Pak Haji,
Observasi yang bagus dan pemikiran yang sangat baik....
Diawal 2000-an ketika datang ke Malaysia sini, saya emang surprise melihat
lapangan2nya Shell dan Esso yang diambil alih oleh Carigali. Banyak lagi
!!. Surprise karena hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia. Dan
ternyata, disamping bagus buat Carigali, juga bagus buat teman2 dari
Indonesia, krn banyak teman2 dari Indonesia yang bergabung di Carigali krn
banyaknya lapangan yang harus dihandle, dan diwaktu yang sama orang2nya
Carigali pada migrasi ke Middle East dan juga bersamaan dengan ekspansi
mereka ke luar negeri. Jadi Carigali benar2 kekurangan orang....
Masih inget banget, waktu awal2 datang ke Malaysia, kalau datang ke
Carigali maupun Petronas saya selalu ditaruh dibelakang, boleh ngomong
kalau yang lain udah kepepet..., setelah banyak teman2 Indonesia dan
ekspats yang lain, baru banyak maju kedepan hi hi hi...
Cara Petronas memberi prioritas ke Carigali dalam pemberian open block juga
hebat. Saya sudah kena tiga kali. Saya usulkan suatu open block utk
dievaluasi dan kita diijinkan utk data review di Petronas. Begitu setelah
dievaluasi dan kita mau masuk ke block tsb, dibilang pada saat terakhir
kalau block tsb bukan sebagai open block, dan diberikan ke Carigali.
Walaupun teman2 yg Malaysian pada tidak puas, tapi saya bilang pada mereka,
"kalau Petronas pandai menjaga asset negara, harusnya kalian Malaysian
harus bersyukur.... ", baru mereka pada diam....
Satu lagi di Malaysia sini yang agak lainnya adalah, tidak adanya
perusahaan lokal yang jadi operator atau punya block disini. Genting oil
malah mainnya di Republik kita. Saya pernah diskusi informal dengan salah
satu GM di Petronas dan menanyakan hali ini, tetapi saya tidak mendapat
jawaban yang memuaskan. Sampai sekarang saya kurang paham regulasi Petronas
yang satu ini. Kali Petronas takut kalau perusahaan lokal ini hanya tambah
bikin pening aja ??

Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam
atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ.
Semoga.....

Sukses pak Haji....

Salam,
TGP

2012/6/21 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>

> Menasionalisasi perusahaan asing yang dilakukan pada saat kontrak habis
> merupakan cara yang paling elegan. Malaysia telah sukses melakukan hal itu
> dan tidak ada huru-hara. Wong memang seperti yg ditulis di kontrak PSC,
> bahwa kontrak HABIS !. Diperpanjang atau tidak diperpanjang, tidak
> disinggung sama sekali dalam kontrak PSC. Kalau mau menasionalisasi ya saat
> kontrak habis itu adalah yang sangat tepat ! Tanpa perlu perubahan UUD,
> tidak perlu membuat UU dan tanpa takut melanggar kesepakatan kontrak PSC.
>
> Yang perlu diantisipasi dan disiapkan adalah bahwa perusahaan yang akan di
> nasionalisasi mungkin tidak akan invest lagi disitu. Artinya kemungkinan
> akan terjadi penurunan produksi. Tetapi tidak apa-apa, wong cadangannya
> masih ada yang menjadi milik negara, nanti setelah di nasionalisasi bisa
> kita genjot produksinya kembali. Pada prinsipnya perusahaan (operator) akan
> menghitung keekonomiannya sendiri. Produksi yang anjlok toh juga tidak
> sehat bagi si operator. Bebaskan saja mereka (operator) melakukan fungsi
> bisnisnya secara otomatis dalam 5 tahun terakhir (ingat depresiasi itu
> berlaku 5 tahun).
>
> Malaysia mengalami penurunan produksi sebesar 13-15% pada tahun 1998-2001
> salah satunya karena masa transisi itu, dan kembali meningkat setelah
> banyak orang Indonesia di pekerjakan sebagai 'ekspatriate' oleh Petronas
> sejak awal 2000-an hingga mampu mempertahankan produksi minyaknya sekarang.
> Disisi lain produksi gasnya meningkat seperti Indonesia.
> [image: Malaysia's Oil Production and Consumption, 1991-2010]
>
> Dari proyeksi produksi minyak Indonesia saat ini sudah terlihat bahwa
> lifting minyak terrendah akan terjadi tahun 2013, mungkin berlanjut sampai
> 2014 kalau ada kemunduran jadwal lapangan baru. Saat-saat itu semestinya
> dipakai sebagai "penggugah kesadaran kemandirian energi" baik Pemerintah,
> DPR, maupun masyarakat bahwa kita harus sadar energi. Sadar energi meliputi
> sikap hemat dan keilmuan dalam mengeksplorasi bentuk energi baru yang
> diperlukan.
>
> Soal siapa "national company"nya, itu perlu didiskusikan terpisah.
>
> RDP
> --
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

Kirim email ke