Pak Ixxxa,
Cukup lengkap dan menarik komentarnya. Kisah Fir'aun memang sudah disebutkan
dalam al-Qur'an sebagai pelajaran bagi ummat manusia. Tapi disini juga
terdapat kilafiyah sewaktu diterjemahkan. Ada terjemahan yg istiqamah kata
TUBUH/ JASAD tetap dituliskan JASAD (Fir'aun) diselamatkan, ada pula yg
TERLALU MAJU dalam bertejemah dan kata TUBUH/ JASAD diganti menjadi KISAH
(Fir'aun) diselamatkan. Jadi ada dua versi terjemahan yang terdapat dalam
bhs. Indonesia. Baru setelah ditemukan jasad fir'aun, maka terbuktilah
kata-kata dalam al-Qur'an jangan terlalu MAJU diterjemahkan. Apakah
terjemahan tersebut sudah direvisi wallahua'lam.

Memang benar, akhirnya tidak ada Fir'aun yang mengaku tuhan, al-Qur'an juga
menyebutkan demikian. Tapi juga benar al-Qur'an menyebutkan Fir'aun mengaku
TUHAN. Nah dengan dituliskan demikian seolah-olah saya membuat bingung
pembaca. Maka saya tuliskan, dikala Fir'aun mengaku TUHAN, itulah awal
MALAPETAKA, tapi sebaliknya ketika Mansur Al-Hallaj menyebutkan dirinya
adalah The TRUTH, itu adalah awal Cahaya Penerangan, tapi cahaya itu telah
diredupkan oleh penguasa. Salam kompak selalu. 

Alkhori M
Alkhor Community
Qatar
Sent: Friday, March 06, 2009 11:06 AM
Subject: Re: [ex_pta] Fir'aun vs. Al-Hallaj Sebuah Phenomena

Menarik sekali tulisannya mengenai Firaun dan Al-Hallaj ini. Apalagi
dihubungkan dengan sejarah. Saya tidak meragukan kebenaran Al-Qur'an
mengenai Firaun. Namun hanya ingin sedikit menambahkan beberapa catatan pada
tulisanya terutama tentang Firaun dari perspektif sejarah yang saya baca dan
lihat sendiri. Sementara mengenai Al-Hallaj saya no comment saja dulu:
 
1. Menurut para ahli Mesir kuno (Egyptologist) istilah Firaun atau Pharaoh
secara harfiah adalah "Penguasa alias Ruler alias Raja" dan istilah ini bisa
dipakai untuk semua raja-raja Mesir kuno yang berjumlah sekitar 130 orang
dan terkelompok atas 27 Dynasty yang dimulai dari raja Aha dari Dynasty I
(Narmer atau Menes) sekitar 3000 tahun Sebelum Masehi (SM) hingga raja
Darius III dari Dinasty ke 27 sekitar 332 tahun SM, sementara Nabi Muhammad
lahir pada  tahun 517 setelah masehi (ada yang mengatakan tahun 632 Setelah
Masehi).
 
2. Kebanyakan Ahli Mesir Kuno berpendapat bahwa berdasarkan kisah dalam
Al-Qur'an dan Injil kemungkinan yang dimaksud dengan Firaun pada zaman Nabi
Musa adalah raja Rameses II dari Dynasti ke 19 yang hidup sekitar tahun 1298
Sebelum Masehi. Namun beberapa ahli yang lain membuat perhitungan berbeda
dengan berdasarkan perkiraan tahun ketika Nabi Sulaiman (King Solomon) hidup
dan serta perkiraan tahun terjadinya exodus besar-besaran bani Israel dari
tanah Mesir yang dipimpin oleh Nabi Musa maka mereka menyimpulkan bahwa
Firaun yang dimaksud dalam kedua kitab suci adalah Raja Thutmosis I yang
hidup dan memerintah sekitar tahun 1530 - 1520 Sebelum Masehi atau 200 tahun
sebelum Rasulullah lahir.
 
3. Fakta yang menarik berdasarkan penelitian para Egyptologist pada
situs-situs di kuil-kuil (temple) di Luxor, Karnak, Edfu dan Aswan serta
Valley of the King di Luxor dan situs-situs lain menunjukkan bahwa
sebenarnya para Firaun dan orang Mesir dulu sudah memiliki agama dan
mengakui adanya Tuhan (Dewa atau Dewi) serta menyembah Tuhan mereka sendiri
yang jumlahnya ada 24 orang, mulai dari Aten(Aton), Ra (Re), Ptah, Amun
(Amen) dstnya.
 Agama di zaman Mesir purbakala agak berbeda dengan pengertian agama zaman
sekarang. Tiap-tiap raja atau Firaun menyembah Tuhan mereka masing-masing,
begitu pula pekerja, pendeta, pedagang dan petani. Dynasty Mesir Purbakala
merumuskan keyakinan dan kepercayaan mereka pada "Sesuatu Yang Maha Agung",
yang diwujudkan dalam bentuk patung, gambar dan juga tulisan. Tuhan-Tuhan
tersebut bisa hidup, mati, berburu, pergi berperang, melahirkan, makan minum
dan memiliki emosi seperti . Kekuasaan Tuhan mereka kadang tumpang tindih,
pada bagian lain bisa bergabung jadi satu Tuhan misalnya Ra dengan Amun jadi
Tuhan atau Dewa Amun-Ra, tidak ada hierarchi kekuasaan siapa dibawah kuasa
siapa. Kekuasaan Tuhan tersebut tergantung pada Raja atau Firaun yang
memerintah. Daerah kekuasaan Tuhannya tergantung dimana Raja atau Firaun
memerintah. Satu kuil dibangun untuk menyembah khusus untuk salah satu Dewa
yang paling berkuasa menurut sang Raja atau Firaun yang sedang memerintah
saat itu dan di tempat itu.
 
