>
>
>-----Original Message-----
>From: Satrio
>Sent: Thursday, September 09, 1999 4:19 PM
>To: Teknologi
>Subject: RE: Re: Another Rwanda on our doorstep???
>
>Saya cuma mau komentar soal wartawan. Sejumlah wartawan majalah D&R
>complaint pada saya. Mereka menganggap UNAMET melakukan diskriminasi,
karena
>kalau wartawan bule diberi akses, sedangkan wartawan Indonesia tidak diberi
>Akses. Mengapa petugas UNAMET melakukan itu? Tanyalah pada UNAMET.
>
>Satrio A.


Saya tidak tahu - mengapa bisa begitu -  goblog saja! dan tidak benar -
Kita semua mengalami - pada waktu perang - orang menjadi racist- bolehkah
kita menghindari kekeliruan itu -
Dengan diskusi ini saya merasa senang  - karena kita bisa tetap
berkomunikasi walaupun kadang2 tidak setuju satu sama yang lain - dalam
diskusi ini siapa tahu kita akan dapat mencari jawaban untuk pertanyaan
TIMTIM

Sekarang saya mau menulis email kepada Grup2 East Timor Support di Australia
dan minta supaya hentikan membakar bendera Indonesia - bagi saya lebih baik
membakar bendera sendiri supaya mengakui Australia juga punya kesalahan
terhadap TIMTIM

Oya saya mau laporkan - pada waktu ada rally di desa saya - MP kita datang -
kebetulan dia sekarang seorang Menteri masyarakat - pada waktu dia mulai
bicara -langsung  orang2 mulai berteriak padanya - tentang hal oil di Timor
Gap - dan bilang kepada dia - "Australia munafik tentang TIMTIM"
rasanya kadang2 orang lupa bahwa orang Australia sebenarnya suka mengkritik
pemerintah sendiri juga - not just criticising our neighbours -  pemerintah
kita sering salah juga - rakyat Australia mesti jaga terus kejujurannya -
Apakah itu memang akan selalu menjadi pekerjaan buat masyarakat?
Salam dari Judith
>
>>Do you actually think that UNAMET cheated with the vote counting or what?
>>Isn't it a tactic in politics to blame the vote counters
>
>
>Dear Judith
>
>The report about the unbalanced (unfair) UNAMET already mentioned BEFORE
the
>election day, e.g. local staf recruitment for examples, several Aussie
>people carried illegal ballot, etc.
>But the UNAMET, did not give any respon,
>Still better in our election, we have KPU and PPI beside police and public
>prosecutor (jaksa), but in TimTim election ONLY single player: UNAMET to
>EXECUTE the election, if any complain also send it to UNAMET, what kind of
>the system here? who act as KPU and as PPI ? who act as police and as jaksa
>?
>
>Who's watcher body for UNAMET, it may be UN but which body in UN that can
>have an autority to watch UNAMET ? and remember only western journalists
>that could cover closer around UNAMET activities on 30 August :-(
>Model with out any validation, is rubbish (said my friend studying
>mathematics).

Kirim email ke