Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya 
nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau 
bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran 
sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk 
parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall 
dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang 
dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini 
sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye

Ism
 
Sent by Liamsi's Mobile Phone

-----Original Message-----
From: mufar...@gmail.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh 
masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn 
tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak 
nanti hehehe)
Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih 
dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 
"oknum" pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap 
hujan besar gak bisa dihindari
Kasus begini gimana caranya "memberantas" ya? 

Salam
Razi 

-----Original Message-----
From: bosman batubara <bosman200...@yahoo.com>
Date: Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat 
"Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir" hanyalah sebuah alternatif. 
Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 
administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang 
selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa 
didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 
permasalahannya. 

 
tabik
bosman batubara 


________________________________
 From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Hendratno Agus <agushendra...@yahoo.com> 
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya "korupsi" koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah "adaptasi dan mitigasi" 
terhadap banjir. 

Lalu yang "diberantas" itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe....

salam, agus hend



________________________________
 From: "anwar.tau...@gmail.com" <anwar.tau...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +0000
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  "Ismail Zaini" <lia...@indo.net.id> 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya......, 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesional........dan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ............ini yang mestinya dioptimalkan.....
 
 
ISM
 
----- Original Message ----- 
>From: bosman  batubara 
>To: iagi net 
>Sent: Friday, February 24, 2012 8:58  PM
>Subject: [iagi-net-l] Indonesia  Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
>
>
>Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
>***
>
>Indonesia Membutuhkan Komisi  Pemberantasan Banjir  
>Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya  
>“Proyek  Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya,  
>terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan  
>Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua  
>partner diskusilah…
>***
>Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal  tahun 
>ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah  mewanti-wanti 
>warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas,  2/1/2012). 
>Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi  dengan 
>durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan  terbukti 
>memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan  Februari 
>ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena  banjir.
>Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia  adalah masalah dunia. 
>Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD;  2012), pada tahun 2010 
>saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang  terkena dampak banjir. Dan 
>kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut  untuk tahun 2008—2010 saja 
>mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat  (USD). Kalau data ini 
>dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek,  menurut Badan Perencanaan 
>Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir  pada tahun 2007 saja 
>total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang  untuk melaksanakan 
>kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan  jumlah yang sedikit, 
>kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang  sebesar 20,59 triliun, 
>maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah  sekitar 20%, alias 
>seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008. Ini baru di DKI,  belum lagi kalau 
>kita mengkuantifikasi total kerugian untuk semua wilayah 
 Indonesia, tanpa perlu melakukan perhitungan lagi, kita bisa memprediksi bahwa 
 kita akan menemukan angka yang cukup signifikan seperti di  atas.***
>selengkapnya: 
>http://annelis.wordpress.com/2012/02/24/indonesia-membutuhkan-komisi-pembe  
>rantasan-banjir/ 
> 
>tabik
>bosman  batubara

Kirim email ke