Tuh kan....kita semua punya concern yang sama..

Bukan masalah kemampuan Pertamina tapi tekanan dan intervensi terhadap
Pertamina yang akan besar.

Positifnya dipegang asing, intervensi yg tidak perlu akan berkurang /
bahkan tidak ada, karena umumnya perusahaan asing adalah perusahaan
publik yang di awasi oleh banyak mata dan pemilik.

Kecuali kalau Pertamina dijadikan perusahaan publik sehingga
pengawasan juga akan lebih kuat dan terbuka..

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
partai lewat daerah



On 6/21/12, andang bachtiar <andangbacht...@yahoo.com> wrote:
> TGP menulis:
> Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
>  Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
>  ONWJ.Semoga.....
> ===================
> Apa? Perpanjangan
> kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak
> sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr
> kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus
> dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal." Tentu
>  saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country
> Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya,
> meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
> Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
> partai lewat daerah. Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012
> rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak
>  jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri
> shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha
> wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar
> se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita)
> gampang
> dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya. Itu
>  pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih
> diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat
> memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu.,
> juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman
> perpanjangan blok Mahakam tsb. Ck ck ck ck.... Koq seru banget gitu sih,
> cerita penggadaian kekayaan negara kita ini ... ??! Hikkss.... Kalau
>  memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas
>  dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan
>  dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg
> bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2
> migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya
> retorika belaka. Semua cadangan2 besar kita masih dan
> tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara
> adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh),
> Cina
> (SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita
> menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya! Pertamina?
>  Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau partai?
> atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?). Masih
> butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp
> kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok
> Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di
> sana? Tidak sadarkah mrk bahwa setelah
> Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan
> cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong
> mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!! Atau itu semua krn
> kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!! Ah,
>  ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya
> ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur
> belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau
>  anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt
> ini. Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC
>  itu bergerak diam2 merayap spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat
> sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa
>  cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang:
> hmmmm,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ...
> Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak
> gini?) Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara
> kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa
> ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita
> (Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu
> kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita
> tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina)
> hanya jago kandang, tdk spt petronas - cnooc - statoil yg jago di dunia
> persilatan migas luar sana. Padahal alasan sebenarnya bukan itu semua! Note:
>  1) Soal canggih, pintar, ahli dsb, sesungguhnya para pejabat memakaikan
>  baju mereka ke orang lian; mrk itulah yg gak canggih, gak pintar, gak
> trampil, gak hi-tech dsb - rakyat kita yg terdidik dan terlatih: MAMPU!
> Kemampuan individual maupun kelompok individu professional kita diakui
> world-wide. Brain drain professional migas ke seantero dunia, telah kita
>  saksikan sama2 (para pejabat itu tidak menyaksikan brgkali): terutama
> ke petronas Malaysia, Brunei, Timur Tengah dan Afrika telah terjadi sjak
>  15an th lalu dan memuncak di 2006-2009 waktu peak harga minyak
> terjadi....!!! Jadi kalo jago2an boleh tanya siapapun yg pernah
> "mempekerjakkan" professional migas Indonesia. Dijamin referensinya
> positif! Note: 2) Yang saya tahu: modal itu akan datang
> sendiri kalau kita punya asset untuk dikelola! Nah, para pemilik BUMN
> kita yg nota bene juga merepresentasikan penyelenggara negara ini
> seringkali malahan memanfaatkan asset itu bukan u/nyari modal tapi malah
>  nyari "rente"nya. Note: 3) Soal jago kandang dan jago di
> luar kandang, dengan note 1) kita sdh paparkan bhw secara individual
> para professional migas kita juga jago di luaran sana! Kalau jago2annya
> dikaitkn dg kemampuan perusahaan (non individual),..maka kembali ke
> masalah siapa "pemilik" BUMN migas kita itu. Sejarah perambahan kegiatan
>  venturing keluar negeri oleh Pertamina sdh dimulai pertengahan 90-an.
> Dan selalu terjadi pemboncengan2 oleh temen2nya para pemilik bumn2 kita
> itu ke luar negeri u/kepentingan sempit bisnis golongan atau partai mrk
> sendiri. Hal2 spt itu terjadi waktu Pertamina ke Equador, di Iran, dan
> terakhir di Libya dan Algier! Parah!!! Menggunakan Pertamina
> u/kepentingan bisnis mesin uang partai dan konco2nya. Dengan tekanan,
> pula!!! Lalu bagaimana kita bisa jadi jagoan di luar kandang kalau hal2
> tersebut terus menerus dilakukan? ADBIAGI-0800
>
>
> --- On Thu, 6/21/12, teguh prasetyo <soe...@gmail.com> wrote:
>
> From: teguh prasetyo <soe...@gmail.com>______________________________ Sukses
> buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam atau di
> Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
> ONWJ.Semoga..... Sukses pak Haji....
>  Salam,TGP
>
>
>
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke