Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau…. Bagi orang mineral (kayak saya) 
atau batubara mungkin akan melihat system cost recovery di migas terlihat 
indah, dan sebaliknya kawan-kawan migas (mungkin) akan melihat system di 
minerba nampak lebih liberal dan nyaman. Saya yakin masing-masing memiliki plus 
minusnya sendiri2. Mungkin ada baiknya IAGI memfasilitasi diskusi terbuka 
perbandingan 2 system yg berbeda ini, plus minusnya, dan system mana yg lebih 
banyak manfaatnya buat negeri ini dengan mengundang pakar-pakar yg kompeten? 
Dan hasilnya bisa kita kirim ke pemerintah, DPR. Atau jangan-jangan sudah 
pernah ada ya – studi semacam ini (pak Ong?)

 

Mungkin saja hasilnya nanti adalah tetap jalan masing-masing di jalannya, 
karena dua bidang ini memilki karakteristik tersendiri. Tetapi informasi ttg 
plus minus dari masing0masing system akan menjadi lebih terbuka diakses. 

 

Salam – Daru (1380) 

 

From: yoga suryanegara [mailto:yoga_suryaneg...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 8:43 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 

Saya lagi mengkhayal, apa mungkin cost recovery yang selama ini dinikmati para 
pelaku migas juga bisa diterapkan dalam industri tambang komoditas batubara dan 
mineral. Kayaknya mereka yang bermain di batubara dan mineral akan dengan suka 
cita menerima konsep ini....(mungkin)



Salam

Yoga 

From: Hikmatulloh Geologist <hikmat_geolog...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Wednesday, 18 April 2012 11:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..

 

 

Salam,

FGMI,

 

Hikmatulloh

 

From: "ajis...@ymail.com" <ajis...@ymail.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan 
selalu berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, 
environment dan produksi.SalamSASekjen IAGI 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: fatchur zamil <fatchurza...@yahoo.co.id> 

Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)

To: <iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 


BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng <muhar...@pertamina.com> 
menulis:


Dari: Muharram Jaya Panguriseng <muhar...@pertamina.com>
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM

Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS yang 
perlu di-review lagi term & condition kontraknya, tetapi juga mineral logam dan 
batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK mineral 
logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara (atau sudah 
ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran 
rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi pendapatan 
Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 

Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan batubara 
yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya he he 
he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara (walaupun 
sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, tembaga, nikel, 
mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan yang bersangkutan.

Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
ini.

 

Salam,

MJP – 3048

 

 

From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 

Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.

 

wass,

nyoto

 

2012/4/17 Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com>

Pak Yoga 

 

Sebenarnya bukan "nasionalisasi" akan tetapi mungkin merubah term & condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.

Jadi judul beritanya agak agitatif.

Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?

Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , "mineral right" ada ditangan negara melalui 
Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.

 

si Abah

 

From: yoga suryanegara <yoga_suryaneg...@yahoo.com>
To: iagi iagi <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

 

Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya

 

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing
 

 

Salam

Yoga Suryanegara

 

 

***** This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. ***** 

 

Kirim email ke