Cak ADB 
Kalaupun Pemerintah RI terpaksa kalah dalam negosiasi G to G tapi di level 
Menteri harusnya menang utk Nego Splitnya spt PSC lainnya maksimum 15% plus DMO 
Gas 25% dari gross split.  PSC yang memproduksi gas gak perlu insentip diatas 
15%.  Atau bisa cara lain produksi yg sekarang dgn approved declines  menjadi 
nonshareable. Operator diberi saja cost and fee.  New field dan incremental 
production baru diaplikasikan  split PSC.. Kalau bisa kita baru merdeka 
mengatur kontraktor...
Salam IAGI, Ruskamto 1061
-----Original Message-----
From: andang bachtiar <andangbacht...@yahoo.com>
Date: Thu, 21 Jun 2012 22:55:24 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] 
Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

TGP menulis: 
Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
 Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
 ONWJ.Semoga.....
===================
Apa? Perpanjangan 
kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak 
sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr 
kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus 
dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal." Tentu
 saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country 
Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya, 
meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah 
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2 
partai lewat daerah. Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012 
rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak
 jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri 
shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha 
wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar 
se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita) 
gampang 
dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya. Itu
 pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih 
diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat 
memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu., 
juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman 
perpanjangan blok Mahakam tsb. Ck ck ck ck.... Koq seru banget gitu sih, cerita 
penggadaian kekayaan negara kita ini ... ??! Hikkss.... Kalau
 memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas
 dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan
 dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg 
bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2 
migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya 
retorika belaka. Semua cadangan2 besar kita masih dan 
tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara 
adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh), Cina 
(SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita 
menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya! Pertamina?
 Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau partai? 
atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?). Masih 
butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp 
kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok 
Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di sana? 
Tidak sadarkah mrk bahwa setelah 
Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan 
cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong 
mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!! Atau itu semua krn 
kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!! Ah,
 ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya 
ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur 
belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau
 anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt 
ini. Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC
 itu bergerak diam2 merayap spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat 
sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa
 cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang: 
hmmmm,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ... 
Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak 
gini?) Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara 
kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa 
ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita 
(Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu 
kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita 
tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina) 
hanya jago kandang, tdk spt petronas - cnooc - statoil yg jago di dunia 
persilatan migas luar sana. Padahal alasan sebenarnya bukan itu semua! Note:
 1) Soal canggih, pintar, ahli dsb, sesungguhnya para pejabat memakaikan
 baju mereka ke orang lian; mrk itulah yg gak canggih, gak pintar, gak 
trampil, gak hi-tech dsb - rakyat kita yg terdidik dan terlatih: MAMPU! 
Kemampuan individual maupun kelompok individu professional kita diakui 
world-wide. Brain drain professional migas ke seantero dunia, telah kita
 saksikan sama2 (para pejabat itu tidak menyaksikan brgkali): terutama 
ke petronas Malaysia, Brunei, Timur Tengah dan Afrika telah terjadi sjak
 15an th lalu dan memuncak di 2006-2009 waktu peak harga minyak 
terjadi....!!! Jadi kalo jago2an boleh tanya siapapun yg pernah 
"mempekerjakkan" professional migas Indonesia. Dijamin referensinya 
positif! Note: 2) Yang saya tahu: modal itu akan datang 
sendiri kalau kita punya asset untuk dikelola! Nah, para pemilik BUMN 
kita yg nota bene juga merepresentasikan penyelenggara negara ini 
seringkali malahan memanfaatkan asset itu bukan u/nyari modal tapi malah
 nyari "rente"nya. Note: 3) Soal jago kandang dan jago di 
luar kandang, dengan note 1) kita sdh paparkan bhw secara individual 
para professional migas kita juga jago di luaran sana! Kalau jago2annya 
dikaitkn dg kemampuan perusahaan (non individual),..maka kembali ke 
masalah siapa "pemilik" BUMN migas kita itu. Sejarah perambahan kegiatan
 venturing keluar negeri oleh Pertamina sdh dimulai pertengahan 90-an. 
Dan selalu terjadi pemboncengan2 oleh temen2nya para pemilik bumn2 kita 
itu ke luar negeri u/kepentingan sempit bisnis golongan atau partai mrk 
sendiri. Hal2 spt itu terjadi waktu Pertamina ke Equador, di Iran, dan 
terakhir di Libya dan Algier! Parah!!! Menggunakan Pertamina 
u/kepentingan bisnis mesin uang partai dan konco2nya. Dengan tekanan, 
pula!!! Lalu bagaimana kita bisa jadi jagoan di luar kandang kalau hal2 
tersebut terus menerus dilakukan? ADBIAGI-0800


--- On Thu, 6/21/12, teguh prasetyo <soe...@gmail.com> wrote:

From: teguh prasetyo <soe...@gmail.com>______________________________ Sukses 
buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam atau di 
Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ.Semoga..... Sukses 
pak Haji....
 Salam,TGP




Kirim email ke