Maaf Nuhan , yang tinggi besar pemain basket, Baiklah,,thank you for 
covering..anywhere you are. What ever it takes , I ll do...

I am the volunteer going to prison twice..so I can stop this fight..

Thank you all
Get up and stand up, get your right brother.

Many thanks 
Kind regard,
Dini
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "Arya Nuhan" <nuh...@yahoo.com>
Date: Mon, 27 Jun 2011 08:05:00 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Lokal Wireline Nasional Co

Wah kok jadi Pak arya sih. Ini nuhan adik kelasmu di Bandung dulu..Lupa nih.
Salam, Nuhan

-----Original Message-----
From: dini.ben...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Jun 2011 07:17:08 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Lokal Wireline Nasional Co

Apakah bisa menggunakan akses G to G, pemerintah ke pemerintah?

Bukankanh Oil dan Gas , menyangkust sistem Hankam Nas, bukankah banyak ahli 
bumi juga bagian dari HanKam Nas

Terimakasih Pak Arya atas informasinya.

Wassalam,
Dini
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Arya Nuhan <nuh...@yahoo.com>
Date: Mon, 27 Jun 2011 00:04:01 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Lokal Wireline Nasional Co

Berat juga kalau misal, Elnusa harus fight head to head dengan market leader di 
teknologi wireline yang hanya Anggaran Risetnya saja sudah sekitar 4-5 trilyun 
rupiah pertahun. Sementara Nilai Keseluruhan (Market Cap) Perusahaan Elnusa 
hari ini saja tidak sampai 2 trilyun rupiah.

Namun untuk mengejar-atau minimal mempersempit jarak- ketertinggalan kan tak 
musti meniti ulang jalan yang sama (sundanya: reinvent the wheel). Adalah 
prosedur yang biasa untuk beli teknologi dari perusahaan/negara lain, diaku 
milik sendiri, lalu dipreteli, diplototi, didesain ulang, dimanufaktur, 
diujicoba di pasar, diambil masukan dari pelanggan yang marah-marah, 
diperbaiki, dilempar lagi ke pasar, dst. Itu prosedur rekayasa terbalik, jurus 
yang biasa digunakan untuk mengejar ketertinggalan. Industri otomotif Jepang 
menerapkannya pada tahun 60-80an, sementara seluruh industri China dari 80an 
hingga sekarang (banyak sekali buku tentang ini, rekomendasi saya: Miracle, 
Asian Quest for Wealth).

Untuk melakukan semua prosedur itu, kita tahu, perusahaan lokal harus memiliki 
pemasukan dan dengan dukungan kebijakan pemerintah. Teknologi yang bisa dibeli 
dari perusahaan/negara lain tidak mungkin yang paling mutakhir. Kalau di 
wireline nggak mungkinlah rumus campuran blue dye di lumpur pemboran yang 
dikombinasikan dengan pembacaan fluid analyzer di jual ke perusahaan lain, atau 
teknologi star imager dilepas saat2 ini. Sehingga teknologi yang dijual ke 
entitas lain selalu beberapa generasi di belakang. 

Banyak kasus pemboran di Indonesia, dimana tak perlu selalu memakai tool yang 
top of the line. Lain halnya tentu pada kasus eksplorasi di daerah frontir. 
Mustinya BP Migas memfatwakan  penggunaan perusahaan jasa wireline lokal untuk 
afe2 pemboran development/infill well. Ngga usah ngomong inovasi  perusahaan 
lokal kalau pemasukan aja ngga punya.  Tentunya harus juga dibarengi dengan 
kontrol bahwa setelah sekian waktu bisa dibuktikan bahwa perusahaan lokal 
tersebut benar2 melakukan tahapan2 inovasi yang nyata, hingga berangsur2 "local 
content" tool mereka jadi 100% made in Indonesia.

Contoh saja, perusahaan logging batubara Recsalog dari Bandung kini telah 
memanufaktur dan mengoperasikan lebih dari 50 downhole tool beserta operating 
system pendukungnya. Walaupun teknologinya masih jauh dari persyaratan di migas 
dan geothermal, ini bukti bahwa dalam kondisi yang kondusif, industri lokal 
berbasis teknologi bisa tumbuh.

Tapi memang selalu menarik untuk  mendengarkan presentasi teknologi hardware 
dan software terbaru sambil dijamu makan siang di hotel bintang lima. Kapan ada 
jadwal makan-makan lagi ya?

 
Salam,
Arya Nuhan


________________________________
From: OK Taufik <ok.tau...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, June 27, 2011 9:33 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lokal Wireline Nasional Co


sama juga lah mas Shofi yg dilakukan Snopec IPM di ethiopia itu, semua wireline 
tool beli dari Halliburton, Mudlogging juga bekas ILO punya, unit-teknologi 
beli semua, hanya ada penambahan sedikit sana-sini yg tidak menambah keunggulan.

