Dear pak Nyoto, 

 

Daripada suudzon ""data2 tsb tidak dipakai" apalagi kalau misalnya data
tsb kebetulan "bertentangan" dengan tulisannya." Tolong tunjukkan data
yang mana yang saya pilih2 dan tidak dipakai? Atau ada data yang
diumpetin?  Atau ada yang saya tutup2i??  Justru disini saya berharap
kita semua sebagai geologist professional musti mengungkapkan semua data
dan mengintegrasinya, jangan sepotong-sepotong. Semua informasi atau
data yang ada dipakai. Begitu pula kalau data tersebut tidak dipakai
maka harus dijelaskan mengapa tidak bisa dipakai dengan menujukkan
alasannya. Inilah etika menulis secara ilmiah yang kami terapkan dalam
Lusi. Ibaratnya kalau men-deskripsi gajah, jangan hanya pegang
buntutnya,.. pasti misleading.

 

Dalam contoh yang saya angkat di AAPG Cape Town tadi mengenai 'Pressure
Analysis' di casing shoe yang oleh Davies et al. (2008) dinyatakan telah
'fractured' tetapi dibantah oleh Sawolo et al. (2009) karena analisa
tekanan didalam drill string tidak valid. Ditunjukkan bahwa didalam
drill string terdapat float valve yang memutus hubungan hydrostatis
antara drill string dan open hole, sehingga analisa tekanan didalam
drill string (analisa Davies et al.) tidak valid dan harus dilakukan
pada sisi annulus (seperti yang dilakukan Dr. Rubiandini maupun Sawolo
et al.). 

 

Pada paper Sawolo et al. 2009 tersebut dibeberkan pula skematik dari
drill string serta data2 pengeboran lain termasuk semua pressure data
yang ada seperti Bottom Hole Pressure, Leak Off Test, Pressure data dari
Mud Logger Real Time Data, dll yang diperlukan oleh setiap ilmuwan untuk
melakukan analisa. Data2 pemboran tersebut sengaja dipublish agar bisa
dipakai dalam analisa ilmuwan ataupun driller yang serius ingin
mengetahui duduk perkara sumur yang diduga sebagai penyebab semburan.
Selain itu mungkin sekali Davies et al. benar2 tidak tahu atau tidak
mempunyai data yang lengkap. Tetapi rupanya data2 tersebut tetap tidak
dipakai juga,... hehehe

 

Davies et al. (2010) tidak setuju dengan bantahan Sawolo et al. (2009)
karena menurutnya dilakukan pemompaan slow circulation dan spesifikasi
float valve yang membuat analisa tersebut valid, TANPA memberikan data2
penunjang atau sumber2 yang bisa di trace back. Ini adalah statement dan
informasi menyesatkan karena tidak bisa dilacak balik oleh peneliti
lain. Dari sinilah Davies et al. mulai tidak menulis secara ilmiah dan
mulai melakukan 'cherry picking'. Disisi lain paper Sawolo et al.
(2010), sudah memuat semua data beserta back up nya, menunjukkan dimana
kesalahan dilakukan tetapi Dr. Davies tetap bersiteguh pada 'informasi
sesat' tanpa memberikan back up nya.

 

Saya sarankan kalau pak Nyoto memang ingin mengetahui duduk perkara
tersebut secara ilmiah, sempatkan baca keempat paper tersebut. Cermati
dan ambil kesimpulan sendiri manakah yang lebih mengutamakan etika
penulisan ilmiah dan memakai data yang lengkap dan benar. Ini perlu agar
kita semua tahu duduk perkaranya secara jelas dan tidak terkesan
'asbun'. 

 

Piiis pak!!

 

Wass.

Bambang Istadi

Tetap menghormati yang berbeda pendapat

 

From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Monday, May 30, 2011 9:58 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

"Terlihat disini Davies dan Lusiaga membuat hypothesa berdasarkan
'cherry picked' data sangat berbahaya dan interpretasi misleading, tidak
pakai semua data yang ada dan tebang pilih data yang kira2 mendukung
hipotesanya... "

 

Sudah menjadi kecenderungan setiap penulis (paper) termasuk skirpsi,
thesis, bahwa akan selalu "mencari" data2 yg mendukung tulisannya, kalau
misalnya ada data yg "kurang pas" dengan tulisannya atau mungkin dipikir
tidak akan "mendukung tulisannya", maka kecenderungan si penulis utk
melakukan "data2 tsb tidak dipakai" apalagi kalau misalnya data tsb
kebetulan "bertentangan" dengan tulisannya. Dalam kasus trigger Lusi
(bukan Lumpur Lapindo ?), disadari atau tidak, kedua belah pihak
melakukan hal yg sama, terutama terlihat waktu di acara AAPG Cape Town
Afsel, dalam skala besar terlihat juga dalam pertemuan IAGI dua tahun
yll dibawah kepemimpinan pak Ludfi yg kesimpulannya "sudah diatur
sebelumnya dg penggiringan", dan dalam Symposium Lusi di Sidoardjo
minggu lalu juga bisa dilihat dari undangan atau pembicara yg diundang.

