Maaf Pak Bambang, bukan maksud saya hendak membela ibu Yati, tapi saya baca artikel kiriman beliau memang tidak menyebutkan larangan memperbanyak membaca sholawat atau pengucapan SAYYIDINA. Artikel tersebut secara umum hanya melarang kita untuk memuji Rasulullah secara berlebihan. Dan hal tersebut adalah benar adanya karena memang Rasulullah sendiri yang memerintahkan hal tersebut. Jika ada yang hendak didiskusikan lebih khusus lagi, silakan didiskusikan dengan baik.
Saya tidak melihat kalau ibu Yati membela suatu golongan atau bahkan berada di golongan yang berbeda dengan kita. Kita semua insya Allah berada di golongan yang sama, Kang Ncep, Mbak Muthia, Ibu Yatie, Anda dan semua yang merasa bagian dari ahlus sunnah. Jika ada perbedaan pemahaman, hal tersebut adalah hal yang wajar, dan tidak perlu lantas kita anggap mereka berasal dari kalangan yang berbeda, apakah itu yang disebut Wahabi, madzhab sempalan, atau ahlul bid'ah. Sama sekali tidak ada manfaatnya kita melontarkan kata2 tersebut, yang ada hanya akan membuat perpecahan saja. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Kartika, Bambang" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau anda menyuruh orang lain memperhatikan membaca artikel anda tolong ini juga di perhatikan buat anda dan anda baca , golongan siapa yang mendahului, la wong masalah sudah selesai dari dulu masih di obok-obok, ya ini nih yang sering memecah belah umat Islam, gayanya sudah paling benar. > > > > Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 ini mengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahaman mereka yg tak mengerti hadits, dan menerjemahkan hadits semaunya dan menggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan keledai yg tak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian ===