Alhamdulillah,

Mbak Tia siNung,

 1. Setahu saya tanda-tanda harokah dan tasydid, serta pemberhentian seperti
 huruf lam-alif kecil, huruf tho kecil, dsb itu inovasi baru pasca Rosulullah
 sholallaahu 'alaihi wa sallam untuk memudahkan orang-orang non Arab dalam
 mempelajari Qur'an.

 2. Transfer bacaan Qur'an juga dilakukan secara audio melalui para syaikh
 hafizh. Dengan transfer secara audio, maka tempat pemberhentian, panjang
 pendek, intonasi dsb bisa ikut tertransfer. Memang ada sedikit perbedaan
 bacaan, namun yang masyur ada tujuh yang disebut Qiroatus sab'ah. Meskipun ada
 perbedaan arti tapi secara konteks mengerucut (konvergen) ke satu makna terkait
 tidak menyimpang jauh sehingga tidak berhubungan (divergen). Selain itu juga
 dilakukan standarisasi bacaan untuk menjaga dari penyimpangan yang divergen.
 Contoh perbedaan bacaan, disurah Al Fatihah : ada yang membaca Maaliki
 yaumiddin (maa panjang) dan ada pula yang membaca maliki yaumiddin (ma pendek),
 sedang artinya masih berkisar pada penguasa, raja.

 Wallahu 'alam,

 = Wizh =




Please respond to Milis is-lam <is-lam@milis.isnet.org>

To:   Milis is-lam <is-lam@milis.isnet.org>
cc:    (bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv)

Subject:  RE: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAG....Re: SINAR dan CAHAYA......



....

sekalian numpang nanya untuk pak soedardjo, pak
hermanto, juga kawan-kawan yang lain :)

semasa rasululllah saw,
bagaimana kondisi penulisan ayat-ayat al qur'an,
1. apakah pada saat itu sudah dikenal tanda-tanda waqaf
(pemberhentian dll) juga titik-titik pada huruf tertentu ?

2. bayangin saja ada headline di koran yang bertuliskan :)
"saya suka kamu suka sekali"

apa pengaruhnya (terhadap persepsi yg timbul)
 bila headline tersebut di-edit dulu semisal :)
a. "saya suka kamu, sukaaaa sekali"
b. "saya suka, kamu suka sekali"

demikian,

tia

sinung



_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke