Pak Herman..kisah data sumur (tua sekali mestinya)  yang berhasil
dinegosiasikan oleh Pertamaina vs Belanda,
Belum masuk dalam majalah. ?
Sebenarnya saya awam juga apa yang terjadi, dan apakah ada imbal balik
seperti apa?

Salam,

2011/2/16 <herman.dar...@shell.com>

> Rekan-rekan,
>
>
>
> Saya mengangkat topic Arie Frederick Lasut karena sedang bantu-bantu
> mempersiapkan Berita IAGI yang mestinya terbit bulan April mendatang.
> Topiknya adalah seputar hubungan Netherland dan Indonesia sekitar geologi.
> Sebenarnya topic ini berkaitan dengan topic Berita IAGI lalu mengenai
> 50tahun IAGI. Dari makalah yang masuk, ada satu makalah yang ditulis oleh
> Peter de Ruiter, orang Belanda, pass president of KNGMG (Royal Geological
> and Mining Society of the Netherlands) yang memberikan selamat atas ulang
> tahun IAGI yang ke 50. Pak de Ruiter juga menuliskan pandangannya sebagai
> orang Belanda mengenai perkembangan geologi di Indonesia. Saya lihat topic
> ini bisa dikembangkan untuk jadi satu edisi tersendiri untuk Berita IAGI
> (editor Berita IAGI setuju untuk mengangkat topic ini).
>
>
>
> Kira-kira isinya nanti adalah sbb:
>
> Topic Netherland and Indonesia: Relationship in Geology (in English)
>
> -          Message from Holland: by Peter de Ruiter
>
> -          A. F. Lasut: National Hero Geologist: masih dicari siapa yang
> bisa kasih kontribusi (ada yang berminat?)
>
> -          Working in the Netherland: Herman Darman
>
> -          Study in the Netherland: Herman Boro / Duddy Ranawidjaja
>
> Topic lain yang akan diterbitkan juga adalah (in Indonesian):
>
> -          Harmoni antra teori undasi dan tektonik lempeng: Awang Satyana
>
> -          Upaya mempertahankan cadangan Migas Nasional: Darwin Laulang
>
> -          Shale Gas: G. A. S. Nayoan
>
>
>
> Herman Darman
>
> PS: dalam rangka membantu tim editor Berita IAGI: Arti & Maradona Mansyur
>
>
>
> *From:* hse...@gmail.com [mailto:hse...@gmail.com]
> *Sent:* Wednesday, February 16, 2011 2:05 AM
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Arie Frederick Lasut
>
>
>
> Mungkin Team IAGI perlu segera melakukan wawancara secara Audio Visual
> kepada siapapun pelaku Sejarah Pendidikan Geologi di Indonesia yang masih
> ada sekarang terutama tokoh2 Geologi Indonesia sebelum tahun 1965 yang
> mungkin mengenal secara pribadi Tokoh2 Pejuang Geologi yang sudah tiada itu
> untuk sharing pada kita dan kelak hasil wawancara Audio Visual tersebut
> dapat dijadikan reference yang Authentic dalam penulisan Buku Sejarah
> Pendidikan Geologi di Indonesia secara lengkap. Demikian usulan saya. Terima
> kasih banyak Pak Koesoema yang tak pernah lelah menjembatani Generasi Muda
> Geologi Indonesia dengan para pendahulunya. Semoga Pak Koesoema senantiasa
> diberi kesehatan dan energi oleh Allah swt dalam memberikan inspirasi pada
> Generasi Muda Geologi Indonesia saat ini dan yang akan datang. Amiin.
