On Thu, 10 Jun 2004 [EMAIL PROTECTED] wrote: > IMW> kontrak itu salah. Selama kita tidak menganggap salah, ya sulit untuk > IMW> diubah. Ini aja dulu 8-) > > Masalahnya bukan anggapan salah atau tidak salah, melihat kejadian yang sudah2 > begitu dan tidak sedikitkan? akibatnya adik2 kelasnya juga ikutan, toh
Seperti yang saya sebutkan kemungkinan alasan, mengapa GD tidak begitu mengejar-ngejar. > kakak kelasnya selesai disekolahin terus kabur nggak diapa-apain > hehehee.. seseorang bilang "peraturan dibuat untuk dilanggar" hehehee. Dengan pandangan seperti ini, pantas saja kalau sesuatu yg salah tetap akan dianggap salah. He he he. Artinya memang masyarakat kita (walau sudah di level pendidikan tinggi, sampai S2, dan S3), masih menganut pola DIGEBUK. Artinya bukan dari kesadaran pemenuhan kontak. Repotnya ketika GD akan mengencangkan ikatan kontrak ini, yang timbul SUARA SUMBANG. Repot khan ? > menurut saya sih "masih banyak yang mau ngajar di gunadarma" dibanding > dengan yang cabut dari gunadarma :-D ngapain juga susah2 memberikan > sanksi kepada satu/dua orang yang "nyeleneh". Masalahnya bukan yang mengajar atau tidak, tetapi di dalam penilaian akreditasi ada point berapa yg disekolahkan dan berapa yg sukses (jumlah staff yg pendidikannya bertambah). > IMW> Jadi kalau terlalu baik, bikin orang kurang ajar ? Yang salah yg kurang > IMW> ajar, atau yg terlalu baik nih..he.he.he.he > Kan sudah biasa dikasih hati, mintanya jantung sama ampela :p Yang salah tetap yang ngerogoh jantung plus ampela khan ? BUkan yg punya jantung dan ampela IMW * Gunadarma Mailing List ----------------------------------------------- * Archives : http://milis-archives.gunadarma.ac.id * Langganan : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED] * Berhenti : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED] * Administrator: [EMAIL PROTECTED]