4. Tidak terdapat dalam catatan khusus di situs-situs peninggalan Mesir kuno
yang menunjukkan adanya Firaun atau Raja yang mengaku dirinya sebagai Tuhan
atau Dewa..... Yang ada hanyalah pergantian Dewa atau Tuhan seperti misalnya
pada zaman Raja Amenhotep IV yang hanya mengakui Dewa Aton (Aten) sebagai
satu-satunya Dewa zaman itu, sementara pada masa-masa sebelumnya Raja-raja
Mesir atau orang Mesir lebih banyak menyembah dewa Amun....Amenhotep IV
menyebut dirinya Akhen-Aton atau sang penyembah atau pelayan Dewa Aton....
 
5. Yang menarik dari kepercayaan Bangsa Mesir kuno ini adalah mereka sangat
mengagungkan Dewa Matahari (Aton dan Amun serta Ra) karena mengetahui bahwa
Matahari adalah sumber energi yang memberikan cahaya dan panas ke Bumi
sebagai sumber energi. Sehingga Amun Ra yang dianggap pengatur perjalanan
Matahari, yang mengganti malam dengan siang menjadi Dewa yang paling
ditakuti. Pada umumnya kuil-kuil di Mesir yang terletak dikota-kota yang
dibangun sepanjang sungai Nil terletak di sebelah timur Sungai Nil karena
dianggap sebagai tempat terbitnya Matahari di pagi hari, sementara
Makam-makam raja dibangun di sebelah Barat Sungai Nil karena Barat adalah
tempat tenggelamnya matahari (Sunset) sebagai lambang kematian sang raja
alias Firaun...
 
6. Kalau Aksioma yang Pak Idrus sebutkan dibawah kita pakai untuk Firaun (
1. Sejarah Adalah Cerita Rekayasa Rejim Yang Menang. 2. Yang Kalah
Direkayasa Adalah Sebagai Kelompok Yang SALAH. 3. Semua Bukti Kelompok Yang
Kalah Dimusnahkan). Maka Firaun sebagai pihak yang kalah dalam sejarah agama
mungkin saja dipihak yang benar saat itu tergantung dari sudut pandang
siapa, sementara musuhnya yaitu Bani Israel yang zaman sekarang sudah
berubah jadi Jews alias Yahudi merupakan bangsa yang sudah jadi masalah
sejak dulu alias yang bad actorsnya atau biang keroknya. Teman saya Yasser
seorang Egyptologist di Cairo bilang bahwa berdasarkan satu penelitian
terakhir bangsa Israel dulu bukan lari dari Mesir tapi diusir karena sering
membuat masalah dan problem dengan orang Mesir pada zaman Mesir kuno dulu
mulai dari masalah ekonomi hingga sekurity yaitu mau menggusur Firaun
sebagai raja. Makanya di usir. Sementara kalau difilm tentang Nabi Musa (Ten
Commandments atau Moses) yang kita lihat adalah kaum Israel diperbudak oleh
Firaun dan tentaranya untuk membangun Pyramid, pada kenyataannya menurut
Yasser - sang Firaun atau raja waktu itu Cheops adalah Raja bijaksana yang
sangat perhatian pada kesejahteraan rakyatnya sehingga pembangunan Pyramid
yang merupakan kuburannya kelak merupakan proyek yang dibuat sekaligus
memberikan nafkah untuk rakyatnya yang kebetulan waktu itu mayoritas yang
miskin adalah Israel alias Yahudi.....Tentu saja saya karena yakin dengan
ayat Al-Qur'an tidak begitu saja percaya sepenuhnya pada cerita Yasser
itu... Apalagi Yasser bukan seorang muslim....jangan-jangan dia keturunan
Firaun..
 
Wallahu alam bissawab...semoga Allah SWT selalu menerangkan jalan dan
memberi petunjuk kepada kita semua di jalanNya...,
NB: terlampir foto Karnak Temple di utara kota Luxor yang dibangun oleh
Dynasti ke XI dan diupgrade oleh Dynasti ke XVIII untuk menyembah Dewa
Amun-Re ......
=============================
From: Alkhori M <m.alkh...@qatar.net.qa>
Subject: [ex_pta] Fir'aun vs. Al-Hallaj Sebuah Phenomena
To: is-lam@milis.isnet.org, ex_...@yahoogroups.com,
indolinkqa...@yahoogroups.com, warga-indonesia-di-qa...@yahoogroups.com,
pks-qa...@yahoogroups.com
Date: Thursday, March 5, 2009, 8:40 PM
Fir'aun vs. Al-Hallaj Sebuah Phenomena
Kisah Fir'aun adalah Wahyu yang tertulis di al-Qur'an dan maka berlakulah
"Al-qur'an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa"
Kisah Mansur al-Hallaj  yang merupakan sejarah "Sebuah sejarah yang
bersentuhan dengan kekuasaan/ politik, maka berlakulah aksioma sbb: 1.
Sejarah Adalah Cerita Rekayasa Rejim Yang Menang. 2. Yang Kalah Direkayasa
Adalah Sebagai Kelompok Yang SALAH. 3. Semua Bukti Kelompok Yang Kalah
Dimusnahkan. 
Glosarry: Tuhan dalam bahasa Arab adalah "Allah, Ila & Rabb" , sementara ada
99 nama Allah, ada 99 nama Ila & ada 99 nama Rabb yang terkenal dengan
sebutan Asmaul Husna. Ke 99 Asmaul Husna tersebut berdasarkan sifat-sifat
Agung Tuhan. Contoh: Bi Ismi Allah ar-Rahmaan ar-Rahiim (Bi=Dengan,
Ismi=Nama, Allah=Tuhan, nah ini dia nama tuhan berdasarkan sifatnya
ar-Rahmaan=Pengasih & ar-Rahiim=Penyayang. Dan ini ada sebanyak 99 Asmaul
Husna diantaranya al-Haqq= the Truth atau maha Benar atau Kebenaran). 
Fir'aun mengatakan diri sebagai tuhan dengan menggunakan kalimat berkata:
"Akulah tuhanmu yang paling tinggi, Ana Rabbukum, Rabb=Tuhan" dan berkata
Fir`aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku,
disini Fir'aun menggunakan kata ILA=Tuhan" Jadi sewaktu Fir'aun mengaku
TUHAN, Fir'aun langsung menggunakan kata-kata Arab yaitu RABB=ILA=TUHAN. Dan
beliau dengan angkuhnya berbuat kedzaliman, karena ketakutan kehilangan
TAHTA-nya maka mengeluarkan perintah untuk membunuh setiap anak laki-laki
yang lahir. Begitulah kekejaman seorang raja mesir pada saat itu. Akhirnya
beliau dihukum langsung oleh Allah dengan ditenggelamkan. Jadi Fir'aun
langsung dihukum oleh Allah, ingin tahu kisah selengkapnya ingat kalimat
diatas "Al-qur'an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa" 
Mansur Al-Hallaj, terkenal dengan ucapanya yaitu ANA AL-HAQQ, artinya "SAYA
ADALAH KEBENARAN, I AM THE TRUTH ada juga yang menterjemahkan SAYA TUHAN???"
Bahasa Arab, artikel AL sama dengan ingris adalah THE, kalau untuk bahasa
indonesia sudah tertentu. HAQQ artinya BENAR, kalau didalam al-Qur'an
Al-HAQQ adalah juga tuhan, tapi berdasarkan sifatnya ada 99 nama sifat
Allah. Maka kalau dalam al-Qur'an ditemukan kata kata al-HAQQ itu adalah
untuk nama sifat Allah. Tapi kalau ada orang, dalam hal ini Mansur Al-Hallaj
mengatakan Ana Al-Haqq tidak harus diterjemahkan tuhan, tapi beliau itu coba
mengungkapkan sesuatu bahwa ada yang sedang terjadi dan perlu KEBENARAN maka
terucapkanlah Ana Al-Haqq. Karena ulama sekelas Mansur Al-Hallaj, tentu
sangat maklum dan faham dengan surat Al-Ikhlas. Ingat ketika bercerita
tentang Fir'aun, kita memasuki wilayah wahyu, tapi ketika bersinggungan
dengan phenomena Al-Hallaj dengan Ana Al-Haqq, kita lagi membicarakan
sejarah, maka untuk sejarah berlakulah: "Sebuah sejarah yang bersentuhan
dengan kekuasaan/ politik, maka berlakulah aksioma sbb: 1. Sejarah Adalah
Cerita Rekayasa Rejim Yang Menang. 2. Yang Kalah Direkayasa Adalah Sebagai
Kelompok Yang SALAH. 3. Semua Bukti Kelompok Yang Kalah Dimusnahkan. Insya
Allah, bersambung, Wa Iyakun Shawaaban Faminallah, Wa Iyakun Khatha Aan
Faminii Wa Minasyaithan, Astaghfirullah & Subhanallaah. Salam kompak selalu
dari Qatar. 
Alkhori M 
Alkhor Community 
Qatar   



<<attachment: winmail.dat>>

_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Reply via email to