Abaaah, kan prinsipnya kalo bisa beli kenapa bikiin sendiriii. Padahal sdh ada politeknik soal kerajinan besi baja. Mereka juga mampu bikin gAmbar/rancangan. Masalahnya mau tidak memakai mereka? Saya lihat kalo untuk batubara, banyak mesin buatan lokal yang juga disetujui untuk eksplorasi oleh perusahaan asing. Hehehe teman2 kita saja tidak yakin pada karya anak negeri. Sekarang soal presisis sdh pasti oke, rancangan dan kontrol sdh pake komputer. Bahan bisa dibuat atau dipesan ke perusahaan besi baja di Indonesia. Yaa semoga mau mandiri dalm peralatan. Juga kita sudah punya SNI. Salaaam. Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message----- From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com> Date: Mon, 11 Jun 2012 00:06:33 To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS RDP Kalau kita pesimis HANYA karena tidak mampu menciptakan ahli dan peralatan bor sendiri , maka akan habislah SDA kita dinikmati oleh orang lain !!!! Jadi kuncinya tetap kita harus menghidupkAN KEMAMPUAN ENJINIRING KITA . AYOOOOOOOOOOOOOOOO DONG . ehm sedih . si Abah ________________________________ From: Ruskamto Soeripto <rsoeri...@yahoo.com> To: iagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com Sent: Friday, June 8, 2012 6:27 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS Pak RDP, Saya bukan ahli SEM, tapi nampaknya yang disebut Shale disini banyak sekali v fine detritalnya baik dari calc/dol cangkang, seperti Green River FM (Cret) juga dolomitic shale yang kaya organic dan umumnya adalah berumur Ordovician atau Missipian. Dari SEM tsb, tidak heran kalau bisa di fract dan di-isi propan dan bisa mengalirkan gas ya. Tantangannya, apakah tertiary source rocks tanah air yang “Pure” shale bisa difract dan mampu mengalirkan gas at commercial rate terhadap ongkos bgebor yang disononya saja $ 10 MM, kalau di Indonesia bisa-bisa mencapai $20 MM/well. Terimakasih update tentang shale gas, dari sono, nunggu update yang dari sini. Ruskamto-1061 From:Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: 08 Juni 2012 10:43 To: IAGI; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Re: SHALE GAS Maaf tadi gambar ketinggalan 2012/6/8 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> just a teaser Menurut SEM dan analisa petrografi (Gale et al, 2007; Curtis et al, 2010; Passey et al, 2010; Quirein et al, 2010; Sondergeld et al, 2010), serpih / shale memiliki tiga sistem pori yang berbeda gas-wet organik porosity, a primarily water-wet inorganic porosity, dan natural fractures (retakan). Shale akhirnya menjadi reservoir gas unik karena : 1. Pertama, shale ini akan bertindak baik sebagai batuan induk dan batuan reservoir. Ini berbeda dari reservoir gas konvensional, dimana gas terperangkap setelah bermigrasi dari sumber. 2. Kedua, gas serpih memiliki sifat penyimpanan gas unik. Gas disimpan dalam volume pori matriks, seperti reservoir konvensional, dan selain dalam matrik juga gas teradsorpsi pada luas permukaan pori-pori, mirip dengan reservoir CBM. Kapasitas adsorpsi gas dalam shale/serpih ini dapat dimodelkan, mirip dengan gas metan batubara (CBM). Itulah sebabnya shale gas ini mungkin lebih lebih menarik dalam satu sisi dibandingkan CBM. Biaya untuk melakukan pengeboran produksi shale gas ini bisa mencapai antara 7-10 juta US$ persumur. Karena sumur ini semestinya berupa sumur horizontal. Unsur terpenting mendapatkan keberhasilan eksplorasi shale gas adalah kemampuan untuk secara efektif membuat retakan pada batuan ini, Retakan ini akan mengeluarkan gas yg terjebak pada retakan naturalnya. Dengan turunnya pressure akibat diproduksikan gas dalam retakan ini menyebabkan gas yang terikat pada water wet dan gas-wet akhirnya juga akan terambil. salam week end RDP -- "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari" -- "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"