"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam" (malam mi'raj). Kata-kata dalam suatu malam juga menunjukkan bhw mata Rasulullah ditutupi terhadap "ghair" (yg lain) artinya dunia, ketika blio dibawa ke hadirat Tuhan sehingga yg melihat dan yang dilihat menjadi Haqq. Mata dari Rasul tidak dipalingkan kesamping juga tidak melewati batas. Rasul adalah yg melihat dan Tuhan yang dilihat.
Setelah Rasul mi'raj... yo balik tuh keumatnya, nggak menjadi pertapa, balik ke kehidupan biasa utk jalani destiny nya sebagai seorang Nabi... Lha kita masing-masing yg paling banter cuman bisa nyandang jadi umat Muhammad (itu pun juga kalo diakui blio), setelah sholat (sholat adalah mi'raj nya orang mukmin) apa destiny yg dibebankan itu? Setelah tahu itu... ya balik lagi turun kebawah... jadi nggak ongkang-ongkang kaki gitu lho... :):) :) Salam hangat -----Original Message----- From: is-lam-boun...@milis.isnet.org [mailto:is-lam-boun...@milis.isnet.org] On Behalf Of si Nung Sent: Sunday, March 08, 2009 8:29 AM To: is-lam@milis.isnet.org Subject: Re: [is-lam] Fir'aun vs. Al-Hallaj Sebuah Phenomena yang pernah saya baca dulu, imam al ghazali pernah bilang bahwa sumber ilmu diperoleh dari 1. luar [inderawi, misal melihat/membaca; mengecap/merasa] 2. dalam [hati/qalbun] beliau bertamsil, ilmu seperti air, sebuah telaga adalah sebuah tempat yg berisi air dari beberapa anak sungai; sebuah telaga yang didasarnya mempunyai mata air sendiri akan mampu memenuhi wadahnya sendiri apapun caranya, tentu tidak ada yang salah dengan telaga yang berisi air :D btw, kalau sudah pada taraf tidak butuh dari luar, apa masih sempat nulis/mbaca imel2 begini ? :D sinung _______________________________________________ Is-lam mailing list Is-lam@milis.isnet.org http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam