On Wed, 8 Mar 2000, Mark Rompies wrote:

>  > repot pihak sekolah (misal dalam hal penyediaan fasilitas dsb).
> 
> setuju 100%. Saya hanya menyinggung implementasinya aja yang kurang baik..

Terus terang saya kurang "paham secara detail" implementasi yang kurang
baik.. (dari jauh tidak turun ke lapangan jadi sulit
mendeteksinya...he..he jadi ingat kerjaan sebagai trouble shooter... bukan
trouble maker lho..).  

>  > Semangat yang tadinya berkobar-kobar itu menjadi hilang terbawa angin
>  > malam..he.he.he.
> 
> hmm..kesannya jadi salah mahasiswanya semata yah..padahal seperti yang Pak 
> Made bilang: di Jerman satu ruangan 200-an orang itu wajar, si dosen "tak 
> peduli" mahasiswanya mau mendengarkan .or. tidak

Lho kemarin saya sempat menyinggung

- Memang ada dosen yang "malas" memvariasi materi karena "alasan" atau
  "dijadikan alasan" adalah response mahasiswa.

- Memang response mahasiswa yang menjadikan mekanisme tersebut tidak
  berjalan

Jadi memang ada "dosen" yang malas memvariasi dan punya alasan yang
"tepat",  Ada juga dosen yang tadinya ingin memvariasi karena mendapatkan
sandunga respons mahasiswa akhirya jadi punya "alasan yang tepat".

Ada juga dosen yang cuwek dg response mahasiswa dan nekat memvariasi
materinya ...he.he.h (mungkin yang ini sedikit)

> staff2 "idealis" sekarang: hayo ngakuuu :)
> Namun meski demikian belum tentu benar semua persepsi mereka

Walaupun benar.. tapi mungkin belum feasible untuk diterapkan...8-)

He..he.e misal saya ngotot mau meLinuxisasi.. walau alasannya "bisa
diterima" tapi kondisi belum memungkinkan...(he.he. takutnya... MS jadi
memblacklist alumni Gunadarma..ha.ha.h.ahah.)

Jadi kadang "feasibiltas study" lah yang menentukan diterapkannya suatu
keputusan... bukan sekedar benar/salah saja

> rasanya langkah2 berikut tidak ekstrem, namun bisa dilakukan karena kondisi 
> sudah buruk:
> - maksimum tiga kali UM per mahasiswa
> - adakan semester pendek

Dua hal ini akan berkaitan dg masalah peraturan (terutama semester
pendek...8-(,.. kalau sampai peraturan.. bisa panjang ceritanya..)

> - tingkatkan kualitas ujian yang ada, mis dengan assignment seperti kata 
> Pak Made.

Saya lebih menyukai dan sangat mendukung yang ini.. (jadi UM akan menjadi
tidak begitu "valueable").  Yaitu

- Fokuskan pada assignment (misal diletakkan lebih dari 60%).

- Assignment itu tugas nyata yang bisa "dibanggakan" mahasiswa sehingga
  bisa membantu dalam usaha "mencari pengalaman kerja" (misal mengerjakan
  real project.. paling mudah ya Open Source Project).

IMW



* Gunadarma Mailing List -----------------------------------------------
* Archives     : http://milis-archives.gunadarma.ac.id
* Langganan    : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Berhenti     : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Administrator: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke