Yang tahu Tidak Berwenang , Yang  Berwenang Tidak tahu

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-----Original Message-----
From: "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com>
Date: Tue, 3 Apr 2012 10:56:31 
To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia

Yaa itulah kalau masing2 nganggap dirinya bener sendiri.  Masing2 direktorat 
jalan sendiri-sendiri.
Memang sulit yaa mengintegrasikan dan mensinergikan badan2 yang sudah solid 
kerjanya.
Hanya "orang kuat" dan berani yang dapat melakukannya.
Mungkin dengan mendudukkan dalam satu "meja" bundar, baru dapat saling 
memahami, dan dapat berinteraksi dengan benar. (Kalau seminggu pasti nggak 
cukup apalagi hanya main jam.)
Aaah nggak tau aku bukan ahli politik apalagi negara.
Salam bd.s  

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Date: Tue, 3 Apr 2012 17:40:21 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
Pak Dirjen kayaknya ngga ngerti mana upstream mana downstream. Mana
produksi minyak dari kilang dan mana lifting minyak.
Jadi kebocoran di kilang yg memang pernah terjadi dianggap soal lifting
minyak juga sama.
Sisi lain yg positip, hayoo bagaimana dengan keterbukaan informasi publik ?

Helow KIP !
(komite Informasi Publik)

