*just a teaser *

Menurut SEM dan analisa petrografi (Gale et al, 2007; Curtis et al, 2010;
Passey et al, 2010; Quirein et al, 2010; Sondergeld et al, 2010), serpih /
shale memiliki tiga sistem pori yang berbeda gas-wet organik porosity, a
primarily water-wet inorganic porosity, dan natural fractures (retakan).

Shale akhirnya menjadi reservoir gas unik karena :

   1. Pertama, shale ini akan bertindak baik sebagai batuan induk dan batuan
   reservoir. Ini berbeda dari reservoir gas konvensional, dimana gas
   terperangkap setelah bermigrasi dari sumber.
   2. Kedua, gas serpih memiliki sifat penyimpanan gas unik. Gas disimpan
   dalam volume pori matriks, seperti reservoir konvensional, dan selain
   dalam matrik juga gas teradsorpsi pada luas permukaan pori-pori, mirip
   dengan reservoir CBM. Kapasitas adsorpsi gas dalam shale/serpih ini dapat
   dimodelkan, mirip dengan gas metan batubara (CBM).

Itulah sebabnya shale gas ini mungkin lebih lebih menarik dalam satu sisi
dibandingkan CBM.

Biaya untuk melakukan pengeboran produksi shale gas ini bisa mencapai
antara 7-10 juta US$ persumur. Karena sumur ini semestinya berupa sumur
horizontal.  Unsur terpenting mendapatkan keberhasilan eksplorasi shale gas
adalah kemampuan untuk secara efektif membuat retakan pada batuan ini, Retakan
ini akan mengeluarkan gas yg terjebak pada retakan naturalnya. Dengan
turunnya pressure akibat diproduksikan gas dalam retakan ini menyebabkan
gas yang terikat pada water wet dan gas-wet akhirnya juga akan terambil.

salam week end

RDP
-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*

Kirim email ke