Pak Koesoema.

Terimakasih sharing wawancaranya yang luar biasa mengenai pahlawan kita Pak AF 
Lasut.
Sebuah sejarah penting awal perjalanan pendidikan Geologi di negeri ini.

Regards
Didik Fotunadi




________________________________
Dari: R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Rab, 16 Februari, 2011 06:20:30
Judul: Re: [iagi-net-l] Arie Frederick Lasut


Yang masih kenal pribadi dengan F. Lasut dan masih hidup adalah Bp Mulyono 
Purbohadiwijoyo dalam usia 85 th yang sekarang masih aktif menulis. Kenangan 
beliau mengenai F. Lasut itu dituangkan dalam memoir pengalaman pribadinya 
dalam 
salah satu tulisan dalam buku (yang memuat tulisan Pak Sigit, Pak Johanas, Pak 
Sukamto dll) yang saya lupa judulnya, tetapi diterbitkan oleh Departemen 
Pertambangan dan Energi. (Saya sendiri mempunyai buku ini tetapi lupa 
menyimpannya)
Namun dalam rangka penulisan sejarah pendidikan geologi di Indonesia saya 
sempat 
mewawancara beliau sepulang dari PIT IAGI di Lombok, dalam rangka mengetahui 
apa 
yang terjadi dengan mannscript Van Bemmelen yang hilang, karena beliau pun 
adalah saksi hidup.. Hasil wawancara ini tidak sempat saya sisipkan dalam 
tulisan saya mengenai 50 th pendidikan geologi di Indonesia yang diterbitkan 
dalam rangka Peringatan 50 Tahun IAGI.
Sebetulnya banyak para geologiawan kita yang ikut berjuang untuk kemerdekaan 
kita, begitupun beliau pun termasuk veteran perjuangan kemerdekaan, Selain 
pejuang ahli geologi itu yang masih hidup dan pernah mengangkat senjata dan 
ikut 
bergerilya di Jawa Timur dan sekitar Jogya dan saya kenal baik  adalah Prof. 
Dr. 
Harsono Pringgoprawiro, selaku Tentara Pelajar.Saya sempat mendengarkan 
kisahnya,
 
Inilah hasil dari wawancara dengan Pak Mulyono Purbohadiwidjolo
 
AWAL PENDIDIKAN GEOLOGI DI INDONESIA .
oleh R.P.Koesoemadinata
 
Lain dengan pendidikan kedokteran, hukum, pertanian dan teknik yang telah 
dimulai pada awal abad ke-20, pendidikan geologi sangat terabaikan oleh 
pemerintah kolonial Belanda. Pendidikan geologi untuk orang Indonesia terbatas 
tingkatan “mantri opnemer” atau surveyor/juru ukur saja. Untuk kebutuhan tenaga 
ahli geologi dan insinyur pertambangan pemerintahan colonial Belanda 
mengandalkan lulusan universitas dan sekolah tinggi teknik dari Belanda dan 
negara Europa lainnya.
Keadaan berubah setelah dimulainya Perang Dunia ke II pada tahun 1938 terutama 
setelah Tentara Jerman menginvasi negeri Belanda, sehingga hubungan terputus. 
Maka mulailah Pemerintah Kolonial Belanda pada tgl 10 Mei 1938 melalui 
mendirikan suatu lembaga pendidikan darurat yang dinamakan “Assistent Geologen 
Kursus” (Kursus untuk Asisten Geolog, mungkin sekarang setara dengan D-3) yang 
berlangsung 3 tahun. Pendidikan ini dilaksanakan oleh Dienst van het Mijnbouws 
(Dinas Pertambangan) di Jl Diponegoro 58 Bandung, dengan  para ahli geologi dan 
insinyur pertambangan yang bekerja pada instansi tersebut  sebagai para 
dosennya, antara lain Van Bemmelen. Pendidikan ini diikuti pada umumnya 
orang-orang Belanda, dan hanya ada 2 orang Indonesia yang mengikutnya sampai 
selesai yaitu F. Lasut dan Sunu Sumosusastro. Persyaratan mengikuti pendidikan 
itu adalah lulus sekolah menengah atas, yaitu HBS (Hogere Burgerschool, khusus 
untuk orang Belanda) atau AMS B ( Algemeene Middlebare School , opsi B/IPA, 
terutama untuk orang pribumi/Indonesia). Kursus ini hanya berlangsung 1 
angkatan 
saja (3 tahun) karena Tentara Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942. Maka kedua 
orang inilah sebetulnya merupakan ahli geologi Indonesia pertama dan boleh 
dikatakan juga pionir dalam pendidikan geologi. Semasa pendudukan Jepang pada 
ahli geologi dan insinjur pertambangan Belanda masih dipekerjakan oleh penguasa 
Jepang, khususnya untuk menterjemahkan laporan2 geologi ke dalam bahasa 
Inggris, 
namun Van Bemmelen masih sempat supervisi pekerjaan geologi lapangan yang 
dilaksanakan F. Lasut mengenai endapan jarosit di Ciater, Lembang di Utara 
Bandung. Selain itu juga masih ada geolog orang Swiss (waktu itu negara netral 
dalam kecamuk perang dunia ke II) yang masih bekerja pada Dinas Pertambangan di 
Bandung itu. Jadi pada waktu pendudukan Jepang ini A. F. Lasut dan Sunu 
Sumosusastro adalah merupakan staf orang Indonesia di Dinas Pertambangan di 
Bandung, dan memegang pimpinan dalam pengambil-alihan instansi ini pada waktu 
Jepang bertekuk-lutut dan terjadi proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. 
Mereka 
inilah yang  berhasil menyelamatkan arsip dan buku2 geologi ke Jl Braga di 
Bandung Selatan, karena kantor Dinas Pertambangan di Jl. Diponegoro yang berada 
di Bandung Utara diduduki tentara Inggris/Belanda, kemudian dipindahkan secara 
berangsur ke Ciwidey, Tasikmalaya ke Magelang dan akhirnya ke Jogya sejalan 
dengan mundurnya tentara RI. Di antara arsip dan buku2 ini tidak termasuk 
manuskrip buku the Geology of Indonesia hasil karya van Bemmelen itu, yang 
merupakan cerita lain.
Pada waktu para ahli geologi dan insinyur pertambangan Belanda harus masuk kamp 
interniran (kompleks tahanan perang), Van Bemmelen menitipkan naskah serta 
buku-bukunya itu pada orang yang sangat dipercayainya, seorang hoofd mantri 
opzichter (mantri ukur kepala) yaitu Djatikusumo  untuk diselamatkan. Pada 
waktu 
Van Bemmelen yang  telah dibebaskan dari tahanan meminta kembali titipannya 
ini, 
yang bersangkutan menolak dengan alasan sebagai seorang pejuang kemerdekaan 
ingin menyelamatkan arsip ini untuk kepentingan bangsa Indonesia , dan kemudian 
membawanya ke tempat asalnya yaitu Malang . Namun kemudian manuskrip dan 
arsip/buku lainnya dia serahkan ke Dinas Pertambangan yang sudah mengungsi ke 
Magelang dan kemudian ke Jogyakarta.
Pada waktu pemerintahan RI mengungsi ke Jogyakarta, maka dibentuk pula suatu 
Pusat Jawatan Geologi dan Pertambangan dibawah naungan Departement Kemakmuran 
di 
Magerang, yang dipimpin oleh A.F. Lasut (sebagai kepala) dan (Sunu Sumosusastro 
sebagai wakilnya). Selain itu juga didirikan beberapa sekolah untuk mendidik 
tenaga geologi dan pertambangan secara darurat pada Nopember 1946 yaitu:
-         Sekolah Geologi Pertambangan  Pertama (SGPP, untuk pendidikan 
juruukur 
geologi
-         Sekolah Geologi Pertambangan  Menengah (SGPM, untuk pendidikan 
juruukur geologi penilik)
-         SekolahGeologi Pertambangan Tinggi (SGPT), untuk pendidikan asisten 
geologi, dengan dosennya antara lain Sunu Sumosusastro (kepala sekolah)  dan 
A.F. Lasut. N
Lembaga pendidikan ini kemudian pindah ke Jogyakarta, dan nama SGPT berubah 
menjadi Akademi Geologi dan Pertambangan (AGP). Pada serangan agresi Belanda ke 
Jogya pada tahun 1948, A.F. Lasut selaku Kepala Jawatan Tambang dan Geologi 
diambil tentara Belanda dari rumahnya dan kemudian ditembak dipinggir jalan 
pada 
7 Mei 1949 sebagai seorang pejuang kemerdekaan.  Lembaga pendidikan ini 
berakhir 
dengan ujian akhir pada akhir tahun 1949 sehingga  berlangsung hanya 1 angkatan 
saja.  Di antara para lulusan pendidikan yang pertama dan  terakhir ini adalah: 
M.M. Purbohadiwidjo, Djajadi Hadikusumo (kemudian pendiri IAGI), Harli 
Sumadiredja, R. Prajitno (Ketua IAGI yang ke-2), Surjo Ismangun, G.M Mohamad 
Slamet Padmokesumo, Mohamad Jasin Rachmat dan Sanjoto Soeseno dan Sumardi 
Umarkatab.
Sementara itu Bp Suroso, seorang ahli geologi praktek (autodidak) ex pegawai 
explorasi Shell/BPM juga mendirikan Sekolah Menengah Geolgi di Jogyakarta.
----- Original Message ----- 
From: herman.dar...@shell.com 
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Tuesday, February 15, 2011 5:25 PM
>Subject: [iagi-net-l] Arie Frederick Lasut
>
>
>Rekan-rekan,
> 
>Tahun lalu saya beli buku di Gramedia mengenai pahlawan2 nasional Indonesia.  
>Dari buku ini saya lihat ada Arie Frederick Lasut sebagai satu-satunya 
>pahlawan 
>nasional Indonesia dengan latar belakang geologi. 
>
>Tapi saya tidak lihat ada fotonya, yang ada Cuma gambar saja. Masa hidupnya 
>cukup singkat, hanya 31 tahun saja. Kalau cari di google, ada dua website yang 
>cukup menarik mengenai pak Lasut ini. 
>
> 
>Apakah ada yang tau informasi lainnya? Kalau ada foto-foto, boleh minta? Kalau 
>tidak salah di UGM nama beliau diabadikan sebagai nama ruang kuliah. Apakah 
>benar?
> 
>Salam,
> 
>Herman
> 
>http://wiwidwitjaksono.wordpress.com/
>http://en.wikipedia.org/wiki/Arie_Frederik_Lasut
> 
>
>__________ NOD32 5559 (20101024) Information __________
>
>This message was checked by NOD32 antivirus system.
>http://www.eset.com
>

Reply via email to