Selamat siang Pak Bayu,
 
Ini daftar skala Mercalli Intensity Gempa Aceh Desember 2004 (data USGS, 2008): 
 
 Indonesia:     IX   at Banda Aceh
                VIII at Meulaboh
                IV   at Medan and Sampali
                III  at Bukittinggi, Parapat and Payakumbuh
 
Meskipun Jakarta dan Jawa tak termasuk di list tersebut, bisa kita duga bahwa 
intesitasnya di Jawa sudah kecil (MMI < III) meskipun gempa Aceh bermagnitude 
sangat besar (9.2 Mw manurut Kanamori, 2006). Artinya, peluang mereaktivasi 
Sesar Muria mungkin kecil. Lagipula soal reaktivasi sesar oleh gempa harus pula 
memperhitungkan trend dan slip sesar terhadap propagasi gaya gempa.
 
Kalau benar cerita penduduk di Sidoarjo tersebut bahwa terjadi semburan lumpur 
setempat saat Gempa Aceh terjadi, tentu itu mesti di dalam situasi elisional 
yang siap "piercing", sehingga goyangan kecil pun bisa memicunya. Sidoarjo 
berada di elisional basin yang terbaik di Indonesia : Kendeng Deep.
 
Kalau mengikuti press release-nya, saya pikir penemuan Ghosh dkk. (2008) bahwa 
Gempa Aceh menggetarkan Sesar San Andreas baru dari analisis temporal, belum 
membahas analisis spatialnya. Tantangan besar akan ada di analisis spatial 
sebab remotely triggered EQ umumnya hanya terjadi di lempeng yang sama, sejauh 
kejadian-kejadian yang lalu menunjukkan. Bukan mustahil bisa lintas lempeng, 
tetapi harus bisa dijelaskan mekanismenya. Maka penemuan Ghosh dkk (2008) 
sesuatu yang baru, walaupun harus dikonfirmasi lagi. 
 
Salam,
awang
 

--- On Tue, 1/6/09, Bayu Nugroho <bayu....@gmail.com> wrote:

From: Bayu Nugroho <bayu....@gmail.com>
Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 6, 2009, 2:23 PM

Selamat Siang Pak Awang,

Jika gempa Aceh yang sekitar 9 SR mampu menggetarkan Sesar San Andreas yang
jaraknya 15000-an Km, Apakah tidak besar kemungkinan bahwa gempa dengan
magnitudenya  sama ataupun lebih kecil sedikit akan mempengaruhi
keseimbangan dari sesar Muria tersebut, mengingat jarak terdekat dengan
daerah gempa di laut selatan hanya sekitar 200-an km dan ada semburan Lumpur
di Sidoarjo ketika gempa Aceh terjadi (jarak sekitar 2000an km), mungkinkah
secara perlahan gempa2 tsb membangunkan sesar Muria tsb..

Terimakasih Pak,

Bayu Nugroho


On Tue, Jan 6, 2009 at 12:43 PM, Awang Satyana
<awangsaty...@yahoo.com>wrote:

