Mas Bambang,Apakah keempat paper tersebut bisa diunduh secara gratis ?...irit.com SalamO' --- On Mon, 30/5/11, Bambang P. Istadi <bambang.ist...@energi-mp.com> wrote:
From: Bambang P. Istadi <bambang.ist...@energi-mp.com> Subject: RE: [iagi-net-l] Andang Protes To: iagi-net@iagi.or.id Received: Monday, 30 May, 2011, 5:45 PM Dear pak Nyoto, Daripada suudzon “"data2 tsb tidak dipakai" apalagi kalau misalnya data tsb kebetulan "bertentangan" dengan tulisannya.” Tolong tunjukkan data yang mana yang saya pilih2 dan tidak dipakai? Atau ada data yang diumpetin? Atau ada yang saya tutup2i?? Justru disini saya berharap kita semua sebagai geologist professional musti mengungkapkan semua data dan mengintegrasinya, jangan sepotong-sepotong. Semua informasi atau data yang ada dipakai. Begitu pula kalau data tersebut tidak dipakai maka harus dijelaskan mengapa tidak bisa dipakai dengan menujukkan alasannya. Inilah etika menulis secara ilmiah yang kami terapkan dalam Lusi. Ibaratnya kalau men-deskripsi gajah, jangan hanya pegang buntutnya,.. pasti misleading. Dalam contoh yang saya angkat di AAPG Cape Town tadi mengenai ‘Pressure Analysis’ di casing shoe yang oleh Davies et al. (2008) dinyatakan telah ‘fractured’ tetapi dibantah oleh Sawolo et al. (2009) karena analisa tekanan didalam drill string tidak valid. Ditunjukkan bahwa didalam drill string terdapat float valve yang memutus hubungan hydrostatis antara drill string dan open hole, sehingga analisa tekanan didalam drill string (analisa Davies et al.) tidak valid dan harus dilakukan pada sisi annulus (seperti yang dilakukan Dr. Rubiandini maupun Sawolo et al.). Pada paper Sawolo et al. 2009 tersebut dibeberkan pula skematik dari drill string serta data2 pengeboran lain termasuk semua pressure data yang ada seperti Bottom Hole Pressure, Leak Off Test, Pressure data dari Mud Logger Real Time Data, dll yang diperlukan oleh setiap ilmuwan untuk melakukan analisa. Data2 pemboran tersebut sengaja dipublish agar bisa dipakai dalam analisa ilmuwan ataupun driller yang serius ingin mengetahui duduk perkara sumur yang diduga sebagai penyebab semburan. Selain itu mungkin sekali Davies et al. benar2 tidak tahu atau tidak mempunyai data yang lengkap. Tetapi rupanya data2 tersebut tetap tidak dipakai juga,… hehehe Davies et al. (2010) tidak setuju dengan bantahan Sawolo et al. (2009) karena menurutnya dilakukan pemompaan slow circulation dan spesifikasi float valve yang membuat analisa tersebut valid, TANPA memberikan data2 penunjang atau sumber2 yang bisa di trace back. Ini adalah statement dan informasi menyesatkan karena tidak bisa dilacak balik oleh peneliti lain. Dari sinilah Davies et al. mulai tidak menulis secara ilmiah dan mulai melakukan ’cherry picking’. Disisi lain paper Sawolo et al. (2010), sudah memuat semua data beserta back up nya, menunjukkan dimana kesalahan dilakukan tetapi Dr. Davies tetap bersiteguh pada ‘informasi sesat’ tanpa memberikan back up nya. Saya sarankan kalau pak Nyoto memang ingin mengetahui duduk perkara tersebut secara ilmiah, sempatkan baca keempat paper tersebut. Cermati dan ambil kesimpulan sendiri manakah yang lebih mengutamakan etika penulisan ilmiah dan memakai data yang lengkap dan benar. Ini perlu agar kita semua tahu duduk perkaranya secara jelas dan tidak terkesan ‘asbun’. Piiis pak!! Wass. Bambang Istadi Tetap menghormati yang berbeda pendapat From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] Sent: Monday, May 30, 2011 9:58 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes "Terlihat disini Davies dan Lusiaga membuat hypothesa berdasarkan 'cherry picked' data sangat berbahaya dan interpretasi misleading, tidak pakai semua data yang ada dan tebang pilih data yang kira2 mendukung hipotesanya... " Sudah menjadi kecenderungan setiap penulis (paper) termasuk skirpsi, thesis, bahwa akan selalu "mencari" data2 yg mendukung tulisannya, kalau misalnya ada data yg "kurang pas" dengan tulisannya atau mungkin dipikir tidak akan "mendukung tulisannya", maka kecenderungan si penulis utk melakukan "data2 tsb tidak dipakai" apalagi kalau misalnya data tsb kebetulan "bertentangan" dengan tulisannya. Dalam kasus trigger Lusi (bukan Lumpur Lapindo ?), disadari atau tidak, kedua belah pihak melakukan hal yg sama, terutama terlihat waktu di acara AAPG Cape Town Afsel, dalam skala besar terlihat juga dalam pertemuan IAGI dua tahun yll dibawah kepemimpinan pak Ludfi yg kesimpulannya "sudah diatur sebelumnya dg penggiringan", dan dalam Symposium Lusi di Sidoardjo minggu lalu juga bisa dilihat dari undangan atau pembicara yg diundang. Wass, nyoto 2011/5/30 Bambang P. Istadi <bambang.ist...@energi-mp.com> Rekan2 sekalian yang saya hormati,.. Ada pertanyaan mengelitik dari salah satu wartawan pada sesi tanya jawab symposium kepada Richard Davies,… Kenapa anda terlihat begitu akrab dan biasa2 aja dengan Adriano Mazzini, padahal pendapat kalian bersebrangan,.. begitu kira2 pertanyaan wartawan,.. saya jadi berfikir, mungkin orang asing lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan. Disisi lain kita org Indonesia sekalipun yg kita anggap kaum intelektual belum bisa menyikapi perbedaan sebagai Anugerah, yang tidak sependapat, berseberangan dan berpendapat lain dianggap sebagai kadal dan mengkadali. Kalau saja datang pada simposium yang heboh itu mungkin akan berpandangan lain. Dengan berbagai kekurangan pada symposium tsb, yang saya lihat Richard Davies yang selama ini diangap sebagai “suhu” mewakili kelompok Drilling blowout, walaupun para pendukungnya tidak datang, tapi tetap jadi bintang tamu symposium, jadi pembicara pertama, sama halnya dengan keynote speaker, yang pertama dan selalu dikerubungi oleh wartawan. Pada pertanyaan wartawan lain soal penyebab, dia menjawab sudah dipaparkan dalam paper pertamanya, lalu karena dikritik ada yang salah, diperbaiki dengan data2 drilling dan dipublish dipaper kedua. Mungkin motto-nya Gak masalah ada kesalahan, yang penting jadi orang pertama yang publish soal Lusi. Saya jadi teringat AAPG Cape Town Afsel, dimana Davies menghadirkan Lusiaga salah seorang pendukungnya yang dengan antusias mengungkapkan Fakta 'terbaru' adanya “sudden pressure drop” penurunan tekanan secara tiba2 di drill pipe dan diartikan terjadi bocornya sumur dan breach kepermukaan (lihat paper Davies et al 2010). Namun asumsi tsb tidak di support oleh data lain. Dari drilling report terlihat bahwa sengaja dilakukan 'bleed off' ini karena operasi berikutnya adalah pemompaan 'soaking fluid' (lihat paper Sawolo et al 2010). Terlihat disini Davies dan Lusiaga membuat hypothesa berdasarkan 'cherry picked' data sangat berbahaya dan interpretasi misleading, tidak pakai semua data yang ada dan tebang pilih data yang kira2 mendukung hipotesanya. Saya pikir perdebatan soal drilling blowout sebagai pemicu Lusi sangat professional, berdebat secara ilmiah pula. Simak cara diskusi ilmiah antara Davies dan Sawolo sbb: 1. Paper Davies et al (2008) disangkal oleh Sawolo (2009) 2. Davies et al (2010) melakukan diskusi dan dijawab didalam Sawolo et al (2010) secara ilmiah pula. 3. Didalam paper2 tsb jelas apa yang diperdebatkan, data serta analisanya. Sumber datanya pun jelas dan bisa di trace back Perlu diketahui bahwa keempat paper tsb bisa di download dari Elsevier. Saya persilahkan rekan2 untuk menganalisa data2 drilling yg sudah dipublish semua, atau datang ke Lapindo, akan saya coba bantu minta pada teman2 di Lapindo supaya bisa analisa data sampai puas. Kalau ada