rdp

2012/4/3 Bandono Salim <bandon...@gmail.com>

> Gak diundang kalee, ntar mudah mainin pajak lifting,
>
> Kidding aja, salam bd.s
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: "Ismail" <lia...@indo.net.id>
> Date: Tue, 3 Apr 2012 01:36:52
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak
> Indonesia
> Ini kan masalah persepsi saja ttg kebingungan melihat angka angka lifting
> yg bisa 1,4 juta , 970 rb , 950 ribu , bisa tiba tiba turun 900 ribu , dst
> , tidak sekedar  alat ukur saja tapi lebih ke permasalahan di industri
> migas secara umum misalnya adanya unplanned shutdown , dll, perbedaan
> persepsi  ini biasa terjadi bahkan para pengamatpun juga sering
> mempertanyakan , dikirain industri migas itu sama dg industri manufactur
> spt pabrik baja atau pabrik tahu .
> Dulu saya pernah ikut semacam training/pelatihan ttg tatacara dan
> prosedure penghitungan lifting minyak untuk para stakeholder khususnya
> dibidang pengawasan spt dari Polri , KPK ,BPK, Bea cukai , Dirjen Kelautan
> dept Perhub { Hubla } dll termasuk dari kalangan  ESDM sendiri, cuma
> kelihatannya Tidak ada dari Ditjen Pajak
>
> Ism
>
>
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
>
> -----Original Message-----
> From: Nugrahani <nugrah...@bpmigas.go.id>
> Date: Tue, 3 Apr 2012 01:06:47
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak
>  Indonesia
>
>
> Ini aku "copas" komentar dr Kadiv Humas BPMIGAS :
>
> http://m.detik.com/read/2012/04/02/204650/1883374/1034/bp-migas-belum-pernah-ada-gayus-di-perusahaan-minyak
> .
>
>
> Memang kayaknya DirJen Pajak itu mengukur bajunya sendiri ke orang lain ;
> orang pajak terbiasa cincai-cincai dgn para wajib pajak, sehingga mengira
> orang2 di industri migas juga demikian. Padahal gimana caranya, coba !
> Metering lifting kan udah urusannya peralatan (dan diperiksa meterannya dlm
> jangka waktu tertentu). Itu adalah teknologi, bukan urusan mental orang.
> Klo pun gak keluar, pasti tertinggal di pipa/storage, jadi stock (pun klo
> dibilang gak bisa mencapai produksi sekian, toh minyaknya gak kemana-mana,
> tetap tinggal di reservoar di bawah tanah sana !). Coba tanya ama
> perusahaan air (aqua, vit, dll) apakah mereka bisa cincai-cincai dengan
> angka produksi, apa mereka bisa kecolongan jumlah liter air / botol yg
> keluar dari pabriknya ?? (dan ingat, harga air mineral yg teknologi
> produksinya jauh lebih sederhana itu harganya gak beda jauh dgn harga bbm
> subsidi kita).
> Lagipula, kita kan diperiksa oleh BPK-BPKP, DPR, dan angka apapun
> (lifting, cost recovery) adalah angka pemerintah, bukan angkanya oil
> company manapun !
> Kok pejabat negara gak percaya ama angkanya negara.
>
>
> Salam,
> Nuning
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: Surarso Hardjono <surarso_hardj...@yahoo.com>
> Date: Tue, 3 Apr 2012 08:03:53 +0800
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak
> Indonesia
>
> Sesungguhnya kemampuan produksi Minyak RI sudah sangat terbatas.
> Lapangannya sudah tua tua, pressurenya rendah , water cutnya tinggi ada
> yang lebih 90 %. Discovery sudah sangat minim. Lha kalau produksi digeber,
> anak cucu kita dapat apa. Dan bagaimana caranya.
>
> Srs 710
>
> Dari: Ruskamto <rsoeri...@yahoo.com>
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Dikirim: Selasa, 3 April 2012 6:59
> Judul: Re: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
>
> Lha Dirjen Pajak kok dari pemain Bursa ? Ngomongnya ngawur, pegawainya
> bungkam.. Mosok gak tahu di setiap pelabuhan pengiriman lifting itu ada
> petugas Bea Cukai yang mengnyaksikan lifting. Ada custodian meter yang
> diterra setiap tahun...
> Prihatin pejabat publik kita kualitasnya minim.. RUS
> From: Ok Taufik <ok.tau...@gmail.com>
> Date: Mon, 2 Apr 2012 19:34:36 +0700
> To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
>
>
> Jakarta - Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Sektor Minyak dan Gas Bumi
> serta Pertambangan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) salah satunya
> dikarenakan sampai hari ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany
> tidak percaya produksi minyak indonesia berapa.
>
> “Ada yang bilang produksi minyak (lifting) 950.000 barel per hari (bph),
> bahkan saat ini turun 930.000 bph, atau bahkan pada jaman Presiden Suharto
> 1,4 juta bph. Jujur saya tidak percaya, pasalnya siapa yang menentukan
> lifting produksi minyak kita,” kata Fuad di Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak
> Besar Gambir, Senin (2/4/2012).
>
> Ketidakpercayaan ini sebelumnya juga didasarkan, pada saat dirinya belum
> menjabat sebagai Dirjen Pajak sempat bertanya dengan Dirjen Migas.
>
> “Waktu itu saya belum jadi Dirjen Pajak, ketemu sama Dirjen Migas (tapi
> bukan Evita Legowo), bertanya, pak siapa yang nentuin dan periksa berapa
> lifting minyak kita kok bisa nentuin 1,4 juta barel atau 950 ribu barel per
> hari? Nah Dirjen tersebut bilang dengan nada sedikit kesal, lah saya aja
> ngak boleh periksa,” ungkap Fuad didepan para pegawai pajak.
>
> Apalagi Fuad sendiri yang lama di Pasar Modal, hafal benar kelakuan
> perusahaan besar di sektor Migas. “Saya itu lama di Pasar Modal jadi tahu
> kelakuan perusahan besar di sektor migas entah itu dia perusahaan terbuka
> (tbk) atau terbatas, mereka tidak bisa dipercaya,” ujarnya.
>
> Fuad membayangkan kondisi dilapangan, dengan kelakuan perusahaan Migas
> seperti itu, mereka tinggal bilang bahwa produksi minyaknya sekian sudah
> dipercaya begitu saja. “Mereka tinggal bilang produksi kita sekian, orang
> Pertamina atau BP Migas datang lihat dan percaya saja, bayangkan itu,
> itukan produksi minyak kita, itu ada pendapatan pajak kita,” tambahnya.
>
> “Mereka bilang kita perusahaan besar Bing Four, ada yang mengawasi, ya
> yang mengawasi kan pegawai mereka juga, bisa dicincai lah,” tandasnya.
>
> --
> Sent from my Computer®
>
>
>
>


-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*

Kirim email ke