 

 

Wass,

nyoto

 

 

 



 

2011/5/30 Bambang P. Istadi <bambang.ist...@energi-mp.com>

Rekan2 sekalian yang saya hormati,.. 

 

Ada pertanyaan mengelitik dari salah satu wartawan pada sesi tanya jawab
symposium kepada Richard Davies,... Kenapa anda terlihat begitu akrab
dan biasa2 aja dengan Adriano Mazzini, padahal pendapat kalian
bersebrangan,.. begitu kira2 pertanyaan wartawan,..  saya jadi berfikir,
mungkin  orang asing lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan. Disisi lain
kita org Indonesia sekalipun yg kita anggap kaum intelektual belum bisa
menyikapi perbedaan sebagai Anugerah, yang tidak sependapat,
berseberangan dan berpendapat lain dianggap sebagai kadal dan
mengkadali. Kalau saja datang pada simposium yang heboh itu mungkin akan
berpandangan lain. Dengan berbagai kekurangan pada symposium tsb, yang
saya lihat Richard Davies yang selama ini diangap sebagai "suhu"
mewakili kelompok Drilling blowout, walaupun para pendukungnya tidak
datang, tapi tetap jadi bintang tamu symposium, jadi pembicara pertama,
sama halnya dengan keynote speaker, yang pertama dan selalu dikerubungi
oleh wartawan. 

 

Pada pertanyaan wartawan lain soal penyebab, dia menjawab sudah
dipaparkan dalam paper pertamanya, lalu karena dikritik ada yang salah,
diperbaiki dengan data2 drilling dan dipublish dipaper kedua. Mungkin
motto-nya Gak masalah ada kesalahan, yang penting jadi orang pertama
yang publish soal Lusi. Saya jadi teringat AAPG Cape Town Afsel, dimana
Davies menghadirkan Lusiaga salah seorang pendukungnya yang dengan
antusias mengungkapkan Fakta 'terbaru' adanya "sudden pressure drop"
penurunan tekanan secara tiba2 di drill pipe dan diartikan terjadi
bocornya sumur dan breach kepermukaan (lihat paper Davies et al 2010).
Namun asumsi tsb tidak di support oleh data lain. Dari drilling report
terlihat bahwa sengaja dilakukan 'bleed off' ini karena operasi
berikutnya adalah pemompaan 'soaking fluid' (lihat paper Sawolo et al
2010). Terlihat disini Davies dan Lusiaga membuat hypothesa berdasarkan
'cherry picked' data sangat berbahaya dan interpretasi misleading, tidak
pakai semua data yang ada dan tebang pilih data yang kira2 mendukung
hipotesanya.

 

Saya pikir perdebatan soal drilling blowout sebagai pemicu Lusi sangat
professional, berdebat secara ilmiah pula. Simak cara diskusi ilmiah
antara Davies dan Sawolo sbb:

1. Paper Davies et al (2008) disangkal oleh Sawolo (2009) 

2. Davies et al (2010) melakukan diskusi dan dijawab didalam Sawolo et
al (2010) secara ilmiah pula.

3. Didalam paper2 tsb jelas apa yang diperdebatkan, data serta
analisanya. Sumber datanya pun jelas dan bisa di trace back Perlu
diketahui bahwa keempat paper tsb bisa di download dari Elsevier.

 

Saya persilahkan rekan2 untuk menganalisa data2 drilling yg sudah
dipublish semua, atau datang ke Lapindo, akan saya coba bantu minta pada
teman2 di Lapindo supaya bisa analisa data sampai puas. Kalau ada
kesalahan dalam drilling disilahkan tunjuk kesalahannya dan gugat
Lapindo. Jadi jangan percaya begitu saja, tapi periksa datanya dan
analisa kebenarannya, kecuali mazhab rekan2 iaginet sudah berubah
menjadi tendensius dan memojokkan "Pokok-e Lapindo bersalah" sudah tidak
berbasis pada science.

 

Wass.w.w

Bambang Istadi 

 

 

 

From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Friday, May 27, 2011 9:36 AM 


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Hebat sekali, sampai 2 top geologists Indonesia bisa dikadalin (paling
tidak itu menurut pengakuan langsung dari mereka sendiri, yaitu guru
besar Teknik Geologi ITB & juga bekas ketua IAGI pak Koesoemadinata &
pak Andang Bachtiar, bekas ketua IAGI, keduanya dedengkot geologi
Indonesia yg paling top sampai saat ini), sangat2 memprihatinkan, ya
Allah tunjukkanlah Kebesaran & KeadilanMU kepada kita bangsa Indonesia,
khususnya masyarakat korban Lusi ...aameeen YRA.

 

 

Wass,

nyoto

 



 

2011/5/27 R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>

Ya maksud saya seolah-olah usulannya "diperhatikan" dengan menambahnya
pembicara dari dalam negeri/universitas di Indonesia. Tapi yang diajukan
jelas kemana arahnya.

Saya pun juga dikadalin. Saya sebenarnya juga diundang menghadiri
simposium, bahkan ditelepon beberapa kali. Namun setelah saya baca
flyer-nya, saya lihat jelas ke mana arahnya dan maksudnya. Sayapun
menyatakan tidak bisa hadlir karena saya kebetulan ada acara
presentasi/rapat di Jakarta.

Waktu saya di Jambi minggu yang lalu untuk menjadi panelist dalam suatu
diskusi mengenai bagihasil minyak bagi Jambi (katanya direkomendasikan
oleh Pak Andang juga) saya terus menerus ditelepon oleh seorang
wartawati dari TVOne, katanya dia ditugaskan mewawancara saya, mengenai
dunia perminyakan Indonesia. Akhirnya saya setuju dan wawancara
berlangsung di kamar hotel di Jakarta. Wawancara berlangsung mungkin
lebih dari 30 menit dan juga muncul pertanyaan mengenai Lumpur Lapindo.
Off the record saya katakan, "kalian itu bagaimana, kan saya tahu siapa
yang punya TVOne dan pendapat saya mengenai masalah itu kan jelas saya
utarakan pada wawancara". Saya katakan pasti kalau sudah sampai di
editor, hasil wawancara ini bakal kena editing berat, bahkan mungkin
juga tidak akan ditayangkan."

Mereka sih senyum-senyum saja.

Ternyata benar sekali, pada acara Tahukah Anda kemarin sore saya hanya
muncul beberapa detik saja membicarakan mengenai 'Indonesia sebagai
net-importer oil dan sudah keluar dari OPEC' (hal yang kurang relevant),
sedangkan yang muncul lainnya Prof Sukendar dan Ir Sunu (dari Lapindo)
yang berbicara mengenai Lusi cukup panjang lebar. Saya sendiri tidak
nonton acara itu karena masih dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung.

Wah jadi dikadalin juga, walaupun sudah tahu apa yang akan terjadi.

Wassalam

RPK

        ----- Original Message ----- 

        From: Andang Bachtiar <mailto:abacht...@cbn.net.id>  

        To: iagi-net@iagi.or.id 

        Sent: Friday, May 27, 2011 8:50 AM

        Subject: RE: [iagi-net-l] Andang Protes

         

        Koreksi Prof, saya tidak ikut datang di Symposium. Jadi, luput
dijadikan kadal.

         

        Note (lagi):

         

        1.      Kalau memang benar mau berorientasi pada penyelesaian ke
depan, akan lebih logis, elegan, dan bermanfaat simposiumnya membahas
bagaimana disain 3D/4D seismic, disain MT, disain subsidence GPS
survey-nya dikaitkan dengan modeling subsidence, perluasan area
terdampak, dan kemungkinan pengaruhnya pada infrastruktur yang ada
maupun yg direncanakan dibangun (jalan tol, jalan kereta, jalan biasa,
lapangan2 migas, jalur2 pipa, dsb) 
        2.      Dan akan lebih klop kalau kawan2 dari Badan Geologi
sebagai lembaga geologi resmi pemerintah juga diundang  2-3 orang untuk
mempresentasikan berbagai hasil riset mereka dalam 3 tahun terakhir ini
(geokimia, amblesan, struktur dangkal, air tanah, dsb), termasuk rencana
akuisisi seismic 3D yang sekarang sedang dalam proses tender dsb. 
        3.      Format workshop lebih cocok dari pada symposium: spy
hasilnya kongkrit ke depan. 

