Karena buruk muka, cermin dibelah. Suka ke mana-mana yang memperumpamakan
sesuatu dari penarikan kesimpulan yang tergesa2, dari premis-premis palsu.
Dalam ilmu logika, itu dibilang sesat nalar. Jadi, pemerhati semakin tahu
siapa yang sukanya ngotot.
-- 
Salam ARRAYARRA

Pada 7 September 2008 21:46, Odink <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   hehee kesimpulannya lctm bangkrut krn salah desain kincir, krn batas
> ambang yg digunakan bukan kecepatan angin maximum.. tapi mean nya. dan
> itupun masi belum dikalikan dengan nilai faktor keamanan.
>
> On 09/07/2008 9:30 PM, XXX wrote:
> > Well....again..menurut saya kebangkrutan itu belum tentu disebabkan
> karena
> > kesalahan statistic. Statistic itu benar karena berdasarkan data actual
> > historical. Statistik itu TIDAK STATIS..tapi DINAMIS. Menurut saya salah
> > besar jika ada orang yg mengartikan "STATISTIK" = STATIS.
> > Ahli statistik yg benar-benar ahli, tidak pernah mengatakan suatu 'Nilai'
> > statistik itu adalah absolut, tetapi lebih cenderung mengatakan 'Nilai"
> > statistik itu "RELATIVE".
> > Dalam FA pun demikian. Seorang Analis fundamental yg "BENAR-BENAR" ahli
> > statistik, tidak pernah memberikan target harga / valuasi saham itu
> > "ABSOLUT" satu nilai saja,..melainkan dalam suatu "RANGE" harga
> (Jangkauan /
> > Sebaran). Ini dikarenakan suatu valuasi saham harus memperhitungkan
> > scenario-2 yg mungkin timbul, memperhitungkan probabilitasnya dll.
> > Hanya saja, terkadang ini membingungkan orang awam pada umumnya, sehingga
> > pada umumnya pada laporan report analyst, disederhanakan dengan hanya
> > disajikan SATU NILAI saja.
> >
> > Kebangkrutan LCTM saya percaya juga bukan karena kesalahan membaca
> > statistik. Terlalu cepat/dini jika anda menyimpulkan hal demikian. Banyak
> > faktor-2 lain yg mempengaruhi kenapa perusahaan itu bisa merugi. Bisa
> jadi
> > karena faktor politis, faktor risk management, fraud dalam tubuh
> perusahaan,
> > dll. Itu perlu analisa lebih lanjut.
> >
>
> 
>

Kirim email ke