Pak Taufik,

Terima kasih atas cerita pengalaman Buton-nya. Bisa disebutkan eksplorasi di 
Buton masih menantang, sebagian besar karena sulitnya imaging seismik di 
wilayah ini. Generasi minyak sudah terjadi, baik dari batuan induk Winto 
(Triassic marine shale) yang juga menjadi batuan induk untuk minyak yang 
kemudian terbiodegradasi jadi aspal di Buton, juga dari batuan induk 
Paleogen/Neogen Tondo (terrestrial source rocks). Elemen dan proses petroleum 
system yang lain pun sudah berjalan, hanya caprock yang perlu dikaji lebih jauh 
dan dicari yang masih utuh. Struktur2 yang tak terlalu kompleks bisa menjadi 
target, sebab struktur2 yang terlalu kompleks umumnya sudah hilang caprock-nya.

Wakatobi -wangi2-kaledupa-tomeo-binongko sering dimasukkan ke dalam 
mikrokontinen Tukang Besi karena kebetulan di Binongko terdapat para perajin 
pandai besi (tukang besi). Menurut Davidson (1991), mikrokontinen Tukang Besi 
ini membentur mikrokontinen Buton. Tetapi kajian lebih lanjut berdasarkan data 
gravity dan data seismik geomarin yang lebih baru ( saya publikasi di pertemuan 
IPA, 2011), mengindikasi bahwa mikrokontinen Tukang Besi bukan membentur Tukang 
Besi (sebab tak ada bukti suture-nya, juga di antara kepulauan Wakatobi dan 
Buton tak ada struktur kompresif benturan). Justru yang ada adalah struktur 
ekstensi. Jadi saya menafsirkan hal yang berlainan dengan Davidson (1991), 
yaitu bahwa Tukang Besi bukanlah mikrokontinen tersendiri, melainkan satu 
kesatuan dengan Buton. Saat Buton membentur Sulawesi Tenggara, Buton berada 
pada bagian collision front-nya, sangat kompresif, lalu ke arah timur, Tukang 
Besi justru mengalami post-collision escape
 sehingga membentuk struktur2 ektensi. Hal itu terjadi juga pada benturan 
Banggai-Sula (Garrard, 1988).

Apakah Wakatobi membentur Buton atau justru menjauhinya akan sangat berpengaruh 
kepada petroleum geology wilayah ini. Menurut hemat saya, Wakatobi justru 
menjauhi Buton karena kompensasi isostatik pascabenturan, bukan membenturnya 
seperti umum diketahui orang berdasarkan Davidson (1991)

Salam,
Awang

Kirim email ke