Jadi susah ya mau menilai wireline atau mudlogging China, dibandingkan wireline 
company lain..analoginya kira-kira lomba F1 dengan mesin Ferrari, yg satu Team 
Ferrari yg lainnya Torro roso.

Apakah Torro roso local content, tentu tidaklah..pabrikannya kan tetap ferrari


2011/6/27 Shofiyuddin <shofiyud...@gmail.com>

Maaf, setahu saya tool yang dipakai adalah punya Schlumberger. kalo
>benar, apa bisa disebut local content?
>
>shofi
>
>2011/6/27 Made Sulitra <made.suli...@petrochina.co.id>:
>
>> Baguslah, moving forward as a Local Content!
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: ari nurcahyo
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Sent: Sunday, June 26, 2011 12:39 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Lokal Wireline Nasional Co
>> Pak Made,
>>
>> Elnusa Wireline Logging sampai saat ini masih ada dibeberapa lokasi antara
>> lain di Pendopo, Rantau, Cirebon, Cepu mungkin juga di Tanjung dengan
>> beberapa kontrak dengan Pertamina EP dan beberapa perusahaan minyak lain
>> TAC/ UBEP.
>> Sekedar informasi saja.
>>
>> Salam,
>>
>> Ari
>>
>>________________________________
>> From: Made Sulitra <made.suli...@petrochina.co.id>
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Sent: Fri, June 24, 2011 8:01:12 AM
>> Subject: [iagi-net-l] Lokal Wireline Nasional Co
>>
>> 
>> Pak Arya,
>> Mengenai Lokal Wireline National Co itu udah ada, salah satunya namanya
>> ELNUSA Wirelina dimana dulu pernah mencuat, tapi setelah joint partner
>> dengan External kok malah manurung, barangkali yang tahu Elnusa WL
>> Services, bisa sharing komentar please!
>>
>> Yang perlu ditiru dari Chino WL adalah terobosannnya ("Simultaneous
>> Breakthroughs") baik dari Incentive GOChina, Oiler Technokrat(with limit
>> English) maupun $$$ Businessman sambut bergayung dalam kurun waktu kurang
>> dari 10thn jatuh bangun, sedangkan kita udah mulai lebih dari 40thn yang
>> lalu (Minas & Arun), emang perlu, BANGKITlah spt acara Metro TV.
>>
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: Arya Nuhan
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Sent: Thursday, June 23, 2011 11:38 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Sharing pengalaman mengenai
>> wirelinelogging/LWD/mudlogging company China
>> Sorry Om Bow, jadi agak2 OOT.
>>
>> Diskusi ttg perusahaan WL Log services China ini membuat saya teringat nasib
>> WL Log nasional, terutama yg bergerak di minyak, gas dan geothermal.
>> Bagaimana nasib mereka? Siapa saja pemainnya sekarang? Bisa dishare
>> pengalaman menggunakan jasa WL Lokal untuk oil/gas/gethermal?
>>
>> (Syukurlah) Hingga kini untuk batubara praktis logging services di kuasai
>> oleh pemain lokal. Namun, nilai kontraknya kecil sekali dibandingkan di
>> oil/gas/gthermal. Daily rate 2 hari untuk service setara PEX ekuivalen
>> dengan rental sebulan jasa logging di pemboran batubara. Hingga agak sulit
>> mengharapkan terobosan teknologi canggih dengan margin yg tipis itu.
>> Walaupun mudah2an usaha mereka tetap dapat pahala.
>>
>> Kembali ke WL company China, pemerintah mereka sekitar 10 tahun lalu sempat
>> berkelahi dengan WTO perihal proteksi WTO thd hak cipta teknologi utk
>> perusahaan investor asing(baca:us & eur) di China. Singkat cerita, China
>> akhirnya berhasil "memaksa" perusahaan yg investasi di sana utk membuka
>> blueprint design mereka. Itu salah satu sebab dekade terakhir ini dipenuhi
>> dengan perusahaan2 teknologi china yg mengandalkan teknologi "pampasan
>> perang" yg sudah di reverse engineered. Tak lupa negara membuat aturan dan
>> (ini yg terpenting) memastikan bahwa penyedia jasa nasional china harus
>> selalu didahulukan.
>>
>> Kebijakan terakhir ttg penggunaan komponen dan jasa lokal tak asing di
>> Indonesia, sudah digadang2 mungkin sejak zaman pangea belum berpisah. Namun
>> tindak lanjutnya mana?
>>
>> Dimana peran regulator dalam rapat AFE pemboran misalnya,ketika melihat
>> rencana pemboran development atau infill well (yg tentu diikuti logging dan
>> perforasi) untuk target di section2 yg dangkal, reservoir klastik,
>> sandstone, tebal lebih dari 10 ft, berdasarkan log density/porosity
>> terdahulu cross overnya besar dan jelas betul, dengan oil/gas show yg
>> kentara dari cutting dan mudlog. Dalam situasi demikian seharusnya regulator
>> yg pro industri dalam negeri mempromosikan wl lokal.Tak apalah run triple
>> combo, bisa diakali dengan tambah rathole 10-15 ft, atau bongkar pasang
>> probe, lalu run 2 kali. Formation testernya masih ngga ada pompanya, cincay
>> lah, kalau ngga tight2 bgt dari pressure gradien juga insyaAllah ketahuan
>> mana yang hak serta yang mana yg air. Dengan demikian titik perforasi tetap
>> bisa ditentukan. Geologist2 kita banyak yg handal.
>>
>> Tentu skenario di atas hanya berlaku untuk sumur hafalan di section yg
>> jinak. Tapi mustinya masih banyak sumur/section klasifikasi demikian dalam
>> rencana2 pemboran di Indonesia utk saat ini. Ini juga berarti seharusnya
>> masih banyak porsi kue utk perusahaan logging lokal kita.
>>
>> Sorry lagi Om Bow jadi membajak topik.
>>
>> Habisan benci aku.
>>
>> Salam,
>> Arya Nuhan
>>
>> Salam, Nuhan
>>
>> ________________________________
>> From: Bowo Pangarso <bow...@gmail.com>
>> Date: Thu, 23 Jun 2011 10:36:58 +0700
>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Sharing pengalaman mengenai wireline
>> logging/LWD/mudlogging company China
>> Pak Made terimakasih atas sharingnya.
>> Mungkin kalau tidak keberatan boleh disharing secara teknikal apakah mereka
>> hanya provide tool standard seperti Triple Combo (GR-Res-ND) saja, atau
>> mereka juga punya special tool lain? seperti misalnya NMR/CMR atau yang
>> ekuivalen? MDT/RDT/RCI, dual packer capabilities? Image log? HPHT tools?
>>
>> Pengalaman mereka di onshore dan atau offshore bagaimana pak?
>>
>> dari sisi non teknikal, apakah support untuk post processing analysis, akses
>> ke expert dari masing-masing log dan teknologi, tingkat safety standard
>> mereka juga cukup tinggi?
>>
>> Maaf kalau jadi terlalu detail, lebih karena memang saya belum pernah
>> berinteraksi dengan perusahaan logging asal China, sehingga hanya
>> dengar-dengar saja, apalagi kelihatannya mereka baru lebih kurang 10 tahun
>> beroperasi di Indonesia (CMIIW), seiring dengan masuknya perusahaan minyak
>> asal China.
>> Untuk kawan-kawan lain yang sudah kirim via Japri terimakasih....
>>
>> salam,
>> Bowo
>> 2011/6/22 Made Sulitra <made.suli...@petrochina.co.id>
>>>
>>> All,
>>> Dari segi non-technical (English) and price sangat competive.
>>> Technically OK (meet our bussines requirement to flow the well) dan
>>> sekarang Citic Seram Energy Ltd pake Chinese WL.
>>>
>>> ----- Original Message -----
>>>
>>> From: Bowo Pangarso
>>> To: IAGI
>>> Sent: Wednesday, June 22, 2011 1:56 PM
>>> Subject: [iagi-net-l] Sharing pengalaman mengenai wireline
>>> logging/LWD/mudlogging company China
>>> Rekan-rekan IAGI yang budiman,
>>> Kalau tidak keberatan saya mohon sharingnya dari rekan-rekan sekalian
>>> mengenai pengalaman berinteraksi dengan perusahaan wireline logging/LWD
>>> company China.
>>> Untuk segala aspek baik teknikal, non teknikal, maupun harga. Salah satu
>>> yang bisa saya dapatkan melalui browsing di internet adalah
>>> http://www.cnlc.cn/cnlcWeb/Index.htm, saya pernah dengar juga ada Da Qing?
>>>
>>> Akan lebih baik kalau bisa japri saja, tapi saya mohon kalaupun melalui
>>> jalur umum, opini yang keluar tidak mendiskreditkan satu perusahaan
>>> tertentu.
>>>
>>> terimakasih,
>>> Bowo
>>>
>>>________________________________
>>>
>>> “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this
>>> email.
>>>
>>>________________________________
>>> “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this
>>> email.
>>
>>________________________________
>>
>> “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.
>>
>>________________________________
>> “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.
>>
>>________________________________
>>
>> “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.
>>
>>________________________________
>> “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.
>
>
>--------------------------------------------------------------------------------
>PP-IAGI 2008-2011:
>ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>--------------------------------------------------------------------------------
>Ayo siapkan diri....!!!!!
>Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
>September 2011
>-----------------------------------------------------------------------------
>To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>No. Rek: 123 0085005314
>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>Bank BCA KCP. Manara Mulia
>No. Rekening: 255-1088580
>A/n: Shinta Damayanti
>IAGI-net Archive 1: 
>http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net Archive 2: 
>http://groups.yahoo.com/group/iagi
>---------------------------------------------------------------------
>DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
>its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
>its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
>damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data 
>or profits, arising out of or in connection with the use of any information 
>posted on IAGI mailing list.
>---------------------------------------------------------------------
>
>


-- 
Sent from my Computer®

Reply via email to