> Pak Ismail,
>
> Tentang reaktivasi Sesar Muria-Kebumen sebagai geologic hazard rencana
> pembangunan PLTN di wilayah Semenanjung Muria pernah kita diskusikan
> beberapa saat yang lalu di milis IAGI dan saat itu juga ada beberapa
> pandangan yang berbeda. Di luar milis pun memang terdapat
> pandangan-pandangan yang berbeda. Di sinilah mungkin kesulitannya suatu
> pengambilan keputusan bila didasarkan kepada pendapat yang berbeda-beda.
> Perbedaan pendapat adalah antara sesar tersebut dapat direaktivasi dan
sesar
> tersebut tak dapat direaktivasi.
>
> Saya tak akan menjawab langsung masalah itu. Pertama sekali, menurut hemat
> saya, adalah penelitian detail tentang keberadaan Sesar Muria-Kebumen.
> Apakah sesar ini benar ada ? Sesar Muria, di sektor Muria maksudnya, saya
> yakin ada sebab buktinya muncul baik di onshore maupun offshore
Semenanjung
> Muria. Bahwa sesar ini telah berfungsi sebagai konduit magma telah
> dibuktikan oleh Gunung Muria dan bahwa sesar ini telah berfungsi sebagai
> konduit gas CO2 dari mantel atau batholit gunungapi sudah dibuktikan oleh
> sangat tingginya kandungan CO2 (hampir 100 %) semua reservoir yang punya
> hubungan ke Sesar Muria yang ditembus sumur-sumur ofshore di sekitar
> Semenanjung Muria. Boleh kita tafsirkan ini sesar dalam.
>
> Bagaimana hubungannya ke Kebumen atau ke Meratus ? Lebih banyak didasarkan
> kepada data regional seperti SLAR atau data gayaberat, juga berdasarkan
> sintesis tektonik regional. Ini yang harus diuji lebih jauh. Bila Sesar
> Muria-Kebumen benar2 ada, ujungnya, menurut sintesis regional, akan ada di
> Karang Bolong High di selatan Cilacap. Ini yang mungkin agak
mengkhwatirkan
> Pak Ismail sebab sesar tersebut terbuka ke arah selatan yang bisa menjadi
> "tumpangan" gempa (?). Tetapi Pak Ismail, walaupun Muria
menyambung ke
> Kebumen, itu belum tentu sebagai "free way", tetapi akan sebagai
> cabang-cabang yang berestafet dengan berbagai ragam deformasi sepanjang
> jalur itu.
>
> Kita sekarang lihat yang lebih pasti dulu, yaitu sektor Muria yang
sesarnya
> jelas ada dan sudah dibuktikan keberadaan beberapa percabangannya oleh
data
> seismik di sebelah utara offshore Semenanjung Muria.
>
> Bila sesar ini harus aktif, satu-satunya yang paling mungkin untuk
> membangunkannya adalah gempa. Tetapi, gempa di bawah Muria akan berasal
dari
> Zone Benioff sedalam 400 km. Saya tidak yakin bahwa gempa sedalam itu
masih
> akan terjadi pada model pematahan batuan fase padat, sebab di kedalaman
400
> km fasenya sudah semi-rigid, jelas respon gelombang gempanya akan lain.
> Jadi, andai sesar Muria sampai sedalam 400 km, dan ini saya tak yakin juga
> sebab setebal-tebalnya kerak kontinen hampir tak ada yang melebihi 100 km,
> responnya sebagai konduit pembawa energi gempa pun akan lain. Dengan kata
> lain, kecil kemungkinan reaktivasi sesar Muria oleh gempa dalam. Kejadian
> gempa dalam pun jarang.
>
> Tentang masalah ini, kita bisa belajar pada saat ada gempa besar 7.5 Mw di
> utara pantai Jawa Barat di Laut Jawa pada 9 Agustus 2007 yang
berhiposentrum
> dalam 289 km, tak ada kerusakan berarti di pantai utara Jawa Barat,
termasuk
> kilang exor Pertamina Balongan pun tak ada kerusakan berarti. Beberapa
> kerusakan justru dilaporkan di selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Tengah
> bagian barat. Mengapa begitu, sebab energi gempa lebih cepat menjalar ke
> selatan sepanjang slab oseanik yang menunjam, daripada berpropagasi ke
atas
> melewati material astenosfer yang plastis atau semi-rigid. Maka, bila ada
> gempa besar di bawah Muria yang berasal dari Benioff sedalam 400 km, efek
ke
> atas akan minimal.
>
> Berdasarkan hal tersebut, saya tak yakin bahwa reaktivasi Sesar Muria akan
> terjadi signifikan dan membahayakan fasilitas PLTN bila dibangun di
> dekatnya. PLTN2 yang dibangun di wilayah seismik yang lebih tinggi
> intensitasnya seperti di Jepang tentu lebih berbahaya. Bagaimana
> pengamanannya terhadap gempa tentu cerita lain lagi.
>
> Sekarang, bagaimana masalah reaktivasi volkanisme Gunung Muria ? Dari
> sejarah letusannya, gunung ini sudah disebutkan sebagai gunung mati. Andai
> itu meleset, sebab Gunung Muria adalah fault-controlled back arc
volcanism,
> maka ia harus aktif kalau sesarnya aktif secara signifikan. Ini seperti
> gunung-gunungapi di Sumatra yang duduk di sepanjang Sesar Sumatra yang
suka
> ikut terbatuk-batuk kalau sesarnya digeliatkan gempa. Kembali ke prasyarat
> sebelumnya bahwa Sesar Muria kemungkinan kecil tereaktivasi, maka kecil
> kemungkinan juga Gunung Muria aktif lagi, apalagi kalau benar ia memang
> telah mati.
>
> Maka menjawab pertanyaan Pak Ismail, menurut hemat saya, kecil kemungkinan
> bahwa gempa dan volkanisme di sekitar Muria menjadi geologic hazard untuk
> rencana pembangunan PLTN. Meskipun demikian, tentu peneltian2 detail dan
> seksama tentang geologic hazard ini harus dilakukan yang melibatkan ahli2
> Geologi Kuarter, Volkanologi, Seismo-Tektonik, dan lain2 yang berkaitan.
> Saya pikir itu sudah dilakukan.
>
> Salam,
> awang
>
> --- On Wed, 1/7/09, Ismail Zaini <lia...@indo.net.id> wrote:
>
> From: Ismail Zaini <lia...@indo.net.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Wednesday, January 7, 2009, 2:46 AM
>
> Pak Awang , ikutan tanya dikit.
> Fenomena Gn Muria ini spt yg diterangkan berada/duduk persis  diatas sesar
> tua
> Muria - Kebumen , seberapa besar kemungkinan "bahayanya"  dari
kedua
> fenomena tsb ( bahaya letusan dan bahaya aktifnya kembali sesar tsb ) ,
> apakah
> hal ini bisa diabaikan. Sebagai perbandingan sekarang ini ada semacam
> kekawatiran juga dg sesar Bandung......
> Pertanyaan saya ini menyangkut dari hasil kajian tentang akan dibangunnya
> PLTN
> didaerah tsb , studi yang pernah dilakukan sudah bertahun tahun lalu (
jauh
> sebelum adanya  gempa Jogya dan gempa gempa lain yang akhir akhir ini
mulai
> aktif ) yang menetapkan daerah Muria ( Pantai Balongan - Ujung Watu )
> Jepara
> Aman dari bahaya geologi shg layak untuk dibangun PLTN didaerah tsb.
> Dengan kejadian akhir akhir ini ( aktifnya beberapa gempa ) apakah ada
> pengaruhnya ( mentrigernya ) , karena sesar besar tadi  mulai dari Muria (
> pantai utara ) sampai Kebumen ( pantai selatan )
> ( kebetulan banyak  pertanyaan awam ttg masalah ini  adanya kekawatiran
> gempa
> spt gempa jogya yang bagi awam tdk terlintas dipikirannya sebelumnya )
>
> Salam
>
> ISM
>
> ----- Original Message ----- From: "Awang Satyana"
> <awangsaty...@yahoo.com>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>; "Forum HAGI"
> <fo...@hagi.or.id>; "Geo Unpad"
> <geo_un...@yahoogroups.com>; "Eksplorasi BPMIGAS"
> <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> Sent: Monday, January 05, 2009 7:48 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Muria
>
>
> Pak Min,
>
> Barangkali bisa diperiksa di arsip IAGI-net dengan memasukkan kata kunci
> "Muria". Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mengulas setting
> tektonik dan volkanik gunung ini.
>
> Ada beberapa gunung di Jawa yang keluar dari jalur gunungapi Kuarter
> dominan di
> bagian tengah. Walaupun menyimpang dari jalan utama, semuanya ada
> penjelasannya.
> Semua gunung2 di sebelah utara itu (yang paling terkenal Muria) adalah
