Subhanalloh, Alhamdulillah, Astaghfirullohal'adziim,

He-he-he...om PM, ini loncat OM.....ntar ditegur oleh om Ananto lho,
beliau inisiator diskusi ini...
sabar ya Om, faa insya Alloh, kemungkinan akan sampai juga ke masalah
yang om PM utarakan, bagus itu om...akal adalah pembeda kita dengan
hewan.....jika benar memakainya, derajat kita lebih mulia dibanding
malaikat sekalipun.
Ayooo, rekan yang lain mengutarakan...
Kayaknya, udah mulai panas nich...yuk dibuka kitab USHUL FIQHnya, mau
yang Imam Syafi'i, atau yang lain, bahkan punya para Ulama Syi'ah
silahkan diutarakan terkait HALAL - HARAM ini, semoga Alloh akan
mengkaruniakan pada kita pengetahuan dan pemahamanNYA yang baik, amiin.

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Peronda <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wa'alaikum salam.
> 
> Maaf, mau menambahi.
> 
> Di ayat Qur'an banyak sekali perintah agar berfikir, agar
menggunakan akal.
> apakah berfikir menggunakan akal ini juga tidak boleh untuk hal-hal
yang berkaitan dengan kalimat ini:
> "jika suatu perkara agama yang tidak pernah dicontohkan oleh
Rasulullah maupun para 
> sahabat, tabiin dan tabiut tabiin kita tinggalkan walaupun terkesan
baik dengan alasan apapun."
> 
> Lalu, kenapa ada para Imam Mazhab dan Ulama-ulama Pewaris Nabi,
setelah Nabi dan para Shohabat Nabi?
> Apakah mereka tiba-tiba jleg jadi dan ada? Tidak bukan?!
> Dan menurut saya karena mereka para beliau-beliau itu menggunakan
akal dan berfikir, seperti yang sering ditulis (dari arsip saya baca)
oleh beberapa orang di milis ini yang katanya para Imam dan para Ulama
itu belajar dari buku-buku yang ditulis oleh para pendahulunya. Bukan
kah membaca itu memerlukan metoda berfikir sehingga bisa mengambil
kesimpulan mana yang salah dan mana yang benar, dan kemudian dengan
berfikir berani ber-ijtihad dan mengeluarkan fatwa (dan bukan kah
fatwa dikeluarkan karena sebelumnya tidak ada petunjuk yang jelas).
> 
> Benar bahwa kita yang sebangsa kutu kupret dan masih koplok ini
tidak usah berani-berani mengeluarkan pendapat sendiri. Tetapi bukan
kah dengan belajar, baik dari buku-buku dan dari para Guru-guru,
setelah kita olah dengan akal dan fikir, kita jadi punya pemahaman? 
> 
> Nah, bukan kah jadinya kita beribadah dengan bermodalkan pemahaman
kita sendiri?
> Dan bukan kah agama hanya untuk orang-orang berakal, artinya yang
menggunakan akalnya, karena yang tidak berakal, belum sampai akalnya
dan ga bisa menggunakan akalnya karena gila tidak dikenakan hukum agama.
> 
> Dan di milis ini saya lihat hanya segelintir orang saja yang berani
mengemukakan pendapat atas pemahamannya sendiri, kebanyakan hanya copy
and paste, entah karena takut salah atau karena yang namanya mailing
list seperti ini bukan ajang untuk ngobrol saling mengingatkan, tetapi
hanya keranjang tulisan copy and paste... :-)
> 
> Padahal, siapa saja bisa copy paste dan tidak ada yang menjamin
kalau yang dicopy paste kan dan dikirim ke milis-milis itu sudah
dipelajari dengan benar dan diamalkan sendiri...
> 
> SALAAMUN ¡ALA MANIT TABA¢ AL HUDAA...
> 
> maaf dan wassalam
> PM.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ----- Original Message ----
> From: Arland_hmd098 <[EMAIL PROTECTED]>
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Sent: Thursday, 21 December 2006 3:32:13 PM
> Subject: Re: [keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar
> 
> Assalamu 'alaikum wr. wb.
>  
> Mas Dodi, saya mau bertanya.
> Bagaimana kaitan kaidah ini dengan masalah ibadah, sebab ada
sebagian ummat yang mengatakan segala sesuatu dalam ibadah yang "tidak
ada perintahnya" walaupun tidak terdapat larangan yang tegas, maka itu
dianggap bid'ah yang dihukumkan sebagai perbuatan haram, walaupun inti
ibadah ini ada dalilnya didalam Al-Qur'an maupun hadits.
> Misalnya membaca tahlil dan tahmid jelas ada perintahnya, tapi
ketika dilakukan pada acara kematian dianggap bid'ah yang dihukumkan
sebagai haram.
> Membaca shalawat ada perintahnya, tapi ketika dilakukan bacaan itu
di dalam Maulid Nabi SAW, perbuatan tersebut dianggap bid'ah yang
dihukumkan haram.
> Begitu juga membaca dzikir dan membaca Al-Qur'an, jelas ada
perintahnya, tapi ketika dibaca secara berjama'ah, dianggap bid'ah dan
dihukumkan haram.
>  
> dan lain-lain dan lain-lain.
>  
> Mengapa islam ini begitu sempit dibuatnya??? ?
> Apakah ibadah bagi orang yang beragama Islam itu harus seperti
robot, harus disetel dulu (ada perintah) baru boleh jalan, kalau
tidak, maka diam saja, sehingga akal dan fikiran seorang muslim tidak
boleh digunakan untuk membedakan mana amal ibadah yang baik dan mana
amal buruk.
>  
>  
> wassalam,
> Arland-Jkt.
>  
>  
> ----- Original Message ----- 
> From: dodindra 
> To: keluarga-islam@ yahoogroups. com 
> Sent: Thursday, December 21, 2006 1:40 PM
> Subject: [keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar
> 
> 
> Nglanjutin ya ....
> 
> Prinsip Pertama : 
> 
> Dalam ISLAM asal segala sesuatu dan kemanfaatan yang diciptakan Alloh
> SWT adalah HALAL dan MUBAH, dan TIDAK ADA YANG HARAM kecuali apa yang
> disebutkan oleh NASH yang SHAHIH dan TEGAS dari Pembuat Syariat yang
> mengharamkannya. Apa bila tidak ada nash yang shahih atau tidak tegas
> penunjukkannya kepada yang haram, maka tetaplah segala sesuatu itu
> pada hukumnya yang asal yaitu MUBAH.
> 
> Prinsip pertama ini, mempunyai Dasar Dalil yang sangat kuat dengan
> ayat-ayat firman Alloh dalam Al Qur'an yang sangat jelas, diantaranya
> adalah :
> 
> 
> .
>  
> 
>  
> 
> Messages in this topic (16)
> 
> Send instant messages to your online friends
http://asia.messenger.yahoo.com
>


Kirim email ke