Bagaimana kalau logikanya dibalik..daripada menarik yang sudah bekerja di
luar negeri padahal mereka sudah jadi pahlawan devisa,mendingan menaikkan
gaji pegawai nasional yg bekerja di indonesia seperti expat supaya tidak
keluar.
Seperti yang dikatakan oleh mas adb bahwa mereka jadi pinter karena dididik
dan bekerja di Indonesia.

------------------------------------------------

ApaLagi kaLo kita ingat bhw skrg ini banyak tenaga ahli migas WNI yg kerja
di LN, mereka jadi pinter krn sdh dididik dg biaya Indonesia melalui cost
recovery semasa mereka kerja di PSC ind.
On Apr 3, 2013 11:37 AM, "Andang Bachtiar" <abacht...@cbn.net.id> wrote:

> (Perolehan keahliannya dibiayai Migas "rakyat" Indonesia, ee,..Orang Asing
> yg memanfaatkannya) - krn kita tdk menghargai bangsa senDiri (?)
>
> ADB, geologist merdeka!
>
> Saya muLai dg fwd-an curhatan temen saya, seorang CEO sebuah perusahaan
> minyak di Jkt:
>
> "Minggu lalu saya sempat diskusi dg bbrp teman yg saya anggap punya
> otoritas di urusan per-migas-an kita tentang expat bangsa asing. Saya
> menanyakan apakah saya boleh memakai tenaga expat nasional
> (berkewarganegaraan Indonesia), dg tarif sama dg expat asing, daripada
> uangnya utk orang asing, kan lebih baik buat WNI. Yg saya maksud expat
> nasional adalah tenaga ahli WNI tapi kerja di luar negeri dg pengaLaman
> internasional di mana2. Tapi ya begitulah .. diskusinya gak ada
> kesimpulan.... Karena untuk urusan kayak begini, mentogh2nya: Masih beLum
> ada mekanismenya dlm aturan2 di permigasan kita u/menggaji tenaga ahLi
> Indonesia menyamai atau Lebih besar dr penggaJian tenaga ahli asing."
>
> (Pertanyaan saya: Memangnya mekanisme yg ada itu spt apa koq sampai tdk
> bisa mengakomodasi sistim penggajian berdasarkan fungsi, keaHLian dan
> prestasi, malahan koq berdasarkan ras "indonesia" vs asing :)
>
> Memang masaLah penggajian expat vs nasionaL-indonesia ini lucu sekaLigus
> bebaL tp nyata: sejak dulu sampai Skrg. Gak waras2 ae awak dewe iki. Contoh
> waktu ada reorganisasi suatu kumpeni PSC/KKkS asing duLu, seorang rising
> star nationaL diangkat jadi VP dan akan digaji sama dengan VP yg expat tapi
> ditolak oleh otoritas migas karena berpaspor Indonesia berdasar aturan
> BAPENAS tidak boleh. Lalu kawan ini dipindah ke headquarternya di Calgary
> dan tetap bekerja untuk blok yg di Indonesia itu, digaji standard Expat
> menggunakan anggaran PSC Blok tsb dalam "head quarter overhead". Setelah
> itu kawan ini ditranfer lagi ke Indonesia dibayar pake dolar amrik standard
> expat, gajinya tetap dari Calgary pake duit PSC (head quarter overhead) dan
> tidak ditolak oleh otoritas kita. Wkwkwkwk. Padahal dananya berasal dari
> sumber yang sama produksi migas di Blok tsb.
>
> Nah, masihkah kita akan mengulangi kebebaLan yg sama skrg ini dg
> mereka-reKa-yasa Lagi spy bisa menghargai bangsa sendiri? ApaLagi kaLo kita
> ingat bhw skrg ini banyak tenaga ahli migas WNI yg kerja di LN, mereka jadi
> pinter krn sdh dididik dg biaya Indonesia melalui cost recovery semasa
> mereka kerja di PSC ind. Sangat sayangkan, mereka jadi pinter di Indonesia
> tapi yg menikmati malah Petronas, Arab dll. Seharusnya keahlLian mrk itu
> bisaLah dinikmati Pertamina, Medco atau PSC Ind dg tarif yg sama dg expat
> sesuai keahliannya.
>
> Ayo dong, yang punya kuasa bikin2 aturan. Berhentilah bermain2 dg
> mendiskriminasi bangsa sendiri. Itu juga mungkin saLah satu penyebab knp
> gak kunjung bergerak maJu penemuan cadangan2 baru kita!
>
> SaLam
> ADB
>
>
>

Reply via email to