Secara pribadi, saya setuju "pemicu"-nya bisa diusut paralel karena terkait
masalah siapa yang harus membayar ganti rugi, tetapi dengan langkah2 yang
jelas dan terpadu, data2 yang sahih, komitmen penuh (!), keberanian (?), dsb.

 

Kalau sudah jelas, tinggal kita menentukan langkah berikutnya, mau diapakan?
Siapa yang bisa diajak membantu menyuarakan?

 

Jangan lupa bahwa akhirnya mungkin kita akan terbentur permainan politik
(2014 sudah mendekat, satu pihak bisa memanfaatkan untuk menghantam pihak
lain atau sebaliknya untuk membersihkan citra).

 

Di milis oilgasprof-pun sempat ada diskusi dan beberapa orang memutuskan
untuk "temu darat" dengan difasilitasi salah satu hotel di Bogor, tapi
kayaknya sekarang gak ada beritanya. Apakah diskusi di IAGI juga akan
bernasib sama? 

 

Kalau IAGI (dan organisasi profesi lainnya) bisa menyuarakan kebenaran,
didengar, dan ditindak-lanjuti.... bravo! 

 

LL

 

 

 

 

________________________________

From: strivea...@gmail.com [mailto:strivea...@gmail.com] 
Sent: Friday, May 27, 2011 9:51 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Penanganan dampak dan penentuan penyebab bisa jalan paralel toh? 

visit strivearth.com and be entertained

________________________________

From: Chairul Nas <chairul_...@yahoo.co.id> 

Date: Fri, 27 May 2011 10:44:16 +0800 (SGT)

To: <iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Betul sekali Pak Amir. Tapi perdebatan soal penyebab atau pemicu bisa memakan
waktu yang cukup lama, sementara lumpurnya harus diurus dengan cepat - jika
tak ingin desa-desa tenggelam di dalam lumpur.
CN

--- Pada Jum, 27/5/11, Amir Al Amin <amir.al.a...@gmail.com> menulis:


Dari: Amir Al Amin <amir.al.a...@gmail.com>
Judul: Re: [iagi-net-l] Andang Protes
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Jumat, 27 Mei, 2011, 9:12 AM

Saya kurang setuju pendapat "Lupakan soal pemicu"

 

Justru "apa yang memicu itu" yang bisa menjustifikasi, siapa yang
bertanggung-jawab.

Alias siapa yang harus membayar dampak bencana ini.

 

Kalau karena murni kesalahan pemboran-->Bakrie grup, bayar semua ganti rugi. 

Kalau karena gempa -->Pemerintah+Bakrie.

2011/5/27 Leonard Lisapaly <llisap...@fugro-jason.com>

Kalau judul simposiumnya "Humanitus Symposium" tapi masih membahas penyebab
terjadinya bencana ini, ya agak aneh juga sih.

 

Mari kita garis bawahi quote di bawah ini:

 

Lupakanlah soal pemicu, jauh lebih penting saat ini menangani para korban,"
kata Direktur Eksekutif Humanitus, Jeffrey Richards.

LL

 

 

________________________________

From: Sasongko, Yogi [mailto:yogi_sason...@fmi.com] 
Sent: Friday, May 27, 2011 6:47 AM 


To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: RE: [iagi-net-l] Andang Protes 

 

Mungkin pepatahnya bisa begini untuk kasus LUSI  : WES, SENG WARAS NGALAH WAE
.....

 

From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Friday, May 27, 2011 2:20 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Yang 'pro-kesalahan pemboran' tidak punya vested interest apa2 dalam  masalah
Lumpur Lapindo ini, mengapa harus melakukan apa2?, dan  mengapa harus ngotot
soal pendapatnya? 

 

Biarkan lah  pihak yang mempunyai vested interest  untuk berjuang untuk
melindungi kepentingannya. 

Kalau untuk saya pribadi masalah ini sudah selesai. Jika masih ada pihak yang
belum merasa berhasil meyakinkan masyarakat (ilmiah), dan masih merasa
terancam kepentingannya ya silahkan saja , melakukan research dan mencari
data baru,  menyelenggarakan  seminar untuk menunjang pendapatnya sampai
yakin bahwa kepentingannya tidak lagi terancam.

Wassalam

RPK

        ----- Original Message ----- 

        From: Nataniel Mangiwa 

        To: iagi-net@iagi.or.id 

        Sent: Thursday, May 26, 2011 9:47 PM

        Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

         

        Saya sampai detik ini tidak bisa melihat, cara apa yang bisa
dilakukan oleh kaum 'pro pemboran' untuk melawan pendapat dari 'pro
gempa/sesar'. Pak Koesoema sudah pernah membuat protes terbuka, Pak Andang
juga sudah di artikel ini, tapi tidak ada yang berubah.

         

        Pada titik seperti ini mungkin sebagai manusia yang punya banyak
sekali keterbatasan, yang bisa dilakukan cuma berdoa, semoga suatu saat IAGI
bisa netral. Karena yang paling menyedihkan adalah IAGI belum melakukan
revisi pendapat terhadap keputusan yang lalu jaman Pak Ahmad Lutfi, yang
kalau bahasa kasarnya IAGI pendapatnya lebih pro gempa/sesar.

         

        Pandangan wartawan dll sebenarnya tidak merisaukan tetapi pendapat
IAGI itu adalah bottom line dari keprihatinan ini, dan saya lebih respect ke
IAGI lebih baik abstain (tidak pro gempa/pro pemboran) daripada mendukung
Lusi karena gempa/sesar/reaktivasi dll.

         

        Dari lubuk hati terdalam, cuma bisa merasakan dan menyampaikan salam
prihatin.

         

        Salam,

        Natan

        2011/5/26 R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>

        Apakah betul mengirimkan surat protes atas terselenggaranya Symposium
on Indonesia's mud volcano yang berlangsung pada 25-26 Mei 2011 di Sidoarjo
sebagai mana dikutip Wartawan Tempo di Tempo Online hari ini?
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/05/26/brk,20110526-336947,id.htm
l

         

        Wassalam

        RPK

         




-- 
***********************************
Amir Al Amin
Operations/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com
************************************

 

Kirim email ke