Andi and all Semangat pagi, Pertama bermain di THIN SKIN tectonic harus hati2, yg dipikirkan Andi polanya sudah benar, kalau kita lihat stratigraphy Indonesia bagian timur memang cukup kompleks tapi tidak rumit. Masalahnya data yg sempat saya lihat sangat terbatas, tentunya data yg bisa saya lihat tidak seluas pak Awang yg berkantor di BPMigas, sehingga bahasan yg bisa saya berikan adalah berdasar "publish report yg ada", IPA, IAGI dan mungkin sedikit sekali pengalaman pribadi, tapi meskipun begitu sebagai explorationist kita harus all out, NEVER GIVE UP and keep on looking..... someday we will be there.... amien YRA
Kalau kita perhatikan Eustatcy di kolom stratigraphy (cak Min aku suka Eustacy je ojo di protes yah) menunjukkan bahwa terjadi major flooding pada saat Upper Cretaceous sampai Paleogene, kalau di Bintuni "rock record"nya adalah berupa Jass FM dan Waripi FM yg mana kedua formasi ini sangat kaya dg material yg berbutiran halus, selanjutnya juga terjadi pada ahir Oligocene yg juga menghasilkan batuan berbutir halus dari Fumai FM, sehingga sangat memungkinkan untuk membentuk "ductile sediment" di subsurface dan menjadi "decolma" surface untuk bbrpa Trust Sheet yg terbentuk karena East Indonesia docking ke West Indonesia antara 4-1 MYBP (million years before present), dari data2 spec survey yg aku lihat di IPA jelas peran 4-1 MYBP ini dan kayaknya yg terdeformasi habis hanya tersier sediment, sedangkan kalau melihat data yg lebih dalam (baca Devon- Cret) kok kayaknya agak "quite" ya artinya ada structuration tapi tidak seheboh yg di tersiernya. Tidak menutup kemungkinan data yg lain berkata sebaliknya dan data itu tidak pernah saya lihat. Nah kalau benar yg terjadi seperti itu maka Cretaceous sediment and older yg secara stratigrafi ada di bawah lapisan "decolma" ini maka bisa jadi deformasinya / structurationnya hanya terjadi pada saat mereka (baca mulai Devon-Cret) drifted dari Australi ke Utara menuju East Indononesia. Kalau dari bbrp kabar burung batuan ini berpositas 2-5% tentunya jauh dari sifat ductile itu tadi. Flooding juga dilaporkan terjadi pada saat Permian yg bisa jadi menghasilkan batuan berbutir halus, tapi karena umurnya sudah tua biasanya mereka sudah menyerpih shg tidak ductile ligi. Ini yg aku lihat di singkapan di Canada, la wong saya belum pernah lihat singkapan Permian kecuali yg ada di Norh Amrika. Kalau batuan Perm (260 MYBP) di basin2 kita East Indonesia deformasinya memang menuju serpih maka mungkin sudah tidak ductile lagi. Buton / bagian selatan Sulawesi menurut Rob Hall (mbahnya plate tectonic) asal muasalanya merupakan bagian dari Northern Tip of Aussie Continent, drifting slowly dari 30 MYBP dan mulai drifted sbg micro continent sekitar 10 MYBP dan docking dg Sulawesi as you see sekarang, paling tidak ada 10 MY process structuration dg posisi Strike slip fault yg lokasinya tidak terlalu jauh dari Buton membuat Structuration disana menjadi sangat2 kompleks. Problem pada highly imbricated fault area adalah bagaimana membuat "image seismic" yg bagus, sepertinya ini tantangan yg paling utama dan sepertinya memang ini tidak bisa di solve dg hanya mengambil data 2D dg design parameter yg normal, mestinya dilakukan dg metode 3D itupun belum tentu berhasil, karena daya absorbsi "trust sheet" itu sangat kuat sehingga signal/noise rasio tidak pernah bagus. Itu mungkin sebabnya "dead oil" atau yg disebut "biodegradasi oil" oleh pak Awang bisa naik ke surface karena sebetulnya "trust sheet" ini merupakan "migration path way" dari either Kitchen ke reservoir "breached" karena banyak "trust sheet" ya lalu keluar ke surface. Kesimpulan: 1. Imbricated fault hanya terjadi di Tersier dan tidak lanjut ke pra Tersier 2. Kemungkinan Oil tidak stay di reservoir tapi "breached" ke surface karena heavily trausted 3. Petroleum system works (artinya kitchen dan source rock OK) 4. Masih mungkin di temukan struktur yg bagus dg melakukan 3D seismic dg design parameter yg bagus (perlu bantuan HAGI) Ini sekedar urun rembuk saya di pagi yg cerah, kalau salah ya maaf. *Pengalaman kerja:* Lengguru Trust Belt, Adelaide, Cordileran Banff Canada, Cepu, Selat Madura dan banyak lagi yg lainnya tapi bukan trust belt. ExxonMobil 24th, Samudra Energy 5th, Suma Sarana 8 bulan Lam salam Avi 2012/11/20 Andi AB Salahuddin <a_baiq...@yahoo.com> > ** > > Pak Awang, Pak Taufik. > Terima kasih atas sharingnya ttg eksplorasi di Buton yang menarik ini. > > Saya mengasumsikan bhw saat pre-drill sumur Benteng-1 tsb operator > mengharapkan adanya closure di level Cretaceous akibat > fault/fold/kombinasi. > Ternyata hasil post-drill menunjukkan (dari penjelasan pak Awang > sebelumnya) bahwa: > > *Terdapat thrust sheet yang berulang pd Fm. Tondo berumur Tersier akibat > thin-skinned tectonic shg primary objectif yi Cretaceous Tobelo Lmst tidak > dicapai. > *Target Cretaceous kini harus digeser ke target Tertiary Tondo Lmst yang > terrestrial SRnya sudah mengindikasikan adanya penggenerasian minyak ringan. > > Jika pemahaman saya betul maka saya membayangkan bahwa adanya imbrikasi > yang hanya ditemui pada lapisan Tersier Tondo dan tidak mempengaruhi > lapisan Cretaceous Lmst tersebut bisa mengindikasikan salah satunya krn > terdapatnya bidang gelincir (detachment surface) yang kemungkinan besar > terletak di antara Tersier dan Cretaceous Lmst. tersebut, possibly di atas > Early Tertiary shale atau Late Cretaceous shale. > > Jika benar seperti ini maka meskipun ada closure di level Tersier (yg > terpetakan dari seismik) menurut saya bisa jadi tidak harus ada di level > Cretaceous Lmst. Dan bisa jadi pula bahwa sumbu closure di level Cretaceous > ini (jika ada) sama sekali tidak paralel dgn sumbu closure di level Tersier > (misalnya krn kompresi multifase). > > Selain itu, beberapa kemungkinan/skenario lainnya adalah: > #1-tidak hanya terfokus pada Tersier closure (seperti skenario di atas) > #2- mengetes prospek lain (jika ada) yg ketebalan imbrikasinya relatif > tipis (kalau cukup jelas dari seismik) dengan harapan cepat mencapai target > Cretaceous lmst nya. > #3- mengetes downthrown blok yang bisa jadi ada 3-way closure against > fault di situ. > > Dengan masih adanya kemungkinan-kemungkinan lain tsb, apakah keputusan > untuk mengubah target ini tidak terlalu dini menurut pak Awang? > > HC yang sebelumnya diharapkan mengisi Cretaceous Lmst ini apakah > terrestrial Tondo SR berumur Tersier atau marine shale Winto Fm berumur > Trias atau possibly kombinasi? > > Mohon pencerahannya pak. Terimakasih. > > > Salam, > Andi. > Powered by VulsaQu® > ------------------------------ > *From: * Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> > *Date: *Mon, 19 Nov 2012 23:58:03 +0800 (SGT) > *To: *IAGI<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id> > *Cc: *Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; > Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> > *Subject: *Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi > > Pak Taufik, > > Terima kasih atas cerita pengalaman Buton-nya. Bisa disebutkan eksplorasi > di Buton masih menantang, sebagian besar karena sulitnya imaging seismik di > wilayah ini. Generasi minyak sudah terjadi, baik dari batuan induk Winto > (Triassic marine shale) yang juga menjadi batuan induk untuk minyak yang > kemudian terbiodegradasi jadi aspal di Buton, juga dari batuan induk > Paleogen/Neogen Tondo (terrestrial source rocks). Elemen dan proses > petroleum system yang lain pun sudah berjalan, hanya caprock yang perlu > dikaji lebih jauh dan dicari yang masih utuh. Struktur2 yang tak terlalu > kompleks bisa menjadi target, sebab struktur2 yang terlalu kompleks umumnya > sudah hilang caprock-nya. > > Wakatobi -wangi2-kaledupa-tomeo-binongko sering dimasukkan ke dalam > mikrokontinen Tukang Besi karena kebetulan di Binongko terdapat para > perajin pandai besi (tukang besi). Menurut Davidson (1991), mikrokontinen > Tukang Besi ini membentur mikrokontinen Buton. Tetapi kajian lebih lanjut > berdasarkan data gravity dan data seismik geomarin yang lebih baru ( saya > publikasi di pertemuan IPA, 2011), mengindikasi bahwa mikrokontinen Tukang > Besi bukan membentur Tukang Besi (sebab tak ada bukti suture-nya, juga di > antara kepulauan Wakatobi dan Buton tak ada struktur kompresif benturan). > Justru yang ada adalah struktur ekstensi. Jadi saya menafsirkan hal yang > berlainan