> contoh
> back-arc volcanism yang kejadiannya dipicu oleh hadirnya sesar regional di
> wilayah back-arc.
>
> Khusus Muria, tak perlu langsung mengaitkannya ke sudut Benioff atau
> penunjaman
> kerak samudra di bawah Jawa. Sehingga kemungkinan kemiringan sudut Benioff
> dan
> umur penunjaman saya pikir tak perlu dilihat lagi. Mengapa ? Sebab,
> korelasi
> positif antara petrokimia gunungapi dengan kedalaman Zone Benioff hanya
> cocok
> untuk spektrum tholeiitic, calc-alkaline, dan high-K calc alkaline
> (Whitford dan
> Nicholls, 1976 : Potassium variation in lavas across the Sunda Arc in Java
> and
> Bali : Volcanism in Australasia, Elsevier Amsterdam). Petrokimia Muria
> tidak
> seluruhnya berada di dalam spektrum tersebut.
>
> Muria secara petrokimia terkenal sebagai shoshonitic, dan hanya wet
> series-nya
> (suatu istilah dalam petrokimia gunungapi) yang menunjukkan hubungan K2O
> yang
> calk-alkaline dan punya kaitan dengan Zone Benioff. Dry series-nya, antara
> K2O
> dan SiO2 tak menunjukkan kaitan. Kalau benar2 subduction-related, harus
> terjadi
> kaitan korelasi antara K2O dan SiO2. Dry shoshonitic series Muria
> didominasi
> oleh olivine leucitite, dengan Sr isotope ratio 0.7043-0.7047, lebih
rendah
> dari
> gunungapi2 Kuarter di tengah Jawa yang rasio isotop Sr rata-ratanya
0.7055.
>
> Sebenarnya, ada dua hal terkait Muria : (1) komposisinya yang lebih
alkalin
> dibandingkan jalur gunungapi Kuarter utama, (2) lokasinya yang isolated
> keluar
> dari jalur utama. Kedua hal ini berhubungan.
>
> Komposisi yang lebih alkalin dan shoshonitic selain dijelaskan seperti
cara
> Whitford dan Nicholls (1976) di atas adalah karena, bila ia
> subduction-related,
> partial melting materialnya mesti berasal dari bagian bawah astenosfer
yang
> basa. Dari data kedalaman fokus gempa, kedalaman Benioff di bawah Muria
> adalah
> sekitar 400 km (Hamilton, 1979 - Tectonics of the Indonesian Region - USGS
> Professional Paper 1078). Pendapat ini bisa benar bila setelah komposisi
> kimiawi
> Muria (SiO2 dan K2O-nya) dimasukkan ke dalam rumus komposisi
> kimia-kedalaman
> Benioff menunjukkan kedalaman sekitar 400 km, bila tidak maka Muria bukan
> gunungapi yang subduction-related. Ketebalan dan kompoisi kerak kontinen
> yang
> dilalui partial melting materials dalam rangka ia membentuk gunungapi
harus
> diperhitungkan juga.
>
> Lokasi yang isolated bisa dijelaskan dengan memahami struktur regional
> Jawa.
> Gunung Muria duduk persis di atas sesar besar (tua) yang suka saya sebut
> Muria-Kebumen - sebuah sesar besar transtension mengiri berarah Meratus
> trend
> dan sebenarnya juga menyambung ke elemen Meratus trend (dalam publikasi
> indentasi tektonik Jawa Tengah, Satyana IAGI 2002, 2005, AAPG 2006, IPA
> 2007)
>
> Menurut Hutchison (1989) : Geological Evolution of SE Asia - Clarendon
> Press
> Oxford, bila magma suatu gunungapi bersifat alkalin, dan diekstrusikan di
> wilayah belakang busur, maka kemungkinan bukan subduction-related. Tetapi,
> asalnya berhubungan dengan penyesaran di wilayah belakang busur, sehingga
> gunungapi tersebut bukan merupakan bagian spektrum calk-alkaline. Muria
> masuk ke
> dalam kriteria ini.
>
> Dalam hal ini, baik juga mengingat postulasi Kuno (1966) - yang tidak kuno
> ("Lateral variation of basalt magma type across continental margins
and
> island arcs" - Bulletin of Volcanology 29) bahwa : semakin alkalin
lava
> gunungapi, semakin jauh ia dari palung. Semakin tholeiitik lava gunungapi,
> semakin dekat ia ke palung. Di Jawa, Gunung Muria dan Krakatau membuktikan
> hal
> ini.
>
> Penjelasan yang pendek dan mudah adalah : Muria berbeda dari trend utama
> gunungapi Kuarter Jawa karena Muria bukan subduction-related volcanism
> seperti
> trend utama, tetapi fault-controlled back-arc volcanism.
>
> salam,
> awang
>
> --- On Tue, 1/6/09, MINARWAN <minarw...@gmail.com> wrote:
>
> From: MINARWAN <minarw...@gmail.com>
> Subject: [iagi-net-l] Gunung Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Tuesday, January 6, 2009, 3:44 AM
>
> Saya mendapatkan sebuah pertanyaan (di forum Geotutor) mengenai
> mengapa di pantai utara Jawa Tengah sana ada Gunung Muria.
> Saat ini gunung api yang aktif di pulau Jawa berada lebih ke arah
> selatan dan kita tahu bahwa deretan gunung api itu berkaitan dengan
> zona penunjaman yang ada di selatan pulau Jawa.
>
> Nah, kisah Gunung Muria ini bagaimana yah?
>
> Apakah ada kaitannya dengan zona penunjaman yang lebih tua (padahal
> Gunung Muria baru berumur 1.1 juta s/d 4000 tahun sebelum masa
> sekarang [Bellon et al., 1990]).
>
> Apakah karena sudut kemiringan "slab" yang menunjam di bawah
pulau
> Jawa itu pernah lebih kecil dan sekarang membentuk sudut lebih besar
> karena slab yang masuk ke mantel semakin banyak dan berat sehingga
> tertarik ke selatan?
>
> Saya kekurangan referensi untuk membantu menjawab pertanyaan itu,
> mudah-mudahan ada rekan-rekan di IAGI-Net yang kebetulan pernah
> tahu/membaca untuk sharing kisah tentang Gunung Muria ini. Jawabannya
> nanti akan saya pasang di Geotutor, lengkap dengan namanya :))
>
> Terima kasih.
>
> Salam
> mnw
>
> -- - when one teaches, two learn -
> http://www.geotutor.tk
> http://desaguadero.blogspot.com
>
>
>
--------------------------------------------------------------------------------
> serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
> pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
>
>
--------------------------------------------------------------------------------
> ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
> dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
> * mungkin di semarang
> * mungkin pula di solo
> * mungkin juga join dg HAGI dll.
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/IAGI-net>Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted
> on
> its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI
> and
> its members be liable for any, including but not limited to direct or
> indirect
> damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use,
> data or
> profits, arising out of or in connection with the use of any information
> posted
> on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
>
>
>
--------------------------------------------------------------------------------
> serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
> pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
>
>
--------------------------------------------------------------------------------
> ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
> dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
> * mungkin di semarang
> * mungkin pula di solo
> * mungkin juga join dg HAGI dll.
>
>
-----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/IAGI-net>Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted
> on
> its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI
> and
> its members be liable for any, including but not limited to direct or
> indirect
> damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use,
> data or
> profits, arising out of or in connection with the use of any information
> posted
> on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>



      

Reply via email to