Kalau orang2 dulu masuk di properti untuk capital-gain (low-risk) dari kenaikan 
harga tanah Pak, sewa paling juga untuk maintenance cost, kalau ada sisa di 
putar di BEJ :)


Ricky Wakiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:            v\:* 
{behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* 
{behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);}              
         Biasanya nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 – 5%. Kalo ruko atau 
kios di ITC bisa lebih gede, di atas 10%. 
   
  RW
   
      From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf 
Of Susah Sih
 Sent: 13 Juni 2008 0:49
 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
 Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
  
  
   
        Property di Indonesia yg diambil berdasarkan 
 Survei Harga Properti Residensial
 http://www.bi.go.id/web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Hasil+Survey/
 
 menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi
 karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui 
 laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan "real" dari investasi 
 properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini.
 http://www.globalpropertyguide.com/real-estate-house-prices/I
 
 Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak 
 terlalu baik.
 
 Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia.
 Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan 
 sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage 
 untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras 
 adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, 
 tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya.
 
 Hal lain yg dapat menguntungkan untuk properti yaitu dengan 
 menyewakan properti tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan 
 misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya 
 setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini:
 http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/Rental-Yields
 
 Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber-
 resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli 
 apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja.
 
 Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634)tapi disewa 
 hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 
 hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual 
 lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap 
 jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun 
 (belinya melalui reksadana gebyar jadi tidak kena pajak 20%).
 
 Janganlah membeli properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. 
 Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat 
 panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti 
 di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah 
 merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah 
 turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke 
 Selatan.
 
 Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota 
 Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan 
 tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025.
 
 Semoga membantu. 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Irawan Sudarman" 
 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 >
 > Para pengunjung warung OB yang setia,
 > 
 > Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
 > Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan 
 sehingga
 > inflasi yang semakin besar,
 > apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
 > sebaiknya tunggu dulu ?
 > 
 > Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau 
 sebaliknya malah
 > turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?
 > 
 > Mohon masukannya.
 > 
 > Terima kasih
 >
  
   
  
    



       
       

Kirim email ke