Mas Rahmad, Banyak yang berpikiran seperti anda, yang menganggap bahwa spiritual adalah masalah surgawi, namun suatu saat anda akan memahami bahwa jalan sukses duniawi adalah memang sebenarnya secara surgawi, seperti apa yang menjadi petunjuk manusia selama ini, hanya kadang kita tidak mengerti kaitannya, pengaruhnya satu sama lain saja.
Seseorang yang sukses secara financial adalah orang yang melepaskan ikatan keduniawian dengan uang. salam, GG --- In mediacare@yahoogroups.com, "rahmad budi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Maaf, Pak. Saya mungkin termasuk kategori malas bin sombong. > Empat kali tawaran ikut training ESQ dari kantor (kebetulan kerja sama > barter iklan dengan pelatihan ESQ untuk karyawan) tak pernah saya ladeni. > > Bagi karyawan dengan gaji sangat pas-pasan seperti saya, pelatihan emotional > dan spiritual quotion saya anggap kurang pas saja. Orang-orang yang sudah > mencapai kemapanan finansial saya pikir memang jauh lebih membutuhkan > training seperti ini. Apa lagi toh yang dikejar di dunia ini? > > Tapi bagi kami, We desperately need financial quotion !! > > > > > On 3/21/07, Goenardjoadi Goenawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > <http://www.swa.co.id/> *Pelatihan-pelatihan yang menggugah inner > > power dan energi spiritual yang diadakan penyelenggara lainnya pun setali > > tiga uang: diminati publik, khususnya kalangan profesional. Tengok saja > > kelas-kelas publik yang dipandu Mario Teguh, Andrie Wongso, Reza M. Syarif, > > Arvan Pradiansyah, Goenardjoadi Goenawan, dan sebagainya. * > > > > *Euforia Go Spiritual di Dunia Bisnis > > *Kamis, 01 Maret 2007 > > Oleh : Joko Sugiarsono > > > > *Gelombang spiritualitas makin kuat melanda kalangan pelaku bisnis dunia, > > termasuk di Tanah Air. Apa tujuan mereka menerapkan nilai-nilai spiritual > > itu? Bagaimana pula cara dan gaya mereka mewujudkannya? * > > > > Ruangan besar di Jakarta Hilton Convention Center yang dingin itu dipenuhi > > 900-an orang. Hampir tak ada ruang yang tersisa. Dalam suasana yang rada > > temaram, ratusan orang peserta itu tekun menyimak pesan-pesan spiritual yang > > disampaikan instruktur, yang dibantu dengan lima layar lebarnya. Sesekali, > > diiringi musik Kitaro yang membuat suasana makin khusyuk, para peserta > > tampak menundukkan kepala, terpekur, melakukan evaluasi diri. Dalam evaluasi > > diri ini, tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata. > > > > Anda mungkin sudah tahu, ini bukan acara pengajian, melainkan pelatihan > > Emotional Spiritual Quotient (ESQ) untuk kelas eksekutif yang digelar ESQ > > Leadership Training di bawah pimpinan Ary Ginanjar Agustian. Sebagian besar > > dari ratusan peserta itu adalah para eksekutif dan profesional yang dikirim > > oleh pelbagai perusahaan: BUMN, swasta nasional dan swasta asing. Mereka > > bukan hanya dari kalangan manajer biasa, tapi juga eksekutif senior hingga > > sekelas CEO perusahaan besar di Tanah Air. Di forum ini, semuanya membaur > > menjadi satu, sebagai pribadi-pribadi yang duduk bersila sama rendah, untuk > > menggali nilai-nilai keagungan dan menghidupkan suara hati mereka. Meski > > tidak gratisan, pelatihan ESQ khususnya untuk kelas eksekutif -- tarifnya > > tergolong menengah-atas -- yang digelar setiap bulan selalu dibanjiri > > peserta. Untuk kelas ini, hingga saat ini sudah memasuki angkatan ke-57, > > dengan peserta rata-rata 800-1.000 orang. Total jumlah alumninya, bisa > > Anda kira-kira sendiri. Bahkan, pelatihan yang digelar sejak 2001 itu kini > > telah go international, yakni ke Malaysia, Belanda dan Amerika Serikat. > > > > Bukan hanya pelatihan ESQ ala Ary Ginanjar itu yang tak kesulitan mencari > > peserta. Dunamis yang juga rutin membuka kelas publik untuk pelatihan 7 > > Habits dan yang terbaru Keagungan Insani (ala Stephen Covey) pun tak perlu > > kebingungan mempromosikan program ini. Pelatihan 7 Habits dijalankan sejak > > 1992, sedangkan Keagungan Insani baru dimulai pada 2007. Total alumni > > pelatihan Dunamis hingga kini sekitar 100 ribu orang. *Pelatihan- pelatihan > > yang menggugah inner power dan energi spiritual yang diadakan penyelenggara > > lainnya pun setali tiga uang: diminati publik, khususnya kalangan > > profesional. Tengok saja kelas-kelas publik yang dipandu Mario Teguh, Andrie > > Wongso, Reza M. Syarif, Arvan Pradiansyah, Goenardjoadi Goenawan, dan > > sebagainya. * > > > > Euforia dan antusiasme seperti itu memang makin kentara belakangan ini. > > Tak salah bila ada yang menyebut kini demam spiritualisme makin meruyak di > > kalangan bisnis kita. Bukan kebetulan, referensi pendukungnya pun makin > > berjibun. Anda bisa menemukan buku yang sarat dengan nilai-nilai dan > > pesan-pesan spiritual, seperti Good to Great karya Jim Collins, The > > Corporate Mystic buah tangan Prof. Gay Hendrick dan Kate Ludeman, atau yang > > lebih mutakhir The 8th Habit dari Stephen Covey dan Megatrend 2010-nya > > Patricia Aburdene. Meskipun tak mengusung judul dengan kata "spiritual", > > niscaya Anda akan menemukan di buku-buku tersebut betapa pentingnya > > nilai-nilai luhur (great values) sekarang lazim disebut spiritual values > > -- diterapkan kalangan profesional dan dunia bisnis. > > http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=5632 > > > > > > > > -- > > > Rahmad Budi H > Republika > Jl Warung Buncit Raya 37 Jaksel > 0856 711 2387 >