Maaf top posting - karena saya setuju dan berterimakasih dengan
semangat kawan2 semua untuk mendukung penggunaan F/OSS di sekolah ini.

Masalah utama F/OSS di sekolah adalah :

(1) Kurikulum : ternyata tidak masalah, karena ternyata netral.
Kurikulum TIK kita sudah bagus sekali - tidak memihak ke software
tertentu. Jadi, materi pelajaran TIK berbasis F/OSS pun bisa tetap
masuk.

(2) Materi Pelajaran TIK : kebanyakan masih berbasis software
proprietary : Alhamdulillah kemarin BSE (buku sekolah elektronik)
sudah ada yang berbasis software F/OSS. Saat ini baru ada untuk level
SMA, dibuat oleh Pak Onno dengan di backup penuh oleh Pak Rusmanto dan
tim beliau.
InsyaAllah bisa segera selesai yang untuk SD & SMP

(3) Materi Ujian TIK : nah yang ini masih 100% software proprietary,
he he. Sedang diusahakan solusinya.

Kalau di level sekolah sendiri seringkali mendukung untuk menggunakan
F/OSS. Contoh: Linux disambut hangat di berbagai SMK.

Jadi, mudah-mudahan tidak lama lagi kita bisa mulai melihat Linux
diajarkan di berbagai sekolah di Indonesia, amin.




Salam, HS



2008/12/13 Setiajie - Alam Ria Corp. <setiaji...@yahoo.com>:
> Halo,
>
>
>> Siswa2 peminat warnet tidak mempermasalahkan pemasangan
>> blankon di
>> warnet sekolah, tetapi pembelajaran materi komputer masih
>> memakai ms
>> windows bajakan.
>
> Solusinya :
> Perlu diadakan sarasehan dengan melibatkan orang BSA dan Kepolisian. Adakan 
> minimal setahun sekali, kalo rutin ya sebulan sekali. Isi dari sarasehan itu 
> adalah penggunaan software illegal alias bajakan itu melanggar hukum.
>
>
>> Ini terjadi karena malasnya pengajar untuk belajar kembali
>> F/OSS. Ini
>> disebabkan karena tidak adanya ketegasan akan pemakaian dan
>> pembelajaran
>> software open source dari pihak kurikulum dan pimpinan,
>> sehingga yang
>> terjadi hanya harapan dan harapan saja dalam sosialisasi
>> F/OSS.
>
> Solusinya :
> Ganti dengan pengajar yang kompeten untuk F/OSS
> atau kita bikin posko F/OSS di dekat lingkungan sekolah-2, minimal menyewa 
> kos untuk pengiritan atau ngontrak rumah kalo ada biaya. Jadi kalao bisa 
> setiap waktu mengawasi F/OSS di sekolah-2.
>
>> Jadi sebaiknya, sosialisasikan GNU/Linux ini ke pejabat2
>> pendidikan
>> sebagai alternatif software proprietary yg tidak terjangkau
>> oleh pihak
>> sekolah untuk dipakai dalam pembelajaran juga rangka
>> "menghormati" UU
>> HaKI.
>> Kalau kita hitung (perkiraan kasar):
>> 20 PC x Rp. 3.600.000 (MS. Windows + Office legal) = Rp.
>> 72.000.000,-
>> 20 PC x Rp. 5.000.000 (PC)                         = Rp.
>> 100.000.000,-
>> Total : Rp. 172.000.000,- hanya untuk 20 PC
>> Yang 72 juta mending dipakai untuk kesejahteraan pengajar
>> dalam bentuk
>> pelatihan + transport (setuju dgn ide yg disampaikan pak
>> Rusmanto),
>> itupun kalau mau hitung-hitungan memakai software legal dan
>> sekolahnya
>> mampu dan punya anggaran khusus buat LABKOM.
>
> Iya. Setuju juga. Mendingan setiap sekolah hanya boleh punya komputer dengan 
> software proprietary maksimal 2 unit dan ini HANYA BOLEH dipakai oleh orang-2 
> tertentu saja dan untuk kepentingan yang tertentu saja ! Sisanya wajib F/OSS.
>
>> Intinya :
>> - Adakan (sangat diharapkan) seminar / workshop F/OSS untuk
>> tingkat
>> wakasek kurikulum / pimpinan pendidikan dengan dukungan
>> depdiknas dan
>> kominfo/ristek.
>
> Adakah sosialisasi dan sarasehan, lebih baik lagi melibatkan orang BSA dan 
> Kepolisian.
>
>
> Salam Linux,
>
>
> Setiajie
>
> Ingat kawan : tanggal 28 Desember adalah hari ulang tahun Bapak Linus B. 
> Torvalds
>
>
>
>
>
> --
> Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id
> Arsip dan info: http://linux.or.id/milis
>
>

-- 
Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Kirim email ke