Kalau para ahlinya sudah "menyerah"... bagaimana dengan rakyatnya dong :))
Dulu saya pernah posting disini ..bahwa banjir ini akan datang dan datang lagi, Apa yang dikerjakan oleh Bank Dunia di Jakarta dan juga Cekungan Bandung (Citarum project), menurut saya, akan berpacu dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang luar biasa dan "kesenjangan pengetahuan" masyarakat. Mari kita bersama-sama mengevaluasi hasilnya..... Dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional tahun lalu, hal ini juga menjadi bahan evaluasi ,beberapa kesimpulannya: 1. Konsep hidup di daerah bencana (living in disaster area) harus terus disosialisasikan. 2. Target dari konsep ini adalah pemahaman mengenai pola adaptasi masyarakat dan para pengambil keputusan: contoh ekstrim mungkin seperti yang diceritakan oleh eyang kakung dalam postingnya "toh banjir hanya 2-3 minggu masih ada minggu-minggu lain untuk..." Salam, Fajar (2441) "Harapan itu masih ada...." ________________________________ From: Ismail <lia...@indo.net.id> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 7:27 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone ________________________________ From: mufar...@gmail.com Date: Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 +0000 To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak nanti hehehe) Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 "oknum" pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap hujan besar gak bisa dihindari Kasus begini gimana caranya "memberantas" ya? Salam Razi ________________________________ F