kesalahan dalam drilling disilahkan tunjuk kesalahannya dan gugat Lapindo. Jadi jangan percaya begitu saja, tapi periksa datanya dan analisa kebenarannya, kecuali mazhab rekan2 iaginet sudah berubah menjadi tendensius dan memojokkan "Pokok-e Lapindo bersalah" sudah tidak berbasis pada science. Wass.w.w Bambang Istadi From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] Sent: Friday, May 27, 2011 9:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes Hebat sekali, sampai 2 top geologists Indonesia bisa dikadalin (paling tidak itu menurut pengakuan langsung dari mereka sendiri, yaitu guru besar Teknik Geologi ITB & juga bekas ketua IAGI pak Koesoemadinata & pak Andang Bachtiar, bekas ketua IAGI, keduanya dedengkot geologi Indonesia yg paling top sampai saat ini), sangat2 memprihatinkan, ya Allah tunjukkanlah Kebesaran & KeadilanMU kepada kita bangsa Indonesia, khususnya masyarakat korban Lusi ...aameeen YRA. Wass, nyoto 2011/5/27 R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id> Ya maksud saya seolah-olah usulannya "diperhatikan" dengan menambahnya pembicara dari dalam negeri/universitas di Indonesia. Tapi yang diajukan jelas kemana arahnya. Saya pun juga dikadalin. Saya sebenarnya juga diundang menghadiri simposium, bahkan ditelepon beberapa kali. Namun setelah saya baca flyer-nya, saya lihat jelas ke mana arahnya dan maksudnya. Sayapun menyatakan tidak bisa hadlir karena saya kebetulan ada acara presentasi/rapat di Jakarta. Waktu saya di Jambi minggu yang lalu untuk menjadi panelist dalam suatu diskusi mengenai bagihasil minyak bagi Jambi (katanya direkomendasikan oleh Pak Andang juga) saya terus menerus ditelepon oleh seorang wartawati dari TVOne, katanya dia ditugaskan mewawancara saya, mengenai dunia perminyakan Indonesia. Akhirnya saya setuju dan wawancara berlangsung di kamar hotel di Jakarta. Wawancara berlangsung mungkin lebih dari 30 menit dan juga muncul pertanyaan mengenai Lumpur Lapindo. Off the record saya katakan, "kalian itu bagaimana, kan saya tahu siapa yang punya TVOne dan pendapat saya mengenai masalah itu kan jelas saya utarakan pada wawancara". Saya katakan pasti kalau sudah sampai di editor, hasil wawancara ini bakal kena editing berat, bahkan mungkin juga tidak akan ditayangkan." Mereka sih senyum-senyum saja. Ternyata benar sekali, pada acara Tahukah Anda kemarin sore saya hanya muncul beberapa detik saja membicarakan mengenai 'Indonesia sebagai net-importer oil dan sudah keluar dari OPEC' (hal yang kurang relevant), sedangkan yang muncul lainnya Prof Sukendar dan Ir Sunu (dari Lapindo) yang berbicara mengenai Lusi cukup panjang lebar. Saya sendiri tidak nonton acara itu karena masih dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Wah jadi dikadalin juga, walaupun sudah tahu apa yang akan terjadi. Wassalam RPK ----- Original Message ----- From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 27, 2011 8:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Andang Protes Koreksi Prof, saya tidak ikut datang di Symposium. Jadi, luput dijadikan kadal. Note (lagi): Kalau memang benar mau berorientasi pada penyelesaian ke depan, akan lebih logis, elegan, dan bermanfaat simposiumnya membahas bagaimana disain 3D/4D seismic, disain MT, disain subsidence GPS survey-nya dikaitkan dengan modeling subsidence, perluasan area terdampak, dan kemungkinan pengaruhnya pada infrastruktur yang ada maupun yg direncanakan dibangun (jalan tol, jalan kereta, jalan biasa, lapangan2 migas, jalur2 pipa, dsb) Dan akan lebih klop kalau kawan2 dari Badan Geologi sebagai lembaga geologi resmi pemerintah juga diundang 2-3 orang untuk mempresentasikan berbagai hasil riset mereka dalam 3 tahun terakhir ini (geokimia, amblesan, struktur dangkal, air tanah, dsb), termasuk rencana akuisisi seismic 3D yang sekarang sedang dalam proses tender dsb. Format workshop lebih cocok dari pada symposium: spy hasilnya kongkrit ke depan. Salam ADB From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Friday, May 27, 2011 8:17 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes Wah sebetulnya saya sudah tidak ingin berkomentar lagi mengenai Lumpur Lapindo ini Tapi, maaf saja, Pak Andang. Anda kelihatannya akhirnya dikadalin juga Hehe Wassalam RPK ----- Original Message ----- From: abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 27, 2011 5:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes Saya menuliskannya sebagai catatan (note) di facebook saya SEMINGGU yg lalu, bukan tiba2 kemarin. Mungkin untuk menjadikannya berita wartawan lebih cocoknya memuatnya pas kemarin pelaksanaan acara. Note fb itu saya tulis setelah saya komunikasikan concern ke panitianya ttg TIDAK ADANYA PEMBICARA DR PERISET PERGURUAN TINGGI INDONESIA dan dominannya periset asing (10 orang) dlm info undangan ke saya maupun dlm website Humanitus sampai 2 hari yg lalu. Waktu itu di website masih dipampangkan foto 2 pembicara dr Indonesia yaitu Awang BPMigas dan Sawolo EMP (Lapindo). Alhamdulillah, rupanya panitia sadar akan pincangnya acara tsb (a-nasionalis dan berat ke satu sisi pendapat), maka kemudian pd acara sebenarnya diseimbangkanlah kesan itu dg mencoret Sawolo EMP/Lapindo dr daftar dan menambahkan Prof Sukendar, Agus Guntoro, dan Sayogi Sudarman dlm daftar pembicara. Suatu move yg pintar, tp agak kedodoran kalau diberi tambahan argumen bhw: yg diundang adalah yg gencar menulis di jurnal2 (internasional) ttg Lumpur Lapindo tsb. Usulan saya untuk memasukkan pembicara dr Perg Tinggi paling dekat dg Sidoarjo yg banyak menulispun (Dr Amin Widodo) tidak dikabulkan. Selain itu saya menyinggung nama Prof Hasanudin ITB yg pernah menulis bersama Davies (yg kemudian diancam dituntut oleh Lapindo krn menggunakan data Lapindo tanpa ijin untuk ikut menulis paper dg Davies), juga kawan2 Badan Geologi yg sangat aktif riset dan menulis ttg Lumpur Lapindo. Tapi nampaknya panitia lebih suka memilih mrk dr Indonesia yg punya kecenderungan expertise di tektonik regional, geotermal, dan yg mrk kenal ikut bersama Lapindo mengkampanyekan penyebab gempa. Waktu itu surat saya dijawab panitia dg : "akan dipertimbangkan" meskipun sulit untuk mengubah acara krn hrs memilih diantara 40 ahli yg diundang. Saya sendiri tetap mrk harapkan datang untuk meramaikan acara diskusi. Karena saya ada komitmen full 3 hari kmrn di Jakarta, maka agak sulit untuk ikutan hadir, terutama kalau hanya untuk tanya jawab 2-5 menit dan bukan sessi trbuka brainstorming smua pihak membeberkan usulan rencana ke depan. Sampai saat ini, saya masih juga pada pendapat: semua penyelesaian teknis harus jadi 1 paket dg penyelesaian masalah sosial, tdk bisa dipisahkan. Kami dr IAGI dan HAGI masih dalam posisi terus membantu Badan Geologi dlm rangka akuisisi data 3D seismik di area lumpur dan sekitarnya untuk digunakan dalam evaluasi perencanaan teknis - sosial kedepan. Salam ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® From: "R.P.Koesoemadinata" <koeso...@melsa.net.id> Date: Thu, 26 May 2011 20:55:29 +0700 To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Andang Protes Apakah betul mengirimkan surat protes atas terselenggaranya Symposium on Indonesia's mud volcano yang berlangsung pada 25-26 Mei 2011 di Sidoarjo sebagai mana dikutip Wartawan Tempo di Tempo Online hari ini? http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/05/26/brk,20110526-336947,id.html Wassalam RPK __________ NOD32 5559 (20101024) Information __________ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com