Yah, begitulah kondisi yang terjadi di lapangan, dan ternyata memang 
reformasi birokrasi ini masih setengah hati……artinya berdirinya KPPN 
Percontohan dengan rekrutmen pegawai yang punya integritas tinggi hanya 
diharapkan untuk membuktikan ada perubahan “sementara” di birokrasi pencairan 
dana di KPPN, agar bisa dilihat oleh pihak luar, toh setelah berjalan beberapa 
hari budaya korup, pun kembali muncul. Sungguh sangat memprihatinkan.Bahkan 
ketika ada seorang teman dari kppn percontohan bertanya tentang remunerasi 
pegawai kppn percontohan kepada rekan di pusat yang lebih mengetahui arah 
kebijakan kppn percontohan, justru mendapat jawaban ….”Lhoh kan kalian para 
pegawai pilihan, berintegritas tinggi,,, ya kerja yang bagus donk, masa’ cuman 
remunerasinya doang yang ditanyakan, lalu apa motivasi kalian ingin masuk kppn 
percontohan? Ingin berubah atau ingin gaji gede?’ Lhoh ya nonsen kalo pekerjaan 
yang seharusnya dikerjakan orang tiga hanya dikerjaan dengan
 satu orang sementara gaji sama, bahkan beberapa konfirmasi pun mendapat 
jawaban yang cukup mengejutkan: “ Lha pusat dulu donk yang remunerasinya 
tinggi,,,,masa’ daerah duluan………..glek. 
  Mungkin mereka pada lupa kali bahwa salah satu senjata yang dipakai untuk 
mengajukan kenaikan tunjangan di Depkeu pada DPR adalah “katanya” akan adanya 
“reformasi birokrasi” di Depkeu……….
   
  Salut aja…siap-siaplah berangkat ke medan perang untuk korban KPPN 
Percontohan tahap III
  

SETYO UTOMO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                 Di saat 
kita sedang gencar2nya melakukan Reformasi birokrasi...di saat kita mencoba 
untuk berbenah memperbaiki image KPPN yang buruk.....di saat kita sudah 
meresmikan berdirinya KPPN Percontohan yang Nota Bene bermotokan : "Pelayanan 
Prima bebas KKN".......Ternyata:
     Ada Oknum Pejabat di KPPN Percontohan yang bermain api di belakang 
layar....sungguh betul2 memprihatinkan...
   saya heran kenapa Pejabat seperti itu bisa lulus Tes Integritas.....saya 
juga nggak tahu apa motivasinya : Apa karena tuntutan Ekonomi atau Tuntutan 
Upeti....
     Kalau bermotif Ekonomi berarti mentalnya memang sudah mental "Korup" 
   Kalau bermotif Upeti..kenapa Dia tidak berani berkata "tidak"....Moto : ABS 
masih tertanam kuat pada dirinya.
     Saya tidak mau kembali ke belakang dan mempertanyakan Keevalidan Tes 
Integritas...Saya hanya mengharapkan mudah-mudahan pejabat tersebut  membaca 
tulisan ini dan segera menyadari kekeliruannya...
    
   Salam Reformasi...
   
        
 ---------------------------------
 Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
     
                               

       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke