2009/6/10 Hendry Luk <hendrym...@gmail.com>:
>
> Kayak yg gw bilang... Dengan no-oss policy mereka, lari ke ms adalah logical
> choice (e.g. lebih murah). No-oss policy juga common kok di java. "Common"
> as in "gak aneh", bukan as in "mayoritas".
> Gw sama sekali gak nyangka no-oss itu segitu asingnya di JUGI. Memang no-oss
> policy itu termasuk golongan minoritas, tapi gw expect at least everyone di
> profesi ini tau bahwa itu exist.
>

jelas di bidang manapun ekstrim kiri dan kanan selalu ada. tapi
pernyataan loe kontradiktif. di email sebelumnya loe bilang:
"Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang
hukumnya kuat, OSS itu sering strictly dilarang."

tapi abis itu loe bilang no-OSS policy adalah minoritas.

IMO, to OSS or not to OSS is merely a choice. harusnya pilihannya
objective, tapi tidak dipungkiri kadang pilihannya jadi subjective.
ada orang yang sangat suka sekali dengan OSS dan berusaha promote ke
mana2. ada juga orang yang sangat TIDAK suka OSS dan promote ke mana2.
politik juga ikut berperan di sini. jadi banyak faktor yang menentukan
company pakai OSS atau tidak.

Reply via email to