Bukannya membela TNI atau apalah... cuma mo memandang pada pola pikir saja...... Saya berpikir logis saja sih.... terlepas dari persoalan dibelakang ini semua...
Andaikan saja, kita sebagai pemerhati disini di"gruduk" puluhan orang dengna membawa pacul, arit dan segala macam seperti yang terjadi oleh para marinir tersebut.... Dan kebetulan kita membawa alat pembunuh... Apa yang akan anda pertama kali lakukan?? Lari??? tentu saja.. Tapi mengingat banyak orang yang yang "hendak" melakukan tindakan ofensif apapun alasannya, setelah lari apa yang anda lakukan?? Memberi peringatan.. Jika anda membawa parang, tentu anda akan mengibas-ngibaskan. Jika anda membawa senjata api, tentu anda akan menembakkan tanpa mengarahkan sebagai peringatan. Jika sudah dibawah batas aman, apa yang anda lakukan?? Bertindak agresif akan lebih baik karena yang namanya berhadapan dengan massa, apapun alasan yang anda keluarkan... Tetap mereka tidak peduli. Tinggal pilih, anda mati konyol atau mereka? Tapi ini pola pikir sederhana aja yah... Jadi saya hanya melihat dari konteks humanisme... makanya, sekali lagi dalam tulisan saya sebelumnya... kasus ini menjadi besar dan berat sebelah karena melibatkan aparatur negara yang terlatih untuk membunuh serta secara institusional (tentara) mempunyai track record yang nda bagus di politik negara kita. So, kita udah terdoktrin untuk menyalahkan yang lebih kuat.. Oya, ada statement yang cukup menggelitik.. Apakah dengan membawa pacul, dan arit untuk kesawah, sangat menjamin tidak terjadi tindakan anarkis? Bagaimana jika marinir tersebut diam saja, mengibarkan bendera putih namun kemudian dibantai oleh mereka-mereka yang membawa pacul dan arit? Akankah ada yang membela selain korps mereka? Anda sebagai lsm mau membela marinir yang akan terbantai??? mereka juga manusia, mempunyai keluarga yang hidup "mpot-mpotan" karena gaji yang rendah.. mempunyai tanggungan anak dan segala macam... Apakah akan ada yang membela, minimal membantu keluarga yang akan ditinggalkan? Palingan juga hanya pemerintah yang memberikan santunan, tapi adakah lsm yang membela mereka??? Sejarah yang saya tau, ga pernah ada. so,berpikir realistis sajalah.. sudah banyak dan sering terjadi koq, jika massa berkumpul.. apapun tujuannya tapi tau2 ada trigger kecil aja.. misalnya lemparan botol ntah darimana tapi ngarah ke kerumunan... bisa rusuh meskipun udah berkoar-koar ga akan rusuh. Apalagi membawa peralatan yang tajam... huaaa.... saya dulu sangat anti yang namanya tentara, terlebih telibat juga dalam aksi mahasiswa 98-99 yang menyebabkan bentrokan mahasiswa vs aparat. namun, jika kita mendekati mereka secara personal, terakhir saya ikut aksi mahasiswa di dephan dan saya ngobrol2 secara langsung ama beberapa tentara, ternyata pikiran mereka juga sama dengan orang lain... "Gak tega sebenarnya kalo sampai bentrok ama teman-teman mahasiswa, karena secara personal mereka juga mau perubahan dalam kehidupan mereka. Mereka juga ingin, mahasiswa membela mereka. Minimal, gaji merekalah agar dapat kehidupan yang layak". Hanya karena dalam rangka on duty, dan karena dalam keadaan berkumpul (massa), mereka kadang ga bisa ngendalikan diri. Dan itu pada akhirnya sedikit banyak merubah pandangan saya akan tentara dalam arti personal, bukan institusi. Bukan karena duit yang dikobarkan oleh oknum pejabat tentara, tapi karena kehidupan merekalah yang menyebabkan perubahan pandangan saya akan mereka. Jadi, cobalah sebelum berkoar mengutuk sana sini, pahami kehidupan mereka dulu. Pahami bagaimana mereka bertahan hidup. Pahami bagaimana mereka berani mati membela semboyan negara. Coba saja hitung diantara kita warga sipil... Siapa yang tanggal 17 Agustus masih memberikan hormat kepada bendera merah putih disamping upacara biasa??? Siapa??? Palingan tidur dirumah... Siapa yang pernah memberi hormat kepada bendera saat melihat bendera merah putih diturunkan dari tiang saat hari menjelang sore di kantor-kantor?? Siapaa lagi kalo bukan aparat tentara. Bahkan polisi saja sering tidak memberikan hormat bendera.. Masih respect saya pada beberapa tenaga satuan pengamanan (satpam) yang masih memberikan hormat bendera. ----- Original Message ----- From: Kalei Nitisara To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 31, 2007 3:09 PM Subject: Re: [mediacare] marinir tewaskan empat rakyat jelata untuk mas Hari Baktiantoro, Untuk diketahui masyarakat membawa clurit ke lahan karena mereka adalah petani yang memang harus membawa pacul, arit untuk mengolah lahan mereka. Lebih jelasnya lagi masyarakat cuma mempertahankan tanaman mereka yang akan dirusak oleh traktor TNI AL. Dan korban dari masyarakat adalah : 1. Mistin (seorang ibu) menggendong anaknya Khoirul (4 tahun) luka di dada keduanya meninggal, sang ibu meninggal di tempat Khoirul meninggal setelah di rawat sehari di rumah sakit 2. Dewi Khodijah sedang hamil 4 bulan meninggal dengan luka di kepala 3. Rohman bin Saumar meninggal 4. Bpk Sutam bin Saruyan meninggal apakah memang jika membela diri TNI AL juga dihalalkan membunuh perempuan dan anak-anak? BETAPA BIADABNYA. Kejadian saat itu sebenarnya hanyalah puncak dari sengketa tanah antara TNIAL dan masyarakat yang sudah berlangsung puluhan tahun tapi tetap cara-cara kekerasan dan pembunuhan bukan cara yang tepat di ambil untuk mengatasi permasalahan...... Permasalahan ini sedang diadvokasi oleh teman-teman LSM baik di jawa timur maupun nasional dan kami mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat Marinir AL. salam, Dwi Ayu RACA Institute Jl. Rasamala I No. 13 A Menteng Dalam, jakarta selatan P : 021-8356779 On 5/30/07, Hardi Baktiantoro <[EMAIL PROTECTED] > wrote: Kalau saya jadi marinir, terus didatangi ratusan orang yang banyak diantara mereka bersenjata CLURIT, tentu akan mengambil prosedur yang sama: tembakan peringatan dan bila tidak mempan baru tindakan penyelamatan diri, tembak si penyerang! Apa yang dilakukan Marinir sudah tepat. sangat disayangkan berita maupun komentarnya cenderung berat sebelah dan tidak obyektif. HB nggakpernahmimpijaditentara On May 30, 2007, at 5:43 PM, Budhiana Kartawijaya wrote: Sayang, marinir dilatih mahal-mahal tega-teganya membunuh rakyat. http://www.detik. com/indexberita/indexfr.php -------------------------------------------------------------------------- Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. Hardi Baktiantoro [EMAIL PROTECTED]