Ikut nimplung sekejap,

Bpk Yatno,
Itu namanya : 
Geo-sixth-sense !

Nov 2012 kemaren saat saya ikut workshop di Cibaliung-Banten (Antam) : mereka 
juga pakai jurus ini (Geo-sixth-sense)
dan ketemu tuhh zona baru mineralisasi emas-nya.
Saluttt.... 

Salam,
Godang.S

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Fri, 3 May 2013 00:15:38 
To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Rekan2,

Ramainya diskusi ini menunjukkan bahwa banyak geologiwan kita yang sangat
peduli,
dari nada bicara para milis keliatan ada 3 kelompok utama: Kel.1.
Penggembira; Kel. 2. Geoklenik; Kel.3. Geoscience. Ada kelompok lain? Saya
masuk kelompok penggembira aja deh silakan berargumentasi, saya menikmati
kok.

Sharing aja: saya punya teman geologiwan juga, dia pernah dapat proyek
esplorasi emas di Kalimantan, sebelum berangkat ke lapangan dia sowan ke
Ustad terkenal di Jawa Barat minta petunjuk, lalu disuruh menjalani
persyaratan rohani. Dia diberitahu ancer2 arah yang harus dituju saat ke
lapangan (jadi gak pake ilmu geologi) eh...ternyata berhasil menemukan
daerah mineralisasi yang prospek. Ini cerita sungguhan lho wong dia sendiri
yang mengaku dan cerita pada saya.
Salam,
YSY


2013/5/2 <ginanjar.nugr...@gmail.com>

> Bad news..
>
> Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34
> untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg
> ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang.
>
> Sayang sekali...
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
> *Sender: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Date: *Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
> Good news .
> Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
> pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
> yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.
>
> si Abah
>
>   ------------------------------
>  *From:* Sujatmiko <m...@cbn.net.id>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Cc:* MGEI <economicgeol...@yahoogroups.com>
> *Sent:* Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
> *Subject:* RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
>  *Rekan-rekan IAGI yang budiman,*
>
> Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang
> Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi *Prof. Sutikno
> Bronto* dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung
> Padang  ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April
> 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto
> mengajak juga *Ir. Pudjo  Asmoro MSc* , Vulkanolog di PSG,  dan *Drs.Lutfi
> Yondri M.Hum*., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung
> Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala
> Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan
> Permuseuman , *Drs. Surya Helmi* . Dari diskusi yang berkembang,
> kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka
> persiapan  *MORATORIUM* *Penelitian Situs Gunung Padang*. Siang harinya, *14
> Kepala UPT Balai Cagar Budaya* dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di
> Gunung Padang.
>
> Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat
> yang sama-sama ikut menanda-tangani  *Petisi 26 April 2013* mendiskusikan
> banyak hal antara lain tentang reaksi keras *Pak Andi Arief* yang sebagai
> Staf Khusus Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan
> pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3
> Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut
> berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami
> mendiskusikan juga tentang  temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian
>  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak,
> elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu,
> gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan
> di luar area situs, dan lain-lain.
>
> *Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang*
> *  *
> Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
> melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
> parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
> bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya
> diambil dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di
> lokasi parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur
> pemangkasan dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama.
> Fenomena geologi lainnya yang kami amati antara lain *sumur* *berair
> jernih* yang struktur dindingnya sederhana, susunan *tangga dari kekar
> tiang* yang terletak  di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa
> bagian terancam longsor , *semen perekat* antara kekar tiang yang
> kemungkinan besar  merupakan sedimen alamiah sebagai hasil dari proses
>  pelapukan atau leaching, *Teras IV *dan* Teras V* yang didominasi oleh
> batuan klastik yang telah lapuk  dimana  di atasnya tersusun  batuan
> andesit punden yang ukurannya relatif kecil ( diduga diambil dari Teras III
> atau Teras di bawahnya).
>
>    Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas *ekskavasi pertama* TTMPGP
> di lereng timur  Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter.
> Ekskavasi yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat  inapropriate
> karena menyimpang dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing
> bersudut kritis, sekitar 40 derajat. Jaraknya yang    hanya sekitar 30
> meteran di bawah struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran ,
> jelas  sangat membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di
> bawah ekskavasi pertama, TTMPGP melakukan juga *ekskavasi kedua*  yang
> tidak tuntas. Di ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit
> yang bercampur dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa
> balok-balok andesit tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing
> timur merupakan  bawaan longsoran.  Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan
> terletak di tanah masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan
> bangunan punden berundak.
>
> *Moratorium adalah langkah yang tepat*
> *  *
