beresin dulu e-ktp...baru Indonesia bisa dibenerin 2012/2/26 Ismail <lia...@indo.net.id>
> Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya > nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau > bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran > sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk > parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk > mall dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal > kurang dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir > ini sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . > Tak iye > > > Ism > Sent by Liamsi's Mobile Phone > ------------------------------ > *From: *mufar...@gmail.com > *Date: *Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 +0000 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan > Banjir > > Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah > menyentuh masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur > rumah warga krn tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut > teriak juga gak nanti hehehe) > Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg > jernih dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, > termasuk rumah2 "oknum" pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau > dikata? Banjir tiap hujan besar gak bisa dihindari > Kasus begini gimana caranya "memberantas" ya? > > Salam > Razi > ------------------------------ > *From: *bosman batubara <bosman200...@yahoo.com> > *Date: *Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 -0800 (PST) > *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan > Banjir > > Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang > saya buat "Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir" hanyalah sebuah > alternatif. Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua > masalah sekat2 administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar > institusi2, yang selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, > aku pikir itu bisa didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal > substansi2 permasalahannya. > > *tabik* > *bosman batubara *** > > ------------------------------ > *From:* Bandono Salim <bandon...@gmail.com> > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Sent:* Saturday, February 25, 2012 12:45 PM > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan > Banjir > > Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada > istilah memberantas, membasmi, atu sejenisnya. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *Hendratno Agus <agushendra...@yahoo.com> > *Date: *Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT) > *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan > Banjir > > Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya "korupsi" koq > diberantas? > Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah > adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa > dikelola dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah "adaptasi dan > mitigasi" terhadap banjir. > Lalu yang "diberantas" itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, > jakarta, tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, > pacet, jember? hehehehe.... > > salam, agus hend > > ------------------------------ > *From:* "anwar.tau...@gmail.com" <anwar.tau...@gmail.com> > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Sent:* Saturday, February 25, 2012 11:18 AM > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan > Banjir > > > Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 > dan perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang > tumpang tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang > belum optimal. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *"Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> > *Date: *Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +0000 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan > Banjir > > Biasa pak bagi2 duit utangan > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *"Ismail Zaini" <lia...@indo.net.id> > *Date: *Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan > Banjir > > sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir ) kan sudah ada Badan ( > BNPB ) yg nangani Bencana tsb , kenapa harus bikin bikin lagi Komisi baru > nanti malah kebanyakan Komisinya......, > Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana mulai pra bencana ( > penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi ), lha pra bencana > ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu kenapa terjadi > bencana dan bagaimana cara memitigasinya . > Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang anggotanya ada yg dari > unsur masyarakat profesional........dan Badan ini juga akan gampang kuat > untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt Direktorat Sungai dan > Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan hujan dan cuaca, dll > ............ini yang mestinya dioptimalkan..... > > > ISM > > > ----- Original Message ----- > *From:* bosman batubara <bosman200...@yahoo.com> > *To:* iagi net <iagi-net@iagi.or.id> > *Sent:* Friday, February 24, 2012 8:58 PM > *Subject:* [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir > > Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya... > *** > Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir > Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya > “Proyek > Setengah Hati Menangani Banjir > Jakarta<http://annelis.wordpress.com/2012/02/24/proyek-setengah-hati-menangani-banjir-jakarta/>’. > Tulisan ini, pada dasarnya, terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di > mailing list alumni Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena > itu, terima kasih untuk semua partner diskusilah… > ***** > Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal > tahun ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah > mewanti-wanti warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas, > 2/1/2012). Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang > tinggi dengan durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. > Dan terbukti memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir > bulan Februari ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena > banjir. > Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia adalah masalah dunia. > Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD; 2012), pada tahun 2010 > saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang terkena dampak banjir. > Dan kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut untuk tahun 2008—2010 > saja mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat (USD). Kalau data > ini dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek, menurut Badan > Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir pada tahun > 2007 saja total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang untuk > melaksanakan kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan > jumlah yang sedikit, kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang > sebesar 20,59 triliun, maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah > sekitar 20%, alias seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008. Ini baru di > DKI, belum lagi kalau kita mengkuantifikasi total kerugian untuk semua > wilayah Indonesia, tanpa perlu melakukan perhitungan lagi, kita bisa > memprediksi bahwa kita akan menemukan angka yang cukup signifikan seperti > di atas. > *** > selengkapnya: > http://annelis.wordpress.com/2012/02/24/indonesia-membutuhkan-komisi-pembe > rantasan-banjir/ > > *tabik* > *bosman batubara *** > > > > > >