Maaf,
sulit mentolelir kejadian seperti ini. Sepertinya kita
ini manusia yang tidak berperadaban. 

Masalahnya kejadian ini berulang dan berulang lagi dan
pejabat dari institusinya sepertinya innocent, menutup
mata dan telinga atas kejadian yang sangat menyedihkan
dan memprihatinkan. 

Harus bagaimana lagi orangtua menitipkan generasi
penerusnya kalau selalu begini!


--- anto dewandaru <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kelihatannya memang pemerintah kita kurang menyikapi
> secara serius kebrutalan yang terjadi di IPDN,
> bagaimana rasanya sebagai orangtua melihat anaknya
> dihajar para seniornya sebagaimana yangg ditayangkan
> oleh SCTV dan yang lebih menyedihkan lagi seorang
> pejabat depdagri bilang yag meninggal CUMA 27 orang
> bukan 37 orang seperti yang dilaporkan olah Pak
> Inu.. 
>    
>   Bagaimana rasanya kalau hal ini terjadi dengan
> anak pejabat depdagri tsb, bukankah yg harus
> diperhatikan adalah tindakan keerasannya walaupun
> mungkin jika korban hanya 1 orang tapi kalau itu
> meninggal karena korban perpeloncoan sudah
> sepantasnya di usut dan dituntut karena sudah
> kriminal..
>    
>   Sebaiknya pula rektor IPDN yng sekarang mundur
> atau DIPECAT saja ... aneh rasanya pihak rektorat
> tidak mengetahu kebrutalan anak didiknya yg sudah
> bukan rahasia lagi..
>    
>   Salam.
>   
> 
> Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Kita memang tidak tahu sepenuhnya apa yang
> terjadi di IPDN/STPDN. Semua praja seakan tutup
> mulut (kecuali dipaksa) untuk menutupi aib ini. Coba
> dilihat sewaktu wapres berkunjung ke barak tempat
> penyikasaan clif muntu. Salah seorang praja yang
> saat kejadian itu juga berada dikamar itu, saat
> ditanya wapres didepan kamera, katanya sudah tidur
> dan tidak mengetahui kejadian itu, ini kesaksian
> didepan wapres lho. Secara logika, susah saya
> menerima keterangan praja ini. Sepulas-pulasnya
> orang tidur, kalau sebelahnya ada orang ribut dan
> digebukin ramai-ramai sampai meninggal, secara
> logika, mustinya ya mendengar lah.
> 
> Jadi sepertinya, ada sebuah code yang ditanamkan ke
> masing-masing praja untuk tidak membuka apa yang
> terjadi di IPDN/STPDN ini ke-publik. Sementara
> sekolah itu dibiayai negara sebesar 150 Milyard
> setahun (kata salah satu anggota DPR), itu baru yang
> dari pusat lho . Semua kejadian seakan-akan
> ditutup-tutupi, rumangsanya IPDN/STPDN itu sebuah
> sekolah ekslusif yang tidak boleh diketahui oleh
> orang lain. Ini naif sekali, yang lebih konyol lagi,
> hanya sebagian kecil dari staf dan pengajar yang
> menyadari kenaifan ini. Luar biasa ...... Harusnya
> masuk rekor Muri .....
> 
> Saya bukan seorang psikolog, namun melihat kenyataan
> ini, saya melihat ada perlunya semua lulusan
> IPDN/STPDN yang sekarang sudah menjabat, untuk
> dilakukan semacam test psikology, untuk memastikan
> bahwa kejadian dan apa yang dialami selama masa
> kuliah dulu, secara psikology tidak menimbulkan
> dampak negatif bagi pekerjaan dan keluarganya, ini
> usul saja, demi kebaikan bersama. 
> 
> Salam
> ----- Original Message ----- 
> From: Teh An2 
> To: idakrisnashow@yahoogroups.com 
> Sent: Monday, April 09, 2007 11:42 AM
> Subject: Ida Arimurti IPDN (Insitut Penyiksaan di
> Nagari)
> 
> Miris sekali mendengar lagi-lagi ada korban
> penyiksaan di kampus IPDN Sumedang..padahal rasanya
> belum lama alm Wahyu Hidayat meninggal akibat kasus
> yang sama dan mungkin juga puluhan siswa lainnya (yg
> tidak diakui oleh pihak institut dan tidak terekspos
> media) menjadi korban kebrutalan di kampus IPDN.
> Jujur saya tidak akan pernah memasukan anak saya ke
> kampus model seperti itu walaupun 'gratis'
> istilahnya, saya lebih baik banting tulang agar anak
> saya dapat sekolah yang lebih 'beradab' dan saya
> rasa kalaupun anak saya ingin nantinya untuk menjadi
> peg negeri ataupun pamong praja masih banyak jalan
> utk menuju kesana tanpa harus melalui IPDN yg luar
> biasa brutalnya.
> Saya tidak percaya pihak rektorat tidak mengetahui
> hal ini, seperti yang pernah ditayangkan di salah
> satu TV swasta thn lalu bagaimana sewenang-wenangnya
> praja senior menendang, memukul bahkan meninju dada,
> ruas punggung (dimana letak sel2 syaraf banyak
> disitu), apa yang ada di benak mereka semua,
> bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui sedangkan
> kegiatan tersebut berada di KAMPUS!! dan dalam
> jumlah yang MASSAL...!! bukan di tengah hutan
> belantara, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui
> hal tersebut kala puluhan orang keluar dan kabur
> dari Kampus krn tidak tahan disiksa, dan bagaimana
> mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kalau
> Pos Kesehatan mereka dan juga RS terdekat yang
> sering sekali menerima pasien luka luar maupun dalam
> yang parah dari Kampus IPDN.
> Saya punya saudara yg rumahnya dekat sekali dengan
> IPDN dan pernyataan salah satu dosen IPDN dulu
> (Inoe?) bahwa seks bebas dan perkosaan kadang kerap
> terjadi itu betul adanya, banyak korban yg tdk mau
> bicara krn kembali lagi masalah etika timur, bahwa
> betul kekerasan di IPDN itu luar biasa sekali
> brutalnya, sering saudara saya melihat siswa IPDN yg
> kadang seperti org linglung (mungkin kebanyakan
> digampar kepalanya).
> Dan kembali saya lebih prihatin kala kasus Alm Wahyu
> seakan-akan dikubur begitu saja tidak menjadi
> pelajaran bagi IPDN, kenapa yang katanya Indonesia
> lebih beradab, lebih sopan, lebih beragama tapi
> ternyata jauh lebih brutal dibanding negara yang
> katanya tidak beradab dan tidak taat beragama? Jadi
> bagaimana Bangsa ini mau maju kalau dipimpin oleh
> orang2 brutal seperti itu? Kalau saya atau keluarga
> saya diberi kesempatan jadi pejabat pemerintah tidak
> akan pernah menerima lulusan IPDN krn sudah pasti
> mentalnya gila..
> Walaupun mereka yang menjadi korban itu bukan siapa2
> saya, tapi saya menangis sedih membayangkan Ibunya
> yang begitu banyak perjuangannya dari mulai hamil,
> melahirkan membesarkan mereka yang tentunya tidak
> hanya materi saja tetapi juga limpahan kasih
> sehingga mereka bisa berhasil masuk ke IPDN tapi apa
> yang Ibu-Ibu itu dapatkan? anaknya kembali dalam
> peti mati terbujur kaku justru karena anaknya ingin
> menjadi seorang Pamong Praja yang akan membawa nama
> baik keluarga yang nantinya akan mengangkat derajat
> orang tuanya?
> Mudah2an ini yang terakhir di IPDN karena saya
> setuju 1000% IPDN harus bubar karena kalau sistemnya
> tidak diperbaiki, mau ganti pimpinan 1000 kali pun
> IPDN tetap Kampus Penyiksaan Di Nagari...
> Semoga Pemerintah dan Bapak-bapak yang duduk di atas
> sana kali ini mau mendengarnya sebelum ada lagi yang
> jatuh korban.
> Kami sekeluarga turut berduka cita kepada kel,
> Clift...semoga pengorbanan Clift tidak sia-sia dan
> juga sanksi2 yang dijatuhkan adalah betul2 sesuai
> hukum yang berlaku tanpa bisa dibeli maupun
> dibayar...
> 
> Teh An2
> 
> Send instant messages to your online friends
> http://uk.messenger.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 
> 
>          
> 
>        
> ---------------------------------
> Don't pick lemons.
> See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 



       
____________________________________________________________________________________
Looking for earth-friendly autos? 
Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.
http://autos.yahoo.com/green_center/

Reply via email to