Ndang Kalau keluhan Anda itu benar 100 % , mungkin penyelesaiannya (spt kata Permadi) ya...............REVOLUSI.
si Abah ________________________________ From: andang bachtiar <andangbacht...@yahoo.com> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, June 21, 2012 9:55 PM Subject: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis. TGP menulis: Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ. Semoga..... =================== Apa? Perpanjangan kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal." Tentu saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya, meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2 partai lewat daerah. Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012 rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita) gampang dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya. Itu pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu., juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman perpanjangan blok Mahakam tsb. Ck ck ck ck.... Koq seru banget gitu sih, cerita penggadaian kekayaan negara kita ini ... ??! Hikkss.... Kalau memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2 migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya retorika belaka. Semua cadangan2 besar kita masih dan tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh), Cina (SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita menyerah! Dan entah negara mana lagi nantinya! Pertamina? Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau partai? atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?). Masih butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di sana? Tidak sadarkah mrk bahwa setelah Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!! Atau itu semua krn kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!! Ah, ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt ini. Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC itu bergerak diam2 merayap spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang: hmmmm,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ... Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak gini?) Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita (Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina) hanya jago kandang, tdk spt petronas - cnooc - statoil yg jago di dunia persilatan migas luar sana. Padahal alasan sebenarnya bukan itu semua! Note: 1) Soal canggih, pintar, ahli dsb, sesungguhnya para pejabat memakaikan baju mereka ke orang lian; mrk itulah yg gak canggih, gak pintar, gak trampil, gak hi-tech dsb - rakyat kita yg terdidik dan terlatih: MAMPU! Kemampuan individual maupun kelompok individu professional kita diakui world-wide. Brain drain professional migas ke seantero dunia, telah kita saksikan sama2 (para pejabat itu tidak menyaksikan brgkali): terutama ke petronas Malaysia, Brunei, Timur Tengah dan Afrika telah terjadi sjak 15an th lalu dan memuncak di 2006-2009 waktu peak harga minyak terjadi....!!! Jadi kalo jago2an boleh tanya siapapun yg pernah "mempekerjakkan" professional migas Indonesia. Dijamin referensinya positif! Note: 2) Yang saya tahu: modal itu akan datang sendiri kalau kita punya asset untuk dikelola! Nah, para pemilik BUMN kita yg nota bene juga merepresentasikan penyelenggara negara ini seringkali malahan memanfaatkan asset itu bukan u/nyari modal tapi malah nyari "rente"nya. Note: 3) Soal jago kandang dan jago di luar kandang, dengan note 1) kita sdh paparkan bhw secara individual para professional migas kita juga jago di luaran sana! Kalau jago2annya dikaitkn dg kemampuan perusahaan (non individual),..maka kembali ke masalah siapa "pemilik" BUMN migas kita itu. Sejarah perambahan kegiatan venturing keluar negeri oleh Pertamina sdh dimulai pertengahan 90-an. Dan selalu terjadi pemboncengan2 oleh temen2nya para pemilik bumn2 kita itu ke luar negeri u/kepentingan sempit bisnis golongan atau partai mrk sendiri. Hal2 spt itu terjadi waktu Pertamina ke Equador, di Iran, dan terakhir di Libya dan Algier! Parah!!! Menggunakan Pertamina u/kepentingan bisnis mesin uang partai dan konco2nya. Dengan tekanan, pula!!! Lalu bagaimana kita bisa jadi jagoan di luar kandang kalau hal2 tersebut terus menerus dilakukan? ADB IAGI-0800 --- On Thu, 6/21/12, teguh prasetyo <soe...@gmail.com> wrote: >From: teguh prasetyo <soe...@gmail.com>______________________________ > >Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam >atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ. >Semoga..... > >Sukses pak Haji.... > >Salam, >TGP > > >