From: "Judith Shelley" <[EMAIL PROTECTED]>
>Dear Siswo
>I understand why you say that unamet was politically biased, and understand
>you and many people are upset about this - but I am asking you - in your
>heart - do you really believe that they cheated when they counted the
>votes?
>Salam dari Judith
Dear Judith
I believe the PROCESS was cheated, from the recruitment of local staff, from
the UNAMET action to intimidate people to vote pro independence, NO
Indonesian Journalist could cover the counting and only western journalist
(Is true, ask D&R). And now UNAMET is AFRAID to give pers meeting to
clarify all claim to the cheated UNAMET, promise is only promise, I am
waiting for that.
I am is only common person, if I scream no body will care, but how about Gus
Dur's scream ! And do you know Gus Dur, and his reputation ? He also has
warned Downer about the cheating, no answer, and then the price become
expensive, BEKUKAN hubungan Indo-Oz
Di Belanda Gus Dur Bicara:
Bekukan Dulu Hubungan RI-Australia
Koresponden Khusus: Eddi Santosa
detikcom, Den Haag-
http://www.detik.com/berita/199909/19990909-2219.htm
Apa ada yang keliru dalam referendum itu?
Jauh sebelum referendum saya telah peringatkan Downer (Menlu
Australia): ada informasi bahwa personel UNAMET dari
Australia dan Kanada berbuat curang, berpihak, dan menggiring
orang-orang untuk memilih kemerdekaan. Hal itu juga sudah
saya sampaikan kepada Ian Martin (kepala UNAMET) lewat
surat. Tetapi ia tidak menanggapi. Apa yang sekarang terjadi
adalah merupakan manifestasi kekecewaan yang mendalam dari
pihak pro Indonesia.
Anda mengatakan bahwa referendum berlangsung tidak
adil. Apakah ini berarti bahwa anda tidak mengakui hasil
referendum?
Kami sebenarnya sudah tidak puas ketika Habibie menetapkan
referendum. Juga kami tidak puas dengan cara-cara
pengorganisasian referendum itu. Tapi saya menerima hasil itu,
walaupun penuh manipulasi.
Karena itu kami juga boleh menunjukkan ketidakpuasan kami.
Sekarang ini juga saatnya untuk mengetes kepemimpinan
Xanana. Apakah dia sanggup memberi jaminan bahwa
kelompok pro Indonesia bisa menerima dengan merdekanya
Timor Timor.
(Gus Dur diam sesaat. Kemudian dia melanjutkan...)
Saya berpendapat bahwa hubungan kami (Indonesia) dengan
Australia harus dibekukan, sampai orang-orang UNAMET
hengkang (dari Timor Timur). Hubungan kami dengan Timor
Timur di masa mendatang cukup di tingkat rendah. Tak perlu
ada pertukaran Duta Besar, tapi cukup menempatkan konsuler.
>
>
> >
> >Dear Judith
> >
> >The report about the unbalanced (unfair) UNAMET already mentioned BEFORE
>the
> >election day, e.g. local staf recruitment for examples, several Aussie
> >people carried illegal ballot, etc.
> >But the UNAMET, did not give any respon,
> >Still better in our election, we have KPU and PPI beside police and
>public
>
>
>Pada waktu pemilu umum juga ada pihak yang bilang Curang - bukan? saya
>merasa tactic ini memang sering di pakai untuk mendiscredit hasil pemilu -
NOT a tactic, UNAMET is not neutral is true, only western media do not want
to report this, because western media are not neutral
Betul masih ada yang curang, padahal sudag ada KPU, PPI, police dan jaksa,
ada EMPAT UNSUR masih ada kecurangan, how about IF ONLY ONE SINGLE PLAYER
UNAMET !!!! curangnya tidak ada kontrol, Do you know the system going on
Judith ???
>
>saya sendiri tidak tahu mengapa bisa begitu, tetapi padahal ada kekhuatiran
>tentang netrality Unamet - saya percaya bahwa kebanyakan orang TIMTIM
>memilih kemerdekaan.
Dengan kepercayaan anda, anda akan bias terhadap kenetralan UNAMET, karena
anda sudah berpihak. Dengarkan dua arah informasi, dan yang saya tahu bahwa
selama ini yang saya ketahui lewat TV satelit saya bahwa Australia Media
jahat sekali terhadap Indonesia, hanya sepihak, dan akhirnya itu MAHAL
harganya bagi people di Oztrali, kami cinta people Australia, tapi tidak
kepada Pers Media dan Pemerintah Howard yang sombong, sampaikan kepada
Downer bahwa dia akan dituntut rakyat Australia karena kesombongannya.
lihat !
http://www.detik.com/berita/199909/19990910-0115.htm
Gerakan Muda Nahdlatul Ulama
Nyatakan Perang Terhadap Australia
Reporter: Djoko Tjiptono
detikcom, Jakarta- Hubungan Indonesia Australia, nampaknya
kian runyam. Soal Timtim jadi pemicunya. Setelah Gus Dur di
Belanda mengusulkan agar hubungan Indonesia Australia
sebaiknya dibekukan dulu, Gerakan Muda Nahdlatul Ulama
(GMNU) mulai Jumat (10/9/1999) ini justru menyatakan perang
terhadap Australia.
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com