dengan Davidson (1991), yaitu bahwa Tukang Besi bukanlah > mikrokontinen tersendiri, melainkan satu kesatuan dengan Buton. Saat Buton > membentur Sulawesi Tenggara, Buton berada pada bagian collision front-nya, > sangat kompresif, lalu ke arah timur, Tukang Besi justru mengalami > post-collision escape sehingga membentuk struktur2 ektensi. Hal itu terjadi > juga pada benturan Banggai-Sula (Garrard, 1988). > > Apakah Wakatobi membentur Buton atau justru menjauhinya akan sangat > berpengaruh kepada petroleum geology wilayah ini. Menurut hemat saya, > Wakatobi justru menjauhi Buton karena kompensasi isostatik pascabenturan, > bukan membenturnya seperti umum diketahui orang berdasarkan Davidson (1991) > > Salam, > Awang > > ------------------------------ > * From: * Taufik Manan <taufik.ma...@gmail.com>; > * To: * <iagi-net@iagi.or.id>; > * Cc: * Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>; Taufik Manan < > taufik.ma...@gmail.com>; > * Subject: * [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi > * Sent: * Mon, Nov 19, 2012 9:26:10 AM > > Pak Awang dan juga rekan seprofesi, > > Saya sangat sependapat dengan analisa teknis Pak Awang tentang Petroleum > System di Buton. Kebetulan antara tahun 2010 sd pertengahan 2012, saya > bekerja di salah satu KKKS di Buton. Kita pernah diskusi bareng untuk > potensi sumberdaya migas di sana. > > Yang masih saya ingat di Buton adalah "Petroleum System"nya sudah relatif > lengkap namun masih perlu analisa lebih detail tentang Patahan dan > "Sealing"nya disamping analisa geokimia lanjutan dari "oil seeps" yang > tersebar di P. Buton dan sekitarnya. > > Kendala data G&G yang saya temui di sana adalah kualitas data seismik yang > umumnya kualitasnya "poor to fair" dan memakai parameter (vintage) tahun > 1980 dan 1990 khususnya ketika dulu Conoco beroperasi di area Buton dan > Muna. Sedangkan survei seismik untuk mendapatkan data "Signal / Noise" yang > baik, sulit didapat karena kondisi medan operasional. Mungkin rekan2 yang > pernah kerja di Conoco (sekitar tahun 80-90) dan Japex (2007-sekarang) > dapat sharing pengalaman di sini. Sedangkan data 2D seismik lautnya cukup > baik dan dapat membuktikan adanya "depocenter" di Buton. > > Menurut saya tantangan eksplorasi di Buton dan sekitarnya masih menarik > dan banyaknya singkapan aspal dapat menjadi "kunci" faktor pencarian sumber > daya migas di sana. Semoga berjaya eksplorasi di Buton. > > Khusus mengenai Wakatobi yang menurut beberapa rekan yang pernah ke sana, > lebih bagus daripada Bunaken di Sulut, sudah banyak resort dan penerbangan > ke sana. Area Wakatobi, setahu saya masuk area salah satu KKKS di sana > namun kelihatannya sulit dilakukan eksplorasi di sana karena statusnya > adalah "Taman Laut Nasional yang dilindungi" meskipun dari data seismik > regional dan gravity regional menyimpulkan kemungkinan adanya "closure" di > sana. > > Selamat bereksplorasi dan sekaligus berwisata ke Indonesia Timur yang > masih asri alamnya. > Jadi "sambil menyelam / diving kita belajar potensi sumberdaya migas" > > > NPA # 3005 > > > > > 2012/11/19 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> > >> Ferry,****** >> >> ** ** >> >> Bu Nuning memng betul. Benteng-1 dry hole with oil show. Sebuah konsultan >> di pertemuan AAPG yang lalu di Singapore menyatakan sumur ini big >> discovery. Hm…sangat misleading, hati-hati mengambil datanya.**** >> >> ** ** >> >> Target Cretaceous Tobelo limestone tak tercapai karena sumur menembus >> thrust sheets Formasi Tondo (Tersier) yang tebal dan berulang-ulang. Sumur >> sudah diperdalam melebihi program TD dan tetap berakhir di Tondo. Tetapi di >> salah satu limestone beds di dalam Tondo ditemukan light oil show yang >> berbeda dengan karakter oil dari Triassic Winto. Sumur Benteng-1 menjadi >> pelajaran bahwa mengebor di wilayah thrust sheets, lebih-lebih lagi bermain >> dengan thin-skinned tectonics akibat collision sungguh tak mudah. Dari >> semula Japex dan BPMIGAS juga sudah menduga bahwa problem struktur akan >> terjadi di sini karena data seismic yang buruk akibat bermain di wilayah >> dengan deformasi sangat kuat dan banyak lapisan batugamping di permukaan. >> Usaha2 untuk advanced reprocessing tak berhasil menambah kualitas imaging >> seismic. Tetapi sumur harus dibor untuk membktikan play di wilayah ini. >> Target Tobelo kini harus digeser ke target Tondo yang serpihnya sudah >> menggenerasikan minyak ringan khas terrestrial.**** >> >> ** ** >> >> Wilayah Buton sudah terbukti petroleum system-nya, lapangan2 aspal yang >> besar itu adalah buktinya. Paper saya terbaru (2011) untuk pertemuan >> economic geology Sulawesi membahas geologi dan geokimia lapangan aspal ini. >> Aspal ini definitive produk biodegradasi dari hilangnya caprock di >> perangkap yang ada. Extract analysis pada asphaltene fraction definitive >> batuan induknya berasal dari marine sources Winto shales. Yang harus dicari >> di sini adalah trap yang masih bagus yang masih punya caprock. Tetapi Buton >> adalah wilayah collision, dan itu sangat menyulitkan imaging strukturnya. >> **** >> >> ** ** >> >> Salam, >> Awang**** >> >> --- Pada *Sen, 19/11/12, nugraha...@yahoo.com <nugraha...@yahoo.com>*menulis: >> >> >> Dari: nugraha...@yahoo.com <nugraha...@yahoo.com> >> Judul: Re: [iagi-net-l] Buton (was Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar >> karena Pro Asing!) >> Kepada: iagi-net@iagi.or.id >> Tanggal: Senin, 19 November, 2012, 3:43 PM >> >> >> >> Wah, mohon maaf ya... Ternyata discovery, ya Banteng-1. Aku kurang >> updated infonya nih. Memang kepengen banget ada penemuan lagi yg komersial >> utk dikembangkan di Indonesia Timur (selain Asap di Papua). Mudah2an kita >> akan menemukannya, ya. >> >> >> Salam, >> Nuning >> >> >> >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> ------------------------------ >> *From: *Ferry Bastaman Hakim <ferry.ha...@tately.co.id> >> *Date: *Mon, 19 Nov 2012 07:31:48 +0000 >> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> >> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> >> *Subject: *[iagi-net-l] Buton (was Ketua MUI: BP Migas Memang Harus >> Bubar karena Pro Asing!) >> >> Bu Nuning, >> >> >> >> Benteng-1 nya Japex bukannya Oil discovery? >> >> Setahu saya Buton ini salah satu frontier area yang cukup menjanjikan di >> 2012 ini. Paling tidak bertambah lagi satu basin dgn proven working >> petroleum system, tinggal di utak-atik sedikit supaya dapet trap dan >> reservoir yang lebih potensial. >> >> Yang sedang di hitung-hitung mungkin komersial atau tidaknya karena >> sepertinya volumenya agak2 marjinal.. >> >> >> >> rgds, >> >> >> >> FH >> >> >> >> *From:* nugraha...@yahoo.com [mailto:nugraha...@yahoo.com] >> *Sent:* Monday, 19 November 2012 12:45 PM >> *To:* iagi-net@iagi.or.id >> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar >> karena Pro Asing! >> >> >> >> >> Maaauuuuuu.... Banget !! >> Hayo kapan nih IAGI bikin field trip lagi... Ke Raja Ampat atau bisa juga >> ke Wakatobi (sayang banget ya pemboran di blok Buton kemarin gagal/dry >> hole, ya). >> >> >> Salam, >> Nuning >> >> >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> ------------------------------ >> >> *From: *aluthfi...@gmail.com >> >> *Date: *Mon, 19 Nov 2012 04:46:00 +0000 >> >> *To: *<iagi-net@iagi.or.id> >> >> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> >> >> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar >> karena Pro Asing! >> >> >> >> >> Kita ekskursi saja bu Nuning ke Raja Ampat, lihat modern carbonate and >> ancient carbonate!!! >> >> Sent from my BlackBerry® >> powered by Sinyal Kuat INDOSAT >> >> >> ------------------------------ >> >> This message is intended only for the use of the addressee and may >> contain information that is privileged and confidential. In the event that >> you are not the intended recipient, you are hereby notified that any >> dissemination of this communication is strictly prohibited. If you have >> received this communication in error, please erase all copies of the >> message and its attachments and notify us immediately. It is the >> responsibility of recipients to scan this message and any attachments for >> computer viruses and other defects. The sender accepts no liability for any >> loss or damage that may result, directly or indirectly, from this message >> and/or any files attached. >> >> >