>
> Salam,
> Habash
>
> Sent via BlackBerry from Maxis
> ------------------------------
>
> *From: *mohammadsyai...@gmail.com
>
> *Date: *Tue, 15 Feb 2011 22:46:41 +0000
>
> *To: *Milis IAGI-net<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Arie Frederick Lasut
>
>
>
> Ck..ck..., hebat! Ini respon otomatis pagi ini setelah membaca info dan
> uraian dari yg dikemukakan oleh pak Koesoema. Katanya, bangsa yg besar
> adalah bangsa yg mampu menghargai sejarahnya. Terbetik pemikiran, mungkin
> IAGI bisa bikin buku khusus ttg sejarah geologi ini, terutama menyoroti para
> ahli geologi dan institusi pendidikan serta lembaga pemerintah yg pernah ada
> hingga yg sedang aktif pada masa kini. Herman dan beberapa kawan (termasuk
> pak Koesoema) tampaknya juga sudah menuliskan secara terbatas.
>
> Semangat pagi!
>
> Salam,
> Syaiful
>
> Mohammad Syaiful
> * handphone: +62-812-9372808
> * business: msyai...@etti.co.id
> ------------------------------
>
> *From: *"R.P.Koesoemadinata" <koeso...@melsa.net.id>
>
> *Date: *Wed, 16 Feb 2011 05:20:30 +0700
>
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Arie Frederick Lasut
>
>
>
> Yang masih kenal pribadi dengan F. Lasut dan masih hidup adalah Bp Mulyono
> Purbohadiwijoyo dalam usia 85 th yang sekarang masih aktif menulis. Kenangan
> beliau mengenai F. Lasut itu dituangkan dalam memoir pengalaman pribadinya
> dalam salah satu tulisan dalam buku (yang memuat tulisan Pak Sigit, Pak
> Johanas, Pak Sukamto dll) yang saya lupa judulnya, tetapi diterbitkan oleh
> Departemen Pertambangan dan Energi. (Saya sendiri mempunyai buku ini tetapi
> lupa menyimpannya)
>
> Namun dalam rangka penulisan sejarah pendidikan geologi di Indonesia saya
> sempat mewawancara beliau sepulang dari PIT IAGI di Lombok, dalam rangka
> mengetahui apa yang terjadi dengan mannscript Van Bemmelen yang hilang,
> karena beliau pun adalah saksi hidup.. Hasil wawancara ini tidak sempat saya
> sisipkan dalam tulisan saya mengenai 50 th pendidikan geologi di Indonesia
> yang diterbitkan dalam rangka Peringatan 50 Tahun IAGI.
>
> Sebetulnya banyak para geologiawan kita yang ikut berjuang untuk
> kemerdekaan kita, begitupun beliau pun termasuk veteran perjuangan
> kemerdekaan, Selain pejuang ahli geologi itu yang masih hidup dan pernah
> mengangkat senjata dan ikut bergerilya di Jawa Timur dan sekitar Jogya dan
> saya kenal baik  adalah Prof. Dr. Harsono Pringgoprawiro, selaku Tentara
> Pelajar.Saya sempat mendengarkan kisahnya,
>
>
>
> Inilah hasil dari wawancara dengan Pak Mulyono Purbohadiwidjolo
>
>
>
> AWAL PENDIDIKAN GEOLOGI DI INDONESIA.
>
> oleh R.P.Koesoemadinata
>
>
>
> Lain dengan pendidikan kedokteran, hukum, pertanian dan teknik yang telah
> dimulai pada awal abad ke-20, pendidikan geologi sangat terabaikan oleh
> pemerintah kolonial Belanda. Pendidikan geologi untuk orang Indonesia
> terbatas tingkatan “mantri opnemer” atau surveyor/juru ukur saja. Untuk
> kebutuhan tenaga ahli geologi dan insinyur pertambangan pemerintahan
> colonial Belanda mengandalkan lulusan universitas dan sekolah tinggi teknik
> dari Belanda dan negara Europa lainnya.
>
> Keadaan berubah setelah dimulainya Perang Dunia ke II pada tahun 1938
> terutama setelah Tentara Jerman menginvasi negeri Belanda, sehingga hubungan
> terputus. Maka mulailah Pemerintah Kolonial Belanda pada tgl 10 Mei 1938
> melalui mendirikan suatu lembaga pendidikan darurat yang dinamakan
> “Assistent Geologen Kursus” (Kursus untuk Asisten Geolog, mungkin sekarang
> setara dengan D-3) yang berlangsung 3 tahun. Pendidikan ini dilaksanakan
> oleh Dienst van het Mijnbouws (Dinas Pertambangan) di Jl Diponegoro 58
> Bandung, dengan  para ahli geologi dan insinyur pertambangan yang bekerja
> pada instansi tersebut  sebagai para dosennya, antara lain Van Bemmelen.
> Pendidikan ini diikuti pada umumnya orang-orang Belanda, dan hanya ada 2
> orang Indonesia yang mengikutnya sampai selesai yaitu F. Lasut dan Sunu
> Sumosusastro. Persyaratan mengikuti pendidikan itu adalah lulus sekolah
> menengah atas, yaitu HBS (Hogere Burgerschool, khusus untuk orang Belanda)
> atau AMS B (Algemeene Middlebare School, opsi B/IPA, terutama untuk orang
> pribumi/Indonesia). Kursus ini hanya berlangsung 1 angkatan saja (3 tahun)
> karena Tentara Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942. Maka kedua orang inilah
> sebetulnya merupakan ahli geologi Indonesia pertama dan boleh dikatakan juga
> pionir dalam pendidikan geologi. Semasa pendudukan Jepang pada ahli geologi
> dan insinjur pertambangan Belanda masih dipekerjakan oleh penguasa Jepang,
> khususnya untuk menterjemahkan laporan2 geologi ke dalam bahasa Inggris,
> namun Van Bemmelen masih sempat supervisi pekerjaan geologi lapangan yang
> dilaksanakan F. Lasut mengenai endapan jarosit di Ciater, Lembang di Utara
> Bandung. Selain itu juga masih ada geolog orang Swiss (waktu itu negara
> netral dalam kecamuk perang dunia ke II) yang masih bekerja pada Dinas
> Pertambangan di Bandung itu. Jadi pada waktu pendudukan Jepang ini A. F.
> Lasut dan Sunu Sumosusastro adalah merupakan staf orang Indonesia di Dinas
> Pertambangan di Bandung, dan memegang pimpinan dalam pengambil-alihan
> instansi ini pada waktu Jepang bertekuk-lutut dan terjadi proklamasi
> kemerdekaan pada tahun 1945. Mereka inilah yang  berhasil menyelamatkan
> arsip dan buku2 geologi ke Jl Braga di Bandung Selatan, karena kantor Dinas
> Pertambangan di Jl. Diponegoro yang berada di Bandung Utara diduduki tentara
> Inggris/Belanda, kemudian dipindahkan secara berangsur ke Ciwidey,
> Tasikmalaya ke Magelang dan akhirnya ke Jogya sejalan dengan mundurnya
> tentara RI. Di antara arsip dan buku2 ini tidak termasuk manuskrip buku the
> Geology of Indonesia hasil karya van Bemmelen itu, yang merupakan cerita
> lain.
>
> Pada waktu para ahli geologi dan insinyur pertambangan Belanda harus masuk
> kamp interniran (kompleks tahanan perang), Van Bemmelen menitipkan naskah
> serta buku-bukunya itu pada orang yang sangat dipercayainya, seorang *hoofd
> mantri opzichter* (mantri ukur kepala) yaitu Djatikusumo  untuk
> diselamatkan. Pada waktu Van Bemmelen yang  telah dibebaskan dari tahanan
> meminta kembali titipannya ini, yang bersangkutan menolak dengan alasan
> sebagai seorang pejuang kemerdekaan ingin menyelamatkan arsip ini untuk
> kepentingan bangsa Indonesia, dan kemudian membawanya ke tempat asalnya
> yaitu Malang. Namun kemudian manuskrip dan arsip/buku lainnya dia serahkan
> ke Dinas Pertambangan yang sudah mengungsi ke Magelang dan kemudian ke
> Jogyakarta.
>
> Pada waktu pemerintahan RI mengungsi ke Jogyakarta, maka dibentuk pula
> suatu Pusat Jawatan Geologi dan Pertambangan dibawah naungan Departement
> Kemakmuran di Magerang, yang dipimpin oleh A.F. Lasut (sebagai kepala) dan
> (Sunu Sumosusastro sebagai wakilnya). Selain itu juga didirikan beberapa
> sekolah untuk mendidik tenaga geologi dan pertambangan secara darurat pada
> Nopember 1946 yaitu:
>
> -         Sekolah Geologi Pertambangan  Pertama (SGPP, untuk pendidikan
> juruukur geologi
>
> -         Sekolah Geologi Pertambangan  Menengah (SGPM, untuk pendidikan
> juruukur geologi penilik)
>
> -         SekolahGeologi Pertambangan Tinggi (SGPT), untuk pendidikan
> asisten geologi, dengan dosennya antara lain Sunu Sumosusastro (kepala
> sekolah)  dan A.F. Lasut. N
>
> Lembaga pendidikan ini kemudian pindah ke Jogyakarta, dan nama SGPT berubah
> menjadi Akademi Geologi dan Pertambangan (AGP). Pada serangan agresi Belanda
> ke Jogya pada tahun 1948, A.F. Lasut selaku Kepala Jawatan Tambang dan
> Geologi diambil tentara Belanda dari rumahnya dan kemudian ditembak
> dipinggir jalan pada 7 Mei 1949 sebagai seorang pejuang kemerdekaan.
> Lembaga pendidikan ini berakhir dengan ujian akhir pada akhir tahun 1949
> sehingga  berlangsung hanya 1 angkatan saja.  Di antara para lulusan
> pendidikan yang pertama dan  terakhir ini adalah: M.M. Purbohadiwidjo,
> Djajadi Hadikusumo (kemudian pendiri IAGI), Harli Sumadiredja, R. Prajitno
> (Ketua IAGI yang ke-2), Surjo Ismangun, G.M Mohamad Slamet Padmokesumo,
> Mohamad Jasin Rachmat dan Sanjoto Soeseno dan Sumardi Umarkatab.
>
> Sementara itu Bp Suroso, seorang ahli geologi praktek (autodidak) ex
> pegawai explorasi Shell/BPM juga mendirikan Sekolah Menengah Geolgi di
> Jogyakarta.
>
> ----- Original Message -----
>
> *From:* herman.dar...@shell.com
>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>
> *Sent:* Tuesday, February 15, 2011 5:25 PM
>
> *Subject:* [iagi-net-l] Arie Frederick Lasut
>
>
>
> Rekan-rekan,
>
>
>
> Tahun lalu saya beli buku di Gramedia mengenai pahlawan2 nasional
> Indonesia.  Dari buku ini saya lihat ada Arie Frederick Lasut sebagai
> satu-satunya pahlawan nasional Indonesia dengan latar belakang geologi.
>
> Tapi saya tidak lihat ada fotonya, yang ada Cuma gambar saja. Masa hidupnya
> cukup singkat, hanya 31 tahun saja. Kalau cari di google, ada dua website
> yang cukup menarik mengenai pak Lasut ini.
>
>
>
> Apakah ada yang tau informasi lainnya? Kalau ada foto-foto, boleh minta?
> Kalau tidak salah di UGM nama beliau diabadikan sebagai nama ruang kuliah.
> Apakah benar?
>
>
>
> Salam,
>
>
>
> Herman
>
>
>
> http://wiwidwitjaksono.wordpress.com/
>
> http://en.wikipedia.org/wiki/Arie_Frederik_Lasut
>
>
>
>
>
> __________ NOD32 5559 (20101024) Information__________
>
> This message was checked by NOD32 antivirus system.
> http://www.eset.com
>
>


-- 
***********************************
Amir Al Amin
Operations/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com
************************************

Kirim email ke