Ya intinya sih semua ada ilmunya, ga bisa sembarangn tubruk. 
Bener sekali kata Pak CC, ga semua property menguntungkan.
Jadi butuh info dan strategi yang tepat, soale kl ga di daerah perkembangan ya 
susah.
Pertumbuhanya dikit. 
Kl saya pribadi lg gerak di sektor: 1. Saham, 2. Bisnis (franchise), 3. gold, 4 
property.
2 dan 4 lg belajar, mana yg sukses mana yg gagal. Kita belajar dari keduanya.
 Kl mo murni hedging inflasi paling tepat ya di GOLD.
Kl pengen lebih ya ngejar yg growth. Gituu. 

--- Pada Sab, 14/6/08, Cleopatras Cat <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: Cleopatras Cat <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 14 Juni, 2008, 11:47 AM

harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] 
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios 
mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika 
Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. 
sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 
orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg 
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg 
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya:  kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor 
external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 
jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? 
orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang 
sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. 
tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan 
jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya 
jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya 
di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. 
maap ;-)

yg harus dipratiin jg.  misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya 
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau 
beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul 
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. & yg 
menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. 

contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) 

kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg 
memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. 

soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu 
flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga 
salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di 
plot buat setaon apa 3 taon. 

trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location 
strategisch.  contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada 
napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah 
memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin' . jadi misalnya saya invest di gudang 
dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik 
dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan bangunan di tempat gudang itu 
berdiri. nah kalo dijual lg namanya bukan jual beli. tapi perjanjian pengalihan 
hak atas tanah dan bangunan.

objects seperti contoh terahir biasanya terjadi buat kavling yg dimiliki oleh 
salah satu dari angkatan. kav itu di 'kerjasama' kan dengan pihak pengelola 
untuk di 'jual' tapi bukan dijual sepenuhnya. caranya ya pake PPHTB. legal kok. 

semoga bermanfaat buat yg pengen invest di property. selain di BUMI hehe

yg penting: jadi duit.

--- Kabu Nusi <[EMAIL PROTECTED] com> schrieb am Fr, 13.6.2008:

Ricky Wakiman <ricky.wakiman@ yahoo.co. id> wrote:Biasanya nyewain rumah 
dapetnya cuman sekitar 4 – 5%. Kalo ruko atau kios di ITC bisa lebih gede, di 
atas 10%.   RW   From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- [EMAIL 
PROTECTED] ps.com] On Behalf Of Susah Sih
Sent: 13 Juni 2008 0:49
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia  Property di 
Indonesia yg diambil berdasarkan 
 Survei Harga Properti Residensial
http://www.bi. go.id/web/ id/Riset+  Survey+Dan+ Publikasi/ Hasil+Survey/

 menunjukkan bahwa property juga tetap  tergerus inflasi
 karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui 
 laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan "real" dari investasi 
 properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini.
http://www.globalpr opertyguide. com/real- estate-house- prices/I

 Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak 
 terlalu baik.

 Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia.
 Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan 
 sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage 
 untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras 
 adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, 
 tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya.

 Hal lain yg dapat  menguntungkan untuk properti yaitu dengan 
 menyewakan properti  tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan 
 misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya 
 setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini:
http://www.globalpr opertyguide. com/Asia/ Indonesia/ Rental-Yields

 Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber-
 resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli 
 apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja.

 Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634) tapi disewa 
 hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 
 hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual 
 lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap 
 jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun 
 (belinya melalui reksadana gebyar  jadi tidak kena pajak 20%).

 Janganlah membeli  properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. 
 Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat 
 panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti 
 di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah 
 merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah 
 turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke 
 Selatan.

 Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota 
 Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan 
 tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025.

 Semoga membantu. 
 --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, "Irawan Sudarman" 
 <[EMAIL PROTECTED] .> wrote:
 >
 > Para pengunjung warung OB yang setia,
 > 
 > Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
  > Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang  akan dinaikkan 
 sehingga
 > inflasi yang semakin besar,
 > apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
 > sebaiknya tunggu dulu ?
 > 
 > Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau 
 sebaliknya malah
 > turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?
 > 
 > Mohon masukannya.
 > 
 > Terima kasih
 >

 Gesendet von Yahoo! Mail. 
 Dem pfiffigeren Posteingang.                 


      Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang 
juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/

Kirim email ke