Ya ya ya Pak Wikan.. Betul itu Proppant material pengisi setelah frac.
Terimakasih.. 
RUS
-----Original Message-----
From: wikanwindra...@yahoo.com
Date: Mon, 11 Jun 2012 09:53:26 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS

Mas Rus ysh,

Sedikit komentar mengenai terminologi "propan" dalam kaitan shale gas. Ada dua 
istilah yang berbeda di sini. Tentunya mas Rus juga sudah mengetahui.

Propan pertama adalah 'proppant' dari istilah prop the door - ganjalan pintu 
agar masih menyisakan celah saat pintu ditutup. Dalam operasi perekahan, 
merupakan material pasir silika atau keramik untuk menahan hasil perekahan 
tidak menutup kembali.

Propan kedua adalah gas propana (prophane), yang sekarang menjadi alternatif 
pengganti water-based fluid saat memasukkan proppant untuk mengisi rekahan. Gas 
LPG ini dengan tekanan tertentu diubah menjadi gel dan diinjeksikan membawa 
proppant mengisi rekahan. LPG dinilai lebih ramah lingkungan dan sedikit biaya 
untuk managemen waste. Lebih efektif, dan dengan proses pemisahan bisa 
digunakan lagi untuk perekahan sumur berikutnya.

Shale gas bukanlah pure shale ataupun massive shale. Shale gas reservoir sweet 
spot adalah siliceous atau calcareous mudrock, yang berada di antara 
(interbedded) organic rich shale. Sejauh ini clay mineral shale dominated 
(>70%) interval bukan menjadi pilihan sebagai sweet spot. Untuk tersiary source 
rock di sini, tentunya akan banyak ditemui non-pure shale interval. Karena 
variasi proses sedimentasi yang terjadi, sehingga sangat menarik dilakukan 
sebuah studi high resolution sequence stratigraphy untuk source rock deposition.

Sebaiknya selain SEM juga dilakukan studi mineralogy untuk mengkarakterisasi 
kandungan brittle mineral seperti kuarsa dan karbonat, selain mengetahui jenis 
clay mineralnya (termasuk yang reaktif atau stabil).

Untuk tipe porositas, rekan-rekan di lab petrologi bisa mengamati lebih dari 9 
jenis micro-meso porosity di shale/mudrock.

Salam,
Wikan

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Ruskamto Soeripto" <rsoeri...@yahoo.com>
Date: Fri, 8 Jun 2012 18:27:33 
To: <iagi-net@iagi.or.id>; <geologi...@googlegroups.com>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS

Pak RDP,

Saya bukan ahli SEM, tapi nampaknya yang disebut Shale disini banyak sekali
v fine detritalnya baik dari calc/dol cangkang, seperti Green River FM
(Cret) juga dolomitic shale yang kaya organic dan umumnya adalah berumur
Ordovician atau Missipian.  Dari SEM tsb, tidak heran kalau bisa di fract
dan di-isi propan dan bisa mengalirkan gas ya.  Tantangannya, apakah
tertiary source rocks tanah air yang "Pure" shale bisa difract dan mampu
mengalirkan gas at commercial rate terhadap ongkos bgebor yang disononya
saja $ 10 MM, kalau di Indonesia bisa-bisa mencapai $20 MM/well.

Terimakasih update tentang shale gas, dari sono, nunggu update yang dari
sini.

Ruskamto-1061

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: 08 Juni 2012 10:43
To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS

 

Maaf tadi gambar ketinggalan

2012/6/8 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>

just a teaser 

Menurut SEM dan analisa petrografi (Gale et al, 2007; Curtis et al, 2010;
Passey et al, 2010; Quirein et al, 2010; Sondergeld et al, 2010), serpih /
shale memiliki tiga sistem pori yang berbeda gas-wet organik porosity, a
primarily water-wet inorganic porosity, dan natural fractures (retakan). 

Shale akhirnya menjadi reservoir gas unik karena : 

1.      Pertama, shale ini akan bertindak baik sebagai batuan induk dan
batuan reservoir. Ini berbeda dari reservoir gas konvensional, dimana gas
terperangkap setelah bermigrasi dari sumber. 
2.      Kedua, gas serpih memiliki sifat penyimpanan gas unik. Gas disimpan
dalam volume pori matriks, seperti reservoir konvensional, dan selain dalam
matrik juga gas teradsorpsi pada luas permukaan pori-pori, mirip dengan
reservoir CBM. Kapasitas adsorpsi gas dalam shale/serpih ini dapat
dimodelkan, mirip dengan gas metan batubara (CBM). 

Itulah sebabnya shale gas ini mungkin lebih lebih menarik dalam satu sisi
dibandingkan CBM. 

Biaya untuk melakukan pengeboran produksi shale gas ini bisa mencapai antara
7-10 juta US$ persumur. Karena sumur ini semestinya berupa sumur horizontal.
Unsur terpenting mendapatkan keberhasilan eksplorasi shale gas adalah
kemampuan untuk secara efektif membuat retakan pada batuan ini, Retakan ini
akan mengeluarkan gas yg terjebak pada retakan naturalnya. Dengan turunnya
pressure akibat diproduksikan gas dalam retakan ini menyebabkan gas yang
terikat pada water wet dan gas-wet akhirnya juga akan terambil.

salam week end

RDP
-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"




-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"


Kirim email ke