Unconventional geology reservoir, memang baru2 saja menjadi booming
dan juga akan merupakan masa depan buat geologist. AAPG yang lalu di
Long Beach, CA banyak membahas masalah ini dan terlihat sekali
banyaknya technology dan penelitian yang berkonsentrasi pada
eksplorasi dan pekembangan lapangan2 shale gas, tight sand and CBM.
Agak terlambat karena US sudah mulai 20 thn yang lalu, tetapi tidak
ada salahnya saat ini masih sangat baik untuk negara kita memulainya.
Kami dikampus sudah memulai memberikan pengetahuan yang menuju
pengembangan pengetahuan dan teknologi untuk unconventional reservoir.

Subjek ini akan menjadi tantangan kita masa depan di Indonesia dengan
segala keterbatasan geologi dan pengalaman yang ada. Tetapi cepat atau
lambat kita semua akan meninggalkan conventional reservoir dan
mengeksplorasi unconventional yang memang secara umum terbukti
mempunyai potensi cadanngan yang besar. Sebenarnya pengetahuan dasar
sudah kita punyai dan pelajari tinggal mengaplikasikan ditambah dengan
pengetahuan teknologi hydraulic fracture dan geomekanik. Bantuan data
dan support dari industri sangat di perlukan agar semangat untuk
mengembangkan subjek ini bisa tereskalasi dengan cepat. Diperlukan
penelitian-2 nyata untuk bisa lebih membuka meningkatkan pengertian
geologi akan kelakuan reservoir serta potensinya di cekungan2 Tersier
di Indonesia.

Hayo...para calon geologist muda utk segera melihat ini sebagai sebuah
tantangan dan kesempatan pekerjaan untuk masa depan.

Salam,

Ben Sapiie










2012/6/11 Anggoro Dradjat <adradjat....@gmail.com>:
> Dear All,
>
> Mungkin harus kita pikirkan, atau harus kita kerjakan terhadap lingkungan
> bekerja terdekat kita kususnya bagi GGRe yang MUDA-MUDA baik yang dikampus,
> diperusahaan2, yang ditempat penelitian agar PIT IAGI 2013 sudah bermunculan
> paper-paper tentang shale fracture reservoir.
>
> Mungkin harus lebih membuka diri terhadap ilmu pengetahuan yang berkaitan
> dengan Shale fracture reservoir, semisal geokimia, geomekanika dan
> petrofisika; walaupun tidak tidak secara formal diajarkan akan tetapi
> bahan-bahanya dapat diperoleh dari internet dengan mudah.
>
> Coba memanfaatkan data yang ada, seandainya kita bekerja pada lapangan
> sandstone reservoir, pada waktu luang gunakan untuk penelitian pribadi; jika
> kita jadi supervisor berikan kesempatan pada subordinate kita ataupun kita
> bantu adik-adik mahasiswa thesis gunakan shale sebagai bahan penelitian.
>
> Kalau kita bertugas di kampus harus dipikirkan apakah kurikulum kita cukup
> flexibel mengatasai perubahan dimasa depan, kalau kurikulum sulit untuk
> diubah maka maka yang perlu dilakukan adalah membuat mata kuliah pilihan.
>
> Kalau perusahaan berkeberatan dengan penggunaan data untuk dipublikasi,
> mungkin kita harus bisa menerima methodologi ataupun teknologi saja didalam
> penelitian deangan konsekwensi nama sumur, nama formasi harus dihilangkan.
>
> Selalu bersemangat sebab shale fracture reservoir adalah harapan dan
> tantangan bagi yang MUDA-MUDA dimasa depan.
>
>
>
> Salam
> Anggoro Dradjat
>
>
>
> 2012/6/11 Ruskamto <rsoeri...@yahoo.com>
>>
>> Ya ya ya Pak Wikan.. Betul itu Proppant material pengisi setelah frac.
>> Terimakasih..
>> RUS
>> ________________________________
>> From: wikanwindra...@yahoo.com
>> Date: Mon, 11 Jun 2012 09:53:26 +0000
>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS
>>
>> Mas Rus ysh,
>>
>> Sedikit komentar mengenai terminologi "propan" dalam kaitan shale gas. Ada
>> dua istilah yang berbeda di sini. Tentunya mas Rus juga sudah mengetahui.
>>
>> Propan pertama adalah 'proppant' dari istilah prop the door - ganjalan
>> pintu agar masih menyisakan celah saat pintu ditutup. Dalam operasi
>> perekahan, merupakan material pasir silika atau keramik untuk menahan hasil
>> perekahan tidak menutup kembali.
>>
>> Propan kedua adalah gas propana (prophane), yang sekarang menjadi
>> alternatif pengganti water-based fluid saat memasukkan proppant untuk
>> mengisi rekahan. Gas LPG ini dengan tekanan tertentu diubah menjadi gel dan
>> diinjeksikan membawa proppant mengisi rekahan. LPG dinilai lebih ramah
>> lingkungan dan sedikit biaya untuk managemen waste. Lebih efektif, dan
>> dengan proses pemisahan bisa digunakan lagi untuk perekahan sumur
>> berikutnya.
>>
>> Shale gas bukanlah pure shale ataupun massive shale. Shale gas reservoir
>> sweet spot adalah siliceous atau calcareous mudrock, yang berada di antara
>> (interbedded) organic rich shale. Sejauh ini clay mineral shale dominated
>> (>70%) interval bukan menjadi pilihan sebagai sweet spot. Untuk tersiary
>> source rock di sini, tentunya akan banyak ditemui non-pure shale interval.
>> Karena variasi proses sedimentasi yang terjadi, sehingga sangat menarik
>> dilakukan sebuah studi high resolution sequence stratigraphy untuk source
>> rock deposition.
>>
>> Sebaiknya selain SEM juga dilakukan studi mineralogy untuk
>> mengkarakterisasi kandungan brittle mineral seperti kuarsa dan karbonat,
>> selain mengetahui jenis clay mineralnya (termasuk yang reaktif atau stabil).
>>
>> Untuk tipe porositas, rekan-rekan di lab petrologi bisa mengamati lebih
>> dari 9 jenis micro-meso porosity di shale/mudrock.
>>
>> Salam,
>> Wikan
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> ________________________________
>> From: "Ruskamto Soeripto" <rsoeri...@yahoo.com>
>> Date: Fri, 8 Jun 2012 18:27:33 +0700
>> To: <iagi-net@iagi.or.id>; <geologi...@googlegroups.com>
>> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
>> Subject: RE: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS
>>
>> Pak RDP,
>>
>> Saya bukan ahli SEM, tapi nampaknya yang disebut Shale disini banyak
>> sekali v fine detritalnya baik dari calc/dol cangkang, seperti Green River
>> FM (Cret) juga dolomitic shale yang kaya organic dan umumnya adalah berumur
>> Ordovician atau Missipian.  Dari SEM tsb, tidak heran kalau bisa di fract
>> dan di-isi propan dan bisa mengalirkan gas ya.  Tantangannya, apakah
>> tertiary source rocks tanah air yang “Pure” shale bisa difract dan mampu
>> mengalirkan gas at commercial rate terhadap ongkos bgebor yang disononya
>> saja $ 10 MM, kalau di Indonesia bisa-bisa mencapai $20 MM/well.
>>
>> Terimakasih update tentang shale gas, dari sono, nunggu update yang dari
>> sini.
>>
>> Ruskamto-1061
>>
>>
>>
>>
>>
>> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
>> Sent: 08 Juni 2012 10:43
>> To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
>> Subject: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS
>>
>>
>>
>> Maaf tadi gambar ketinggalan
>>
>> 2012/6/8 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>
>> just a teaser
>>
>> Menurut SEM dan analisa petrografi (Gale et al, 2007; Curtis et al, 2010;
>> Passey et al, 2010; Quirein et al, 2010; Sondergeld et al, 2010), serpih /
>> shale memiliki tiga sistem pori yang berbeda gas-wet organik porosity, a
>> primarily water-wet inorganic porosity, dan natural fractures (retakan).
>>
>> Shale akhirnya menjadi reservoir gas unik karena :
>>
>> Pertama, shale ini akan bertindak baik sebagai batuan induk dan batuan
>> reservoir. Ini berbeda dari reservoir gas konvensional, dimana gas
>> terperangkap setelah bermigrasi dari sumber.
>> Kedua, gas serpih memiliki sifat penyimpanan gas unik. Gas disimpan dalam
>> volume pori matriks, seperti reservoir konvensional, dan selain dalam matrik
>> juga gas teradsorpsi pada luas permukaan pori-pori, mirip dengan reservoir
>> CBM. Kapasitas adsorpsi gas dalam shale/serpih ini dapat dimodelkan, mirip
>> dengan gas metan batubara (CBM).
>>
>> Itulah sebabnya shale gas ini mungkin lebih lebih menarik dalam satu sisi
>> dibandingkan CBM.
>>
>> Biaya untuk melakukan pengeboran produksi shale gas ini bisa mencapai
>> antara 7-10 juta US$ persumur. Karena sumur ini semestinya berupa sumur
>> horizontal.  Unsur terpenting mendapatkan keberhasilan eksplorasi shale gas
>> adalah kemampuan untuk secara efektif membuat retakan pada batuan ini,
>> Retakan ini akan mengeluarkan gas yg terjebak pada retakan naturalnya.
>> Dengan turunnya pressure akibat diproduksikan gas dalam retakan ini
>> menyebabkan gas yang terikat pada water wet dan gas-wet akhirnya juga akan
>> terambil.
>>
>> salam week end
>>
>> RDP
>> --
>> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
>>
>>
>>
>>
>> --
>> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
>
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke