttg masalah ini  adanya kekawatiran gempa
spt gempa jogya yang bagi awam tdk terlintas dipikirannya sebelumnya )

Salam

ISM

----- Original Message ----- From: "Awang Satyana"
<awangsaty...@yahoo.com>
To: <iagi-net@iagi.or.id>; "Forum HAGI"
<fo...@hagi.or.id>; "Geo Unpad"
<geo_un...@yahoogroups.com>; "Eksplorasi BPMIGAS"
<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
Sent: Monday, January 05, 2009 7:48 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Muria


Pak Min,

Barangkali bisa diperiksa di arsip IAGI-net dengan memasukkan kata kunci
"Muria". Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mengulas setting
tektonik dan volkanik gunung ini.

Ada beberapa gunung di Jawa yang keluar dari jalur gunungapi Kuarter dominan di
bagian tengah. Walaupun menyimpang dari jalan utama, semuanya ada penjelasannya.
Semua gunung2 di sebelah utara itu (yang paling terkenal Muria) adalah contoh
back-arc volcanism yang kejadiannya dipicu oleh hadirnya sesar regional di
wilayah back-arc.

Khusus Muria, tak perlu langsung mengaitkannya ke sudut Benioff atau penunjaman
kerak samudra di bawah Jawa. Sehingga kemungkinan kemiringan sudut Benioff dan
umur penunjaman saya pikir tak perlu dilihat lagi. Mengapa ? Sebab, korelasi
positif antara petrokimia gunungapi dengan kedalaman Zone Benioff hanya cocok
untuk spektrum tholeiitic, calc-alkaline, dan high-K calc alkaline (Whitford dan
Nicholls, 1976 : Potassium variation in lavas across the Sunda Arc in Java and
Bali : Volcanism in Australasia, Elsevier Amsterdam). Petrokimia Muria tidak
seluruhnya berada di dalam spektrum tersebut.

Muria secara petrokimia terkenal sebagai shoshonitic, dan hanya wet series-nya
(suatu istilah dalam petrokimia gunungapi) yang menunjukkan hubungan K2O yang
calk-alkaline dan punya kaitan dengan Zone Benioff. Dry series-nya, antara K2O
dan SiO2 tak menunjukkan kaitan. Kalau benar2 subduction-related, harus terjadi
kaitan korelasi antara K2O dan SiO2. Dry shoshonitic series Muria didominasi
oleh olivine leucitite, dengan Sr isotope ratio 0.7043-0.7047, lebih rendah dari
gunungapi2 Kuarter di tengah Jawa yang rasio isotop Sr rata-ratanya 0.7055.

Sebenarnya, ada dua hal terkait Muria : (1) komposisinya yang lebih alkalin
dibandingkan jalur gunungapi Kuarter utama, (2) lokasinya yang isolated keluar
dari jalur utama. Kedua hal ini berhubungan.

Komposisi yang lebih alkalin dan shoshonitic selain dijelaskan seperti cara
Whitford dan Nicholls (1976) di atas adalah karena, bila ia subduction-related,
partial melting materialnya mesti berasal dari bagian bawah astenosfer yang
basa. Dari data kedalaman fokus gempa, kedalaman Benioff di bawah Muria adalah
sekitar 400 km (Hamilton, 1979 - Tectonics of the Indonesian Region - USGS
Professional Paper 1078). Pendapat ini bisa benar bila setelah komposisi kimiawi
Muria (SiO2 dan K2O-nya) dimasukkan ke dalam rumus komposisi kimia-kedalaman
Benioff menunjukkan kedalaman sekitar 400 km, bila tidak maka Muria bukan
gunungapi yang subduction-related. Ketebalan dan kompoisi kerak kontinen yang
dilalui partial melting materials dalam rangka ia membentuk gunungapi harus
diperhitungkan juga.

Lokasi yang isolated bisa dijelaskan dengan memahami struktur regional Jawa.
Gunung Muria duduk persis di atas sesar besar (tua) yang suka saya sebut
Muria-Kebumen - sebuah sesar besar transtension mengiri berarah Meratus trend
dan sebenarnya juga menyambung ke elemen Meratus trend (dalam publikasi
indentasi tektonik Jawa Tengah, Satyana IAGI 2002, 2005, AAPG 2006, IPA 2007)

Menurut Hutchison (1989) : Geological Evolution of SE Asia - Clarendon Press
Oxford, bila magma suatu gunungapi bersifat alkalin, dan diekstrusikan di
wilayah belakang busur, maka kemungkinan bukan subduction-related. Tetapi,
asalnya berhubungan dengan penyesaran di wilayah belakang busur, sehingga
gunungapi tersebut bukan merupakan bagian spektrum calk-alkaline. Muria masuk ke
dalam kriteria ini.

Dalam hal ini, baik juga mengingat postulasi Kuno (1966) - yang tidak kuno
("Lateral variation of basalt magma type across continental margins and
island arcs" - Bulletin of Volcanology 29) bahwa : semakin alkalin lava
gunungapi, semakin jauh ia dari palung. Semakin tholeiitik lava gunungapi,
semakin dekat ia ke palung. Di Jawa, Gunung Muria dan Krakatau membuktikan hal
ini.

Penjelasan yang pendek dan mudah adalah : Muria berbeda dari trend utama
gunungapi Kuarter Jawa karena Muria bukan subduction-related volcanism seperti
trend utama, tetapi fault-controlled back-arc volcanism.

salam,
awang

--- On Tue, 1/6/09, MINARWAN <minarw...@gmail.com> wrote:

From: MINARWAN <minarw...@gmail.com>
Subject: [iagi-net-l] Gunung Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 6, 2009, 3:44 AM

Saya mendapatkan sebuah pertanyaan (di forum Geotutor) mengenai
mengapa di pantai utara Jawa Tengah sana ada Gunung Muria.
Saat ini gunung api yang aktif di pulau Jawa berada lebih ke arah
selatan dan kita tahu bahwa deretan gunung api itu berkaitan dengan
zona penunjaman yang ada di selatan pulau Jawa.

Nah, kisah Gunung Muria ini bagaimana yah?

Apakah ada kaitannya dengan zona penunjaman yang lebih tua (padahal
Gunung Muria baru berumur 1.1 juta s/d 4000 tahun sebelum masa
sekarang [Bellon et al., 1990]).

Apakah karena sudut kemiringan "slab" yang menunjam di bawah pulau
Jawa itu pernah lebih kecil dan sekarang membentuk sudut lebih besar
karena slab yang masuk ke mantel semakin banyak dan berat sehingga
tertarik ke selatan?

Saya kekurangan referensi untuk membantu menjawab pertanyaan itu,
mudah-mudahan ada rekan-rekan di IAGI-Net yang kebetulan pernah
tahu/membaca untuk sharing kisah tentang Gunung Muria ini. Jawabannya
nanti akan saya pasang di Geotutor, lengkap dengan namanya :))

Terima kasih.

Salam
mnw

-- - when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://desaguadero.blogspot.com

--------------------------------------------------------------------------------
serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------







--------------------------------------------------------------------------------
serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




      

Kirim email ke