         

        Salam

         

        ADB

         

________________________________

        From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
        Sent: Friday, May 27, 2011 8:17 AM
        To: iagi-net@iagi.or.id
        Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

         

        Wah sebetulnya saya sudah tidak ingin berkomentar lagi mengenai
Lumpur Lapindo ini

        Tapi, maaf saja, Pak Andang. Anda kelihatannya akhirnya
dikadalin juga

        Hehe
        Wassalam

        RPK

                ----- Original Message ----- 

                From: abacht...@cbn.net.id 

                To: iagi-net@iagi.or.id 

                Sent: Friday, May 27, 2011 5:53 AM

                Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

                 

                Saya menuliskannya sebagai catatan (note) di facebook
saya SEMINGGU yg lalu, bukan tiba2 kemarin. Mungkin untuk menjadikannya
berita wartawan lebih cocoknya memuatnya pas kemarin pelaksanaan acara.
                
                Note fb itu saya tulis setelah saya komunikasikan
concern ke panitianya ttg TIDAK ADANYA PEMBICARA DR PERISET PERGURUAN
TINGGI INDONESIA dan dominannya periset asing (10 orang) dlm info
undangan ke saya maupun dlm website Humanitus sampai 2 hari yg lalu.
Waktu itu di website masih dipampangkan foto 2 pembicara dr Indonesia
yaitu Awang BPMigas dan Sawolo EMP (Lapindo).
                
                Alhamdulillah, rupanya panitia sadar akan pincangnya
acara tsb (a-nasionalis dan berat ke satu sisi pendapat), maka kemudian
pd acara sebenarnya diseimbangkanlah kesan itu dg mencoret Sawolo
EMP/Lapindo dr daftar dan menambahkan Prof Sukendar, Agus Guntoro, dan
Sayogi Sudarman dlm daftar pembicara. Suatu move yg pintar, tp agak
kedodoran kalau diberi tambahan argumen bhw: yg diundang adalah yg
gencar menulis di jurnal2 (internasional) ttg Lumpur Lapindo tsb.
                
                Usulan saya untuk memasukkan pembicara dr Perg Tinggi
paling dekat dg Sidoarjo yg banyak menulispun (Dr Amin Widodo) tidak
dikabulkan. Selain itu saya menyinggung nama Prof Hasanudin ITB yg
pernah menulis bersama Davies (yg kemudian diancam dituntut oleh Lapindo
krn menggunakan data Lapindo tanpa ijin untuk ikut menulis paper dg
Davies), juga kawan2 Badan Geologi yg sangat aktif riset dan menulis ttg
Lumpur Lapindo. Tapi nampaknya panitia lebih suka memilih mrk dr
Indonesia yg punya kecenderungan expertise di tektonik regional,
geotermal, dan yg mrk kenal ikut bersama Lapindo mengkampanyekan
penyebab gempa.
                
                Waktu itu surat saya dijawab panitia dg : "akan
dipertimbangkan" meskipun sulit untuk mengubah acara krn hrs memilih
diantara 40 ahli yg diundang. Saya sendiri tetap mrk harapkan datang
untuk meramaikan acara diskusi. Karena saya ada komitmen full 3 hari
kmrn di Jakarta, maka agak sulit untuk ikutan hadir, terutama kalau
hanya untuk tanya jawab 2-5 menit dan bukan sessi trbuka brainstorming
smua pihak membeberkan usulan rencana ke depan.
                
                Sampai saat ini, saya masih juga pada pendapat: semua
penyelesaian teknis harus jadi 1 paket dg penyelesaian masalah sosial,
tdk bisa dipisahkan. Kami dr IAGI dan HAGI masih dalam posisi terus
membantu Badan Geologi dlm rangka akuisisi data 3D seismik di area
lumpur dan sekitarnya untuk digunakan dalam evaluasi perencanaan teknis
- sosial kedepan.
                
                Salam
                ADB 

                Powered by Telkomsel BlackBerry(r)

________________________________

                From: "R.P.Koesoemadinata" <koeso...@melsa.net.id> 

                Date: Thu, 26 May 2011 20:55:29 +0700

                To: <iagi-net@iagi.or.id>

                ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

                Subject: [iagi-net-l] Andang Protes

                 

                Apakah betul mengirimkan surat protes atas
terselenggaranya Symposium on Indonesia's mud volcano yang berlangsung
pada 25-26 Mei 2011 di Sidoarjo sebagai mana dikutip Wartawan Tempo di
Tempo Online hari ini?
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/05/26/brk,20110526-336947,i
d.html

                 

                Wassalam

                RPK

         

        __________ NOD32 5559 (20101024) Information __________
        
        This message was checked by NOD32 antivirus system.
        http://www.eset.com <http://www.eset.com/> 

 

 

Reply via email to