> Hasil re-checking dan pengamatan multi disiplin di atas menyimpulkan bahwa
> , seperti halnya di Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip, Gunung Padang
> adalah sisa gunung api purba yang utuh, yang di atasnya terdapat  bangunan
> punden berundak Megalitik terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari Teras I
> sampai Teras III, batuan penyusun Gunung Padang tersingkap di permukaan,
> sementara di teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang
> telah lapuk. Kegiatan ekskavasi yang dilakukan oleh TTMPGP di lereng timur
> Teras III tidak memperhatikan stabilitas lereng ( slope stability ) dan
> sangat membahayakan keselamatan situs di atasnya yang strukturnya  telah
> mengalami pergelinciran. Bagian lereng curam di luar pagar situs merupakan
> satu kesatuan dengan kawasan situs sehingga ekskavasi besar-besaran yang
> tadinya direncanakan oleh TTMPGP akan sangat membahayakan keselamatan situs.
>
> Sehubungan dengan hal di atas, Petisi 26 April 2013 dan langkah cepat
> Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman untuk menghentikan seluruh kegiatan
> penelitian dan eskavasi TTMPGP atau MORATORIUM seharusnya didukung oleh
> seluruh pihak di  tingkat pusat, provinsi, dan  kabupaten. Sebagai penutup
> , mang Okim berharap semoga  Situs Megalitik Gunung Padang dapat  terus
>  kita kawal keselamatan dan kelestariannya. *Janganlah kita merindukan
> burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan.* Kepada
> rekan-rekan Geolog, mang Okim mengajak untuk selalu mawas diri dan
> mengingat pesan Frederic Lahee  : *One must be careful not to draw
> conclusions from too brief an examination* (Field Geology, 1961, hal.
> 41). Mang Okim mohon beribu maaf seandainya ada yang tidak berkenan atas
> isi tulisan ini. Semoga bermanfaat,
>
> Salam Cinta Geo-Arkeologi,
>
>      Mang Okim
>
> -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>    2013/5/1 <m...@cbn.net.id>
>  Sekedar yang mang Okim tahu, sebuah situs prasejarah dilindungi oleh
> undang-undang cagar budaya dan peraturan pemerintah. Penelitian
> kearkeologian apalagi sampai kegiatan ekskavasi wajib mematuhi persyaratan
> yang tercantum dalam undang-undang tersebut.
>
> Contoh sederhana adalah ekskavasi di puncak G.Lalakon dan G.Sadahurip
> untuk menguji adanya bangunan budaya di perut kedua gunung tersebut yang
> bekasnya dibiarkan menganga. Hal itu jelas melanggar ketentuan
> undang-undang cagar budaya .Dalam kaitannya dengan G.Padang, para arkeolog
> menyatakan bahwa penelitian dan kegiatan ekskavasi yang dilaksanakan
> akhir-akhir ini inappropriate dan tidak memenuhi SOP.
>
> Mengenai kunjungan Ibu Negara, tentu saja akan memiliki nilai plus-plus
> bagi perkembangan kepariwisataan G.Padang. Tetapi kalau kunjungan tersebut
> dikaitkan dengan kegiatan massal ekskavasi dan hipotesis-hipotesis yang
> belum terbukti kebenarannya ( para arkeolog menyebutnya sebagai
> pseudo-arkeologi ), apalagi diliput oleh media cetak dan elektronik
> nasional dan internasional, tentunya harus lebih hati-hati (belajar dari
> peristiwa memburu harta karun di Situs Batutulis Bogor yg melibatkan
> Menteri Agama ).
>
> Sekali lagi, hal yg mang Okim tulis di atas adalah pendapat para arkeolog
> yang terekam dalam diskusi ilmiah di Puslit Arkenas 26 April yang lalu,
> yang melahirkan Patisi 34. Semoga bermanfaat,
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
> Mang Okim
>  Powered by Telkomsel BlackBerry®
>  ------------------------------
>     *From:* Sujatmiko <m...@cbn.net.id>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Cc:* MGEI <economicgeol...@yahoogroups.com>
> *Sent:* Tuesday, April 30, 2013 7:59 AM
> *Subject:* [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
> *Rekan-rekan IAGI yang budiman,
> *
> Mang Okim sungguh tidak menduga diberikan kepercayaan menjadi nara sumber
> di Diskusi Ilmiah Sehari yang digelar oleh Puslit Arkenas di Pejaten
> Jakarta pada Jum'at 26 April 2013 dengan tema :  Rasionalitas Gunung Padang
> dan Piramida Atlantis. Adalah Prof.Ris. H. Truman Simanjuntak yang menelpon
> mang Okim beberapa hari sebelumnya untuk minta kesediaan mang Okim. Mungkin
> karena Dr.Budi Brahmantyo , Koordinator KRCB, tidak berada di tempat, maka
> mang Okim ketiban pulung. Selain mang Okim dari KRCB,  dari Bandung
> diundang juga Prof.Ris.Sutikno Bronto yang didampingi Ir.Pudjo Asmoro MSc.
> dari PSG, Dr. Ony Suganda dari PVMBG., dan  Drs. Lutfi Yondrie dari Balar
> Bandung. Karena dari awalnya mang Okim memang kurang sependapat dengan
> hipotesis-hipotesis Tim Katastropik Purba bentukan Stafsus Presiden Bidang
> Bantuan Sosial dan Bencana, maka mang Okim langsung saja menerima undangan
> Prof Truman tersebut.
>
> Yang hadir di diskusi ilmiah sekitar 40 orang ( 6 Profesor, banyak Doktor,
> banyak S2 dan S1, serta wartawan cetak dan elektronik ). Diskusinya
> dipimpin Drs Bambang Budi Utomo, Peneliti Utama Puslit Arkenas , didampingi
> oleh
> Dr.Bambang Sulistyanto, Ka.Puslit Arkenas. Sebagai pembukaan, Prof Truman
> Simanjuntak memaparkan tentang makna rasionalitas, halusinasi, dan
> hipotesis Atlantis yang terkesan dijadikan pegangan oleh Tim Terpadu
> Penelitian
> Mandiri Gunung Padang (TTPMGP). Selanjutnya dijelaskan  tentang penelitian
> TTPMGP yang inappropriate, yang tidak mematuhi Undang-undang Cagar Budaya
> dan mengabaikan proses yang baku ( karena memburu temuan ). Selain dari
> itu, TTPMGP dianggap terlalu cepat memberikan interpretasi temuannya yang
> tanpa digodog langsung dilempar ke sarana publik. TTPMGP dianggap juga
> kurang memahami prasejarah nasional sehingga memunculkan hal-hal
> sensasional seperti adanya bangunan budaya yang maha hebat di perut G.
> Padang, teknologi lebih maju dari Mesir purba, dan lain-lain. Prof. Truman
> menyinggung juga tentang pseudo archeology, fantastic archeology, dll.nya.
>
> J*alannya diskusi dan lahirnya petisi*
>
> Nara sumber  lainnya yang mendapat kesempatan  berbicara adalah Prof.
> Mundardjito dari UI, Prof. Sutikno Bronto dari PSG, Drs. Lutfi Yondri dari
> Balar Bandung, Dr. Ony Suganda dari PVMBG Bandung, Prof. Wahyu Hantoro dari
> LIPI, Drs. Junus Satrio Atmodjo Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia,
> mang Okim dari KRCB, dan lain-lainnya. Hal-hal yang disampaikan meliputi
> antara lain legalitas penelitian Tim Mandiri termasuk  leadernya, MOP dari
> setiap
> penelitian arkeologi, arkeolog pendamping dari instansi terkait sesuai
> dengan yang diamanatkan dalam UU Cagar Budaya, pengerahan tenaga massa yang
> dapat membahayakan keselamatan cagar budaya, dan lain-lain. Mang Okim
> sendiri mengawali sharingnya dengan menyitir pesan Frederic Lahee  : One
> must be careful not to draw conclusions from too brief an examination
> (Field Geology, 1961, hal. 41). Karena mengabaikan pesan tersebut maka
> muncullah
> interpretasi sensasional yang langsung diumumkan ke luar,  antara lain
> tentang piramida tertinggi di dunia, pasir ayakan manusia purba lebih
> 10.000 tahun yang lalu, semen perekat kekar kolom, gumpalan besi sisa
> pekerjaan metalurgi ribuan tahun yang lalu, pintu gerbang 18 meter, pintu
> masuk ke ruangan di perut G. Padang yang diduga kuat mengandung  emas
> murni, bangunan budaya berukuran lebih 10 kali Borobudur,  dll.
>
> Diskusi ilmiah yang direncanakan berlangsung dari pkl 13.00 sampai pkl
> 16.00 terpaksa diperpanjang sampai pkl 22.00 karena seluruh peserta
> sepakat untuk membuat petisi ke Presiden SBY dengan harapan agar beliau
> dapat segera
> menghentikan  sepak terjang  TTPMGP yang selama ini dianggap telah
> mengabaikan norma-norma hukum dan MOP penelitian arkeologi. Tujuan hakiki
> dari petisi tersebut selain menyelamatkan Situs G.Padang adalah juga untuk
> menjaga  martabat dan kehormatan Presiden dan Ibu Negara yang selama ini
> terkesan mendapatkan masukan-masukan yang tidak benar. Tepat pada pukul
> 22.00, pembahasan petisi yang dipimpin oleh Drs. Junus Satrio Atmodjo
> berhasil dirampungkan dan ditanda-tangani oleh 34 peserta. Petisi yang
> dikirimkan ke Presiden dengan tembusan ke 3 Kementerian dan Bupati Cianjur
> tersebut kemudian mendapat reaksi yang sangat keras dari Pak Andi Arief,
> Stafsus Presiden ( beliaulah yang memperkenalkan istilah Petisi 34 ).
>
> Ekskavasi TTMGP akhirnya dihentikan
>
> Puji syukur kehadlirat Tuhan YMK bahwa setelah Pak Andi Arief sempat
> meradang pada 27 April dengan  mencap beliau-beliau yang hadir di diskusi
> ilmiah sebagai PENJAHAT INTELEKTUAL dan  mengharuskan 3 Menteri Kabinet dan
> 1 Wamen  untuk mundur dari jabatannya karena dituduh mendukung petisi, maka
> pada 28 April beliau sudah agak melunak dengan mengharapkan agar Tim Petisi
> 34 dapat duduk bersama dengan TTPMGP untuk mendiskusikan hasil penelitian
> masing-masing. Pada 29 April, akhirnya Pak Andi Arief mengumumkan bahwa
> TTPMGP akan menghentikan ekskavasi lanjutannya yang direncanakan pada
> tanggal 11 Mei.  Dengan demikian maka acara kunjungan Ibu Negara ke G.
> Padang kemungkinan besar dibatalkan juga .
>
> Untuk mang Okim sendiri, alhamdulilah selain  mendapat gelar Doktor ,
> dapat juga cap sebagai  penjahat intelektual dan  geolog gaeg. Yang sungguh
> mengherankan  adalah tuduhan bahwa mang Okimlah yang menyebar luaskan
> tentang adanya  harta karun di perut G. Padang dan gunung - gunung
> piramida lainnya. Mungkin karena kemarahan yang tidak terkendali maka Pak
> Andi Arief menyangka bahwa mang Okimlah  komandan Turangga Seta yang sejak
> awal menginspirasi Tim Katastropik Purba tentang adanya bangunan piramida
> dan timbunan harta karun di perut G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang.
> Sebagai pelengkap, di bawah ini mang Okim lampirkan reaksi spontan dari Pak
> Andi Arief seperti yang disiarkan di Merdeka Online.
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
> Mang Okim
>